Gerakan Menuju Smart City, Kolaborasi Bangun Infrastruktur TIK Layanan Publik


Jakarta, reportasenews.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika mengajak pemerintah daerah, perusahaan swasta dan organisasi nirlaba untuk berpartisipasi dalam Gerakan Menuju Smart City.
Kerjasama itu akan diwujudkan sebagai Public Private Partnership dengan kemitraan jangka panjang untuk melaksanakan pelayanan publik dan pembangunan infrastruktur.

“Kami mendorong keterjalinan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan swasta dari berbagai bidang usaha dan juga berbagai komunitas dalam masyarakat untuk berperan aktif mensukseskan program kota cerdas ini,” ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel Abrijani Pangerapan dalam Sosialisasi Program Gerakan Menuju 100 Smart City 2018 di Ruang Serbaguna Kantor Kementerian Kominfo.

Secara khusus, Dirjen Aptika menjelaskan upaya mendorong inovasi dan pemanfaatan teknologi informasi di pemerintah kabupaten dan kota di seluruh Indonesia tidak hanya bisa hanya bergantung kepada pemerintah.

“Jadi bukan hanya pemerintah yang membangun, namun pemerintah juga mengajak swasta dalam konsep APBD tadi supaya makin cepat pengembangannya menuju smartcity,” paparnya.

Gerakan Menuju Smart City, menurut Dirjen Aptika, melibatkan Kementerian Kominfo, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PUPR, Kementerian PAN & RB, Bappenas serta Kantor Staf Presiden.

“Gagasan Smart City tidak hanya berkaitan dengan pemanfaatan teknologi informasi dan digitalisasi, namun lebih jauh Smart City merupakan konsep utuh bagaimana pemerintah daerah dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dan pengelolaan sumber daya secara lebih baik,” jelas Semuel Abrijani Pangerapan.

Pemerintah menargetkan pada tahun 2018, sebanyak 100 kabupaten/kota di Indonesia sudah mengimplementasikan konsep Smart City. Pada tahun pertama pelaksanakan Gerakan Menuju Smart City, terpilih 25 kabupaten/kota untuk ikut serta dalam gerakan ini.

Kabupaten/kota yang terpilih akan dibantu dalam pembuatan masterplan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerahnya masing-masing. Program ini akan berlanjut 2 tahun kedepan sehingga akan tercapai 100 kabupaten/kota yang siap menjadi Smart City di tahun 2019.

“Melalui program ini, kami ingin mendorong 100 kota dan kabupaten agar mampu memanfaatkan teknologi dalam memajukan daerahnya,” tutur Semuel.

Lebih lanjut, Dirjen Semuel menyampaikan beberapa hasil yang telah diimplementasikan di tahun pertama Gerakan Menuju Smart City antara lain Program Lengko (Layanan Elektronik Kesehatan Online) yang diterapkan Pemkot Cirebon, Jawa Barat untuk membantu masyarakat mengecek ketersediaan kamar di rumah sakit. Layanan itu telah diterapkan di RSUD Gunung Jati sebagai proyek percontohan dan ke depannya akan diterapkan juga di rumah sakit lainnya di Kota Cirebon.

Selain itu juga, terdapat aplikasi SIGAP (Sidoarjo Tanggap) yang diluncurkan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Aplikasi itu membantu masyarakat dalam melaporkan dan mengetahui bencana yang terjadi di wilayahnya. Aplikasi SIGAP terintegrasi dengan pusat data milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo untuk membantu penanganan secara lebih cepat dan tepat.

Sebagai penutup sambutannya, Semuel mengajak semua pihak untuk meningkatkan penggunan TIK sebagai alat trnasformasi sosial. “Untuk bersama-sama melihat teknologi informasi sebagai alat transformasi dan sekaligus menjadi media yang dapat memangkukan kita agar lebih mudah beradaptasi dengan proses transformasi tersebut,” pungkasnya.

Sumber:
http://reportasenews.com/gerakan-menuju-smart-city-kolaborasi-bangun-infrastruktur-tik-layanan-publik/

Posting Komentar

0 Komentar