Bangkitnya Smartivist untuk Kepedulian Perkembangan Kota


Bernas.id - Smart city yang sedang marak diterapkan saat ini dengan menerapkan berbagai pendekatan dan teknologi untuk mendukung kehidupan kota yang lebih baik, seringkali melupakan faktor utama, yaitu penduduknya sendiri.

Penduduk atau citizen yang seyogyanya adalah target dari smart city juga harus mendapatkan perhatian khusus. Penduduk harus dibantu, ditingkatkan kemampuannya untuk bisa menyesuaikan dan menggunakan berbagai solusi smart city yang diterapkan.

Sebagai contoh, implementasi smart city dengan menggunakan berbagai aplikasi di smartphone. Tentu harus melakukan edukasi agar penduduk bisa mudah menggunakan aplikasi, melaporkan dan menggunakan aplikasi, barulah hasilnya bisa dirasakan bersama. Memang teknologi memudahkan banyak orang untuk melakukan banyak hal, tapi kita juga harus menyadari adanya jurang pemisah yang ada. Tidak semua orang nyaman menggunakan aplikasi yang dipasang di smartphone, bahkan masih ada yang lebih nyaman menggunakan SMS. 

Oleh karena itu, sangat penting dilakukan terus menerus edukasi, sosialisasi dan pendekatan ke penduduk, sehingga mereka semakin mampu dan merasakan berbagai implementasi smart city di sekitar mereka. 

Mungkin di sebagian kota besar Indonesia, kita telah melihat tren itu muncul. Penduduk tidak menjadi aneh lagi dengan istilah taksi online. Penduduk mulai terbiasa melihat kondisi jalur trafik dengan menggunakan Google Maps dan Waze. Semakin banyak perusahaan, instansi berlomba menyediakan berbagai kemudahan melalui aplikasi yang dipasang di smartphone mereka.  Tapi kita sadar juga, ada generasi yang masih nyaman dengan menggunakan pendekatan lama. Mereka masih nyaman datang ke kantor pelayanan, bertemu muka, menyampaikan keluhan mereka, dan mungkin paling jauh hanya bisa mengirimkan SMS. 

Di sinilah peran banyak pihak diharapkan. Melakukan edukasi dan sosialisasi terus menerus meningkatkan kemampuan penduduk di kota untuk semakin baik menggunakan berbagai teknologi yang disediakan. Hal ini bisa dilakukan oleh tingkat paling rendah, mulai dari sekolah, kampus, hingga instansi terkait. Tapi justru lebih diharapkan peran komunitas. Komunitas ini bisa tumbuh, bila pemerintah kota juga memberikan kesempatan dan fasilitas.

Di beberapa kota tertentu, implementasi smart city sangat beragam, tergantung kebutuhannya. Oleh karena itu juga, edukasi dan sosialisasi yang dilakukan juga mungkin beragam. Kita harus bisa menciptakan komunitas yang peduli untuk perkembangan kota. Dan penduduk yang peduli, belajar dan mengembangkan diri untuk mendukung ini akan disebut dengan smartivist (aktifis smart city). 

Smartivist bisa dibangun mulai dari sekolah yang menyediakan akses Internet. Dengan akses Internet, mereka bisa belajar banyak hal. Kampus yang peduli dengan lingkungan memikirkan dan mendiskusikan berbagai solusi untuk kota mereka, dan semua disampaikan ke pemerintah kota. Perusahaan yang memiliki kepedulian dan dampak terhadap lingkungan juga bisa melakukannya, melibatkan masyarakat sekitar.

Dengan semakin banyaknya smartivist, maka implementasi smart city akan semakin berhasil. Dan semua ini menjadi tugas kita bersama. Kami sendiri melakukan banyak edukasi dan sosialisasi terkait teknologi smart city, dan targetnya bisa sangat beragam. Mulai dari anak sekolah, mahasiswa, karyawan, pengusaha umkm dan beragam segmen penduduk yang memiliki ketertarikan untuk berkontribusi. Inilah komunitas smartivist yang harus kita bangun. Dalam smarticyindo.com, kami tempatkan semua solusi dan edukasi yang kami lakukan. 

Mari bersama terlibat aktif membangun smart city di kota Anda dengan menjadi smartivist. 

Sumber:
https://www.bernas.id/58256-bangkitnya-smartivist-untuk-kepedulian-perkembangan-kota.html

Posting Komentar

0 Komentar