Data, kunci kekuatan ekonomi digital Indonesia



Sebagai negara besar dengan sumber daya manusia (SDM) yang begitu banyak, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menargetkan Indonesia menjadi kekuatan ekonomi digital di ASEAN pada 2020 mendatang dengan proyeksi nilai transaksi e-commerce mencapai USD130 juta.

Hal ini diungkapkan oleh Yanuar Nugroho selaku Deputi II Kepala Staf Kepresidenan pada hari kedua acara Future Force Fair 2018 hari ini (18/01/2018) di Gedung Krida Bhakti Sekretariat Negara, Jakarta Pusat.

Yanuar mengungkapkan bahwa pada masa mendatang pemerintah akan mengolah semua data transaksi dari e-commerce sehingga kebiasaan masyarakat bisa diketahui dan dijadikan dasar pengambilan keputusan untuk menguntungkan masyarakat.

"Untuk mencapai target tersebut, kami mencoba mengolah setiap transaksi online menjadi data yang informatif. Oleh karena itu, negara akan membutuhkan banyak ahli dalam teknologi data ini," ungkap Yanuar.

Menurutnya, data dan interaksi masyarakat akan menjadi kunci penting untuk menjawab tantangan digitalisasi di lingkungan pemerintahan. Ia mengambil contoh sistem pemerintahan yang diterapkan di Surabaya oleh walikota Tri Rismaharini.

Berkat diterapkannya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) oleh Pemerintah Kota Surabaya, anggaran atau pengeluaran di lingkup pemerintahan dapat dikurangi dengan efektif untuk kemudian dialihkan ke hal lain.

Yanuar berharap kesuksesan Pemerintah Kota Surabaya dalam mengolah data untuk langkah penghematan dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain. "Kebaikan itu bisa menular, lho. Melihat kesuksesan Surabaya saat ini, apa nggak iri kota-kota lain di sekitarnya? Semua pasti juga mau seperti Surabaya, tentu ini hal yang baik," ujarnya.

Dengan mengolah data dan menerapkan TIK, Ibu Risma berhasil melakukan penghematan alat tulis kantor pemerintah Surabaya hingga Rp58 miliar pada periode 2012-2015. Penghematan dana tersebut kemudian dialihkan Ibu Risma ke bidang lain, di antaranya pembuatan jalan protokol sepanjang 32 kilometer dan pelebaran jalan hingga 2.000 kilometer.

Di akhir sesi yang ia bawakan, Yanuar juga menegaskan bahwa penerapan Smart City bukan hanya soal penggunaan teknologi. Tetapi, bagaimana teknologi itu dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat.

"Penerapan Smart City bukan hanya soal penerapan teknologi atau software, tetapi bagaimana teknologi tersebut dapat membantu pemerintah mendekatkan diri dengan masyarakat," tegasnya.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya inovasi. Walaupun saat ini regulasi-regulasi untuk Smart City dan e-Goverment masih dirumuskan, ia meminta semua anak muda untuk jangan takut berinovasi.

"Selama itu baik dan tidak melanggar kepantasan publik, jalan saja! Asal tidak menyuap pejabat publik, tidak korupsi, tidak mencuri, ya maju saja tak usah takut. Kalau menunggu terus kita akan tertinggal," tutupnya.

Sumber:
https://beritagar.id/artikel/sains-tekno/data-akan-jadi-kunci-kekuatan-ekonomi-digital-indonesia

Posting Komentar

0 Komentar