Perjalanan Banjarmasin dan Banjarbaru Menuju Smart City


PROKAL.CO, Kota Banjarmasin dan Banjarbaru terpilih sebagai dua dari 100 smart city se-Indonesia. Diharapkan, melalui berbagai aplikasi handphone pintar, smart city dapat memudahkan masyarakat. Lalu bagaimana faktanya?

Smart city adalah sebutan untuk wilayah kota yang telah mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam tata kelola sehari-hari. Dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi, memperbaiki pelayanan publik dan meningkatkan kesejahteraan warga.  

Direncanakan dalam waktu tiga tahun sejak 2017, ada 100 kabupaten/kota di Indonesia yang memiliki masterplan smart city. Di mana pembuatannya didampingi oleh pembimbing yang ditunjuk Kementerian Komunikasi dan Informasi.

Pada 2017 ada 25 kabupaten/kota ditetapkan. Sementara, tahun ini 50 kabupaten/kota termasuk Kota Banjarmasin dan Banjarbaru di dalamnya. Rencananya, 2019 mendatang 25 daerah bakal diseleksi lagi secara ketat untuk menjadi smart city.

Simpelnya, smart city merupakan konsep kota cerdas yang dirancang untuk membantu berbagai hal kegiatan masyarakat. Terutama untuk memberikan kemudahan mengakses informasi.

Di Kota Banjarmasin, smart city sudah diluncurkan hampir 1 tahun. Tepatnya pada 28 Februari lalu. Mengusung konsep menarik. Seperti Go-Kelotok yang menyediakan pemesanan online untuk wisata susur sungai hingga aplikasi Si Palui yang memudahkan dalam pengurusan surat administrasi di kelurahan.

Ke depan, mendorong Smart City Pemko Banjarmasin akan membangun Co-Working Space atau Plaza Smart City. Tempat kerja yang bisa digunakan bersama. Pemko mempersiapkan lantai tiga bangunan Siring Menara Pandang.

Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Banjarmasin, Hermansyah menyebut, di tempat ini akan disediakan komputer, wifi, televisi, tempat rapat hingga wadah bermain.

Pemko juga memasang hotspot Wifi gratis di ruang publik. Ada 10 titik yang sudah terpasang. Diantaranya, kawasan Pemko Banjarmasin, Siring Pemko, Siring Menara Pandang, kawasan Taman 0 Km, Taman Kamboja, Kuliner Baiman, hingga Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Banua Anyar.

“Wifi gratis ini juga untuk mendorong masyarakat mengakses aplikasi smart city yang sudah diluncurkan,” kata Herman.

Seperti aplikasi Pelayanan Administrasi Kelurahan Terintegrasi (Si Palui) dan perizinan online. “Melalui smart city ini, warga didorong untuk melek teknologi. Meskipun yang datang langsung secara manual tetap dilayani,” ucapnya.

Saat diluncurkan awal tahun lalu, aplikasi Si Palui hanya menjangkau 26 kelurahan. Namun sekarang, sudah 52 kelurahan di 5 kecamatan.

Selain itu, ada program Luntang Lantung (Ulun Datang Langsung Tuntung) yang merupakan program layanan dalam pembuatan dokumen kependudukan, seperti Kartu Keluarga (KK) di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Banjarmasin.

Hal lain dari smart city adalah dipasangnya sejumlah kamera pengintai di beberapa titik, khususnya di tengah kota seperti RTH Kamboja, Taman Nol kilometer, dan Taman Bekantan. Kamera pengintai ini merekam kegiatan warga selama 24 jam melalui pusat komando. Yakni Banjarmasin Command Center (BCC).

Lalu, sudah kah beberapa aplikasi ini dirasakan warga manfaatnya? Yuni Rahman, warga Jalan Bali Banjarmasin mengaku, sangat terbantu dengan adanya aplikasi-aplikasi yang tersedia, salah satunya Si Palui. “Hanya kurang promosi,” ujar Yuni.

Hal senada dituturkan Milawati, beberapa aplikasi smart city memang sangat membantu warga seperti dirinya yang tak punya waktu banyak dalam mengurus administrasi di pemerintahan.

“Sudah saatnya di era sekarang mengembangkan teknologi demikian, sayangnya promosi kurang gencar di lakukan,” imbuhnya.

Sumber:
http://kalsel.prokal.co/read/news/19292-perjalanan-banjarmasin-dan-banjarbaru-menuju-smart-city.html

Posting Komentar

0 Komentar