Tren IoT, Bagaimana Indonesia Harus Memposisikan Diri?

Tren IoT, Bagaimana Indonesia Harus Memposisikan Diri?

Kategori Sorotan Media | Nur Islami
Menkominfo Rudiantara (kedua kanan) dan Direktur Digital & Strategic Portfolio PT Telkom David Bangun (tengah) dalam acara Hackhaton RiOT 2017 di Bandung Digital Valley, akhir pekan lalu.


TREN industri teknologi mulai memasuki era keterhubungan antar perangkat atau Internet of Things (IoT), tak terkecuali di Indonesia. IoT diprediksi akan mulai menjadi tren di Indonesia pada akhir tahun ini.
Dengan potensi pasar terbesar di Asia Tenggara, tak heran jika semakin banyak pemain IoT dari luar yang mengincar pasar Indonesia. Seperti diketahui, dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa, jumlah pengguna seluler di Indonesia sudah melampaui 300 juta.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, mengaku berharap, dengan kondisi tersebut Indonesia bukan hanya menjadi pasar IoT. Menurut dia, Indonesia harus menjadi pemain terbesar IoT di kawasan Asia Tenggara.
Pada Helatan Hackathon Republic of Internet of Things (RIoT) 2017 di Bandung Digital Valley, Jl Gegerkalong Hilir, akhir pekan lalu, ia mengatakan, bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM)) Indonesia sangat mumpuni untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain terbesar IoT. Langkah awal, tentu saja dimulai dengan membangun solusi digital bagi kebutuhan dalam negeri.
"Kebutuhan solusi digital IoT yang paling mendesak adalah di bidang kesehatan dan pendidikan. Kedua bidang itu yang sedang menjadi fokus utama pemerintah saat ini," katanya.
Inovasi
Oleh karena itu, ia menilai, sebaiknya penggiat IoT fokus membuat solusi di bidang pendidikan dan kesehatan. Kegiatan besar sekelas Hackathon Republic of Internet of Things (RIoT) 2017 pun menurut dia harus difokuskan pada penyembangan solusi digital kedua bidang tersebut.
"Indonesia membutuhkan banyak inovasi baru dalam penerapam IoT, khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan. Inovasi itu bisa dalam bentuk produk baru atau pengembangan produk lama," ujar Rudiantara.
Ia mengaku berharap, kebutuhan tersebut bisa dipenuhi secara mandiri, oleh para penggiat IoT dalam negeri. Seperti diketahui, saat ini penggiat IoT dalam negeri tumbuh semakin subur, seiring dengan meningkatnya kebutuhan solusi digital.
"King of Digital"
Director of Digital and Strategic Portofolio PT Telkom Indonesia, David Bangun, mengatakan, bukan hanya di bidang IoT, Indonesia harus menjadi king of digital di kawasan Asia Pasifik. Itulah, menurut dia, mengapa king of digital Asia Pasifik menjadi visi Telkom saat ini.
"Sejak tiga empat tahun lalu kami sadar harus transformasi ke digital, menjadi perusahaan digital telco. Sebab, enam perusahaan terkaya itu adalah perusahaan digital dan jika tidak bergerak ke digital, akan kena inovasi disrupt," katanya.
Hackathon yang disokong Indigo.id, menurut dia, menjadi salah satu strategi Telkom untuk mengarah ke sana. Melalui Hackathon dan Indigo.id, Telkom ingin menciptakan ekosistem, terutama dari sisi komunitas.
"Ini akan membangun tatanan industri digital yang kuat, yang terdiri dari network, device, dan application. IoT juga bagian dari digital business, selain e-commerce, fintech, dan banyak lagi," katanya.
Dengan simboisis mutualisme yang terbangun melalui sebuah ekosistem, menurut dia, target Indonesia untuk menjadi pemain terbesar IoT di Asia Tenggara akan tercapai. Bahkan, Indonesia bisa menjadi king of digital Asia Pasifik.***
Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2017/08/28/tren-iot-bagaimana-indonesia-harus-memposisikan-diri-408203

Posting Komentar

0 Komentar