Kemenperin Gandeng Pemda dan Industri Ciptakan SDM Kompeten

Sekjen Kemenperin, Haris Munandar
Jakarta - Kementerian Perindustrian terus menggandeng pemerintah daerah dan sektor indusri untuk terlibat aktif dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.

Kolaborasi antara pemangku kepentingan terkait ini diyakini akan mengakselerasi sasaran program prioritas pemerintah tersebut.

"Memang kita harus segera melangkah lebih cepat lagi dalam rangka penyiapan SDM kompeten, sesuai program prioritas Bapak Presiden Joko Widodo. Setelah gencar pembangunan infrastruktur, dilanjutkan dengan pengembangan SDM," kata Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar di Jakarta, Minggu (28/4).

Haris menyampaikan, beberapa waktu lalu, Kemenperin dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mengumpulkan sejumlah pemimpin perusahaan manufaktur di Makassar. Upaya strategis ini sebagai tindak lanjut dari peluncuran program pendidikan vokasi industri wilayah Sulawesi pada awal Januari tahun 2019.

"Program ini memang tidak hanya dijalankan oleh pemerintah pusat saja, tetapi juga melibatkan pemerintah daerah dan utamanya adalah pelaku industri itu sendiri. Tindak lanjut ini salah satunya untuk menyusun kurikulum dan langkah lainnya yang akan perlu dilakukan," paparnya.

Sekjen Kemenperin menambahkan, pihaknya juga telah memfasilitasi pembangunan politeknik dan akademi komunitas di beberapa kawasan industri termasuk wilayah Indonesia timur. Misalnya, Politeknik Industri Logam di Morowali, Sulawesi Tengah dan Akademi Komunitas Industri Manufaktur di Bantaeng, Sulawesi Selatan.

"Kami meyakini keberadaan politeknik atau akademi komunitas tersebut, dapat memudahkan untuk menyuplai kebutuhan tenaga kerja industri yang kompeten," tuturnya.

Di samping itu, tambah Haris, keberadaan politeknik juga dinilai mampu memacu produktivitas dan meningkatkan daya saing industri di kawasan tersebut.

Efek berantainya pun bakal menggenjot perekonomian daerah setempat dan nasional. Contohnya, di kawasan industri Morowali, nilai investasi sudah menembus USD5 miliar, ekspornya mencapai USD4 miliar, dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 30 ribu orang hingga tahun 2018.

Haris mengemukakan, dalam menjalankan pendidikan vokasi industri di politeknik dan akademi komunitas, Kemenperin telah menjalin kerja sama dengan Swiss untuk pengembangan program Skill For Competitiveness (S4C).

"Kami menggunakan konsep pembelajaran secara dual system, yakni 30 persen teori dan 70 persen praktik," jelasnya.

Kemudian, seiring bergulirnya era digitalisasi, Kemenperin sedang membangun Pusat Inovasi dan Pengembangan SDM Industri 4.0 di Jakarta.

"Dengan luas lahan 1,3 hektare di Permata Hijau, kami akan bangun seperti Digital Capability Center di Singapura. Kami juga melakukan kerja sama dengan McKinsey," imbuhnya.

Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mengatakan, pihaknya ingin terus bersinergi dengan pemerintah pusat dan pelaku industri dalam upaya mendongkrak pertumbuhan ekonomi di wilayahnya. Salah satu langkah strategisnya adalah menyiapkan SDM industri terampil.

"Kita harus merubah pola yang selama ini hanya menunggu kedatangan investor. Maka saat ini, kita harus menjemputnya. Kalau perlu para investor tidak perlu datang beraudiensi di kantor kepala daerah, tetapi kepala daerah yang harus mendatangi para investor di kantornya. Sekarang modelnya seperti itu," terangnya.

Lebih lanjut, menurut Nurdin, dirinya sudah sejak lama melakukan kerja sama dan menjalin komunikasi dengan Kemenperin, terutama ketika masih menjabat sebagai Bupati Bantaeng.

"Kehadiran Kemenperin tepat waktu, karena saat itu kami sedang mendorong perkembangan industri di Bantaeng. Memang kunci suksesnya adalah penyiapan SDM kompeten," pungkasnya.

sumber : https://www.industry.co.id/read/50777/kemenperin-gandeng-pemda-dan-industri-ciptakan-sdm-kompeten

Posting Komentar

0 Komentar