Covid-19 Jadi Momentum untuk Pacu Transformasi Digital

Masyarakat di Sumatra Bagian Selatan memanfaatkan perangkat dan teknologi komunikasi untuk bekerja dari rumah. - Bisnis/Dinda Wulandari

Covid-19 telah membuat Indonesia bergerak lebih cepat dalam transformasi digital. Transformasi digital sendiri akan dicapai ketika beberapa tahap sebelumnya telah dilalui, yaitu tahap digitasi dan tahap digitalisasi. Tahap digitasi adalah tahapan ketika kita mulai melakukan konversi data yang semula masih berupa fisik menjadi data digital. Tahap ini sudah dilalui oleh Indonesia dan saat ini kita berada dalam tahap digitalisasi.

Sebelum wabah Covid-19, Indonesia sudah mulai memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses bisnis untuk mendapatkan keuntungan dari konten yang telah terdigitasi. Salah satu aplikasinya adalah sistem pelayanan publik berbasis daring seperti pembuatan paspor, pembayaran pajak kendaraan bermotor, atau perizinan berusaha dalam Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Pada saat Covid-19, proses digitalisasi harus dipercepat karena adanya pembatasan interaksi. Aktivitas seperti pembelajaran jarak jauh yang sebenarnya sudah menjadi target dalam beberapa tahun ke depan, harus diimplementasi sekarang. Artinya, Indonesia mengalami lompatan untuk mempercepat proses menuju transformasi digital.

Transformasi digital merupakan tahapan paripurna yang akan ditempuh agar terjadi transformasi bisnis secara keseluruhan dan memberikan peningkatan kemampuan yang signifikan. Transformasi digital dicirikan adanya pemanfaatan teknologi terkini seperti kecerdasan buatan dan big data.

Contoh implementasi transformasi digital adalah pemanfaatan kecerdasan buatan untuk percepatan perizinan. Proses analisis perizinan yang semula dilakukan oleh aparatur sipil negara (ASN) akan dibantu dengan kecerdasan buatan selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu serta tidak terbatas pada jumlah sumber daya manusia. Alhasil, proses perizinan tidak akan mengalami bottleneck di sisi analisis.

Penggunaan big data untuk pengambilan keputusan juga menjadi contoh lainnya. Dengan tersedianya data yang dihasilkan oleh masyarakat melalui platform digital, dapat diketahui tren model baju koko yang diminati dan di mana saja barang banyak dibeli. Data ini akan sangat berguna bagi UMKM.

Akan lebih mudah bagi kita melihat ekosistem digital dalam sebuah kumpulan lapisan yang dinamakan blok bangunan TIK yang terdiri atas lapisan horisontal dan vertikal. Lapisan horisontal meliputi infrastruktur, aplikasi dan platform, serta konten. Adapun lapisan vertikal berupa keamanan, regulasi dan kebijakan, serta sumber daya manusia (digital talent).

Baik lapisan horisontal maupun vertikal harus diusahakan secara serentak agar Indonesia bisa melakukan transformasi digital. Mengenai lapisan infrastruktur, ini merupakan lapisan paling dasar yang menjadi prasyarat agar digitalisasi nasional dapat terjadi. Pembangunan infrastruktur TIK di Indonesia saat ini bergantung pada dunia usaha.

Itulah mengapa di Indonesia masih terdapat beberapa wilayah yang tidak tercakup oleh jaringan pita lebar. Saat ini tercatat sebanyak 12.548 desa/kelurahan yang belum dapat menikmati akses internet pita lebar.

Adapun lapisan aplikasi dan platform mempunyai potensi paling besar agar Indonesia bisa menjadi tuan rumah dalam TIK. Lapisan ini juga akan mendorong peningkatan lapangan kerja digital dan sekaligus menjadi sumber pertumbuhan baru melalui ekonomi digital.

Aplikasi dan platform digital seperti Gojek, Tokopedia dan sebagainya telah menjadi sumber ekonomi baru. Namun terdapat potensi sumber ekonomi baru lainnya melalui pemanfaatan teknologi terkini seperti internet of things (IoT), big data, atau kecerdasan buatan.
Pemerintah saat ini bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mengembangkan ekosistem teknologi ini melalui berbagai cara, antara lain memperbanyak solusi lokal dan kekhususan melalui kegiatan IoT Makers Creation.

Selanjutnya adalah lapisan konten yang berperan penting, utamanya bagi pemerintah agar bisa terus memperbaiki kinerjanya. Implementasinya dapat berupa komunikasi dua arah dengan pemanfaatan media sosial dan big data untuk mendapat informasi yang benar mengenai masalah atau masukan masyarakat. Proses ini tentunya dapat memisahkan dan meminimalkan hoax.

Adapun lapisan keamanan menjadi kunci agar potensi digitalisasi dapat dimanfaatkan secara maksimal dan risiko negatifnya dapat dimitigasi dengan baik. Disusul lapisan regulasi yang sedang diusahakan melalui omnibus law dalam RUU Cipta Lapangan Kerja.

Terakhir adalah lapisan SDM digital. Diperlukan penyesuaian kompetensi agar Indonesia memiliki SDM yang unggul dan kompetitif. Lapisan ini membutuhkan peran dari universitas, termasuk Kementerian Pendidikan dan dunia usaha.

Dari blok bangunan TIK di atas, dibutuhkan kolaborasi yang masif dan serentak untuk membangun setiap lapisan agar transformasi digital dapat terwujud untuk menuju Indonesia Maju.

sumber: https://teknologi.bisnis.com/read/20200704/101/1261577/covid-19-jadi-momentum-untuk-pacu-transformasi-digital



Ayo Ikuti Event Online Bersama APTIKNAS. silahkan Cek di Eventcerdas.com

WhatsApp%2BImage%2B2020-06-30%2Bat%2B12.08.48

Posting Komentar

0 Komentar