Membuat Data Center Smart City yang efektif dan efisien

Dalam beberapa kesempatan, saya berdiskusi dengan beberapa perusahaan yang mencoba membangun pusat data (data center). Di antara mereka sebenarnya juga ada yang telah memiliki ruang server yang cukup memadai. Dan tetap saja mereka merasa, bahwa yang mereka miliki bukanlah data center. Dalam pandangan mereka, data center adalah tempat yang sangat kompleks dengan infrastruktur fasilitas data center yang juga rumit.
Sejujurnya, dalam pandangan kami, kami tetap berusaha memberikan solusi dan pendekatan bahwa data center itu bisa efektif dan efisien. Oleh karena itu, selalu pertanyaan dasarnya adalah seberapa besar kita kapasitas data center yang kita akan bangun, miliki dan operasional. Mengapa ketiga hal ini penting, karena banyak yang bisa membangun, tetapi tidak mampu menjalankan operasional data centernya, dan kemudian akhirnya beralih atau menganggap gagal.
Pertama, pastikan kapasitas data center yang akan kita bangun. Tentunya ini akan sangat berhubungan dengan target bisnis yang akan didukung oleh data center itu. Data center yang hanya akan mengoperasionalkan hingga 24 server, maka dapat ditampung dalam 2 rak dan tidak memerlukan kapasitas yang berlebihan. Jadi pastikan kebutuhan bisnisnya. Apabila kita akan menggunakan blade server, berapa banyak server yang akan direncanakan, buatlah perencanaan minimal 5 tahun, sehingga investasi data center dapat dihitung dengan cermat.
Kedua, setelah mendapatkan kapasitas yang diinginkan, barulah dipersiapkan rencana fasilitasnya. Contoh tadi dengan 24 server dalam 2 rak, dan diperlukan 1 rak lagi untuk rak komunikasi data, maka hanya ada 3 rak dalam ruangan. Ingatlah dimensi 1 rak adalah 1200cm x 60cm, berikan minimal ruang gerak 60cm - 80cm disekitar rak. Maka dengan 3 rak tadi minimal ruangan adalah 3200cm x 3800cm. Maka hanya diperlukan minimal 4 x 4 meter untuk menampung.
Ketiga, efisiensi ruangan juga harus mempertimbangkan daya pendingin ruangan yang akan digunakan. Untuk ruangan dibawah 10 x 10 meter, masih sangat mungkin menggunakan AC split apabila terpaksa. Mengapa saya sebut demikian? Karena memang sebaiknya untuk ruang server menggunakan AC Presisi dibandingkan AC Split. Tetapi harga AC Presisi sangat mahal dibandingkan dengan AC Split. Oleh karena itu, sebagian perusahaan masih menggunakan AC Split, mulai dari tipe kaset hingga standing. Dan ini masih dapat dimungkinkan sejauh kita dapat mengontrol kelembaban dalam ruang data center.
Keempat, gunakan virtualisasi. Dengan jumlah server yang banyak, tentu banyak daya listrik yang diperlukan dan daya panas yang akan dihasilkan.Oleh karena itu, banyak yang mengambil pendekatan virtualisasi untuk menekan jumlah server. Ingat jumlah server yang sedikit tentu akan menekan jumlah investasi fasilitas pendukung lainnya. Dalam beberapa perusahaan, telah menggunakan Blade Server untuk mendukung efisiensi jumlah server, digabungkan dengan virtualisasi.
Kelima, penggunaan cold aisle containment. Penempatan perangkat di dalam rak mempertimbangkan diperlukannya adanya udara dingin dari depan rak / perangkat, kemudian masuk ke dalam perangkat dan keluar melalui belakang perangkat. Keluarnya ini akan menjadikan bagian hot-aisle. Sedangkan sumber dingin semua dikonsolidasi di depan rak dan ditutup secara khusus, sehingga menjadi cold-aisle containment. Dengan cara ini, udara dingin akan fokus terserap masuk ke perangkat (di rak) dan kemudian keluar. Sehingga pendingin difokuskan masuk ke dalam cold-aisle containment, baik dengan menggunakan AC Presisi ataupun menggunakan AC Split. Dengan cara ini, maka kita akan sangat menghemat penggunaan daya listrik untuk pendingin.
Keempat, menggunakan udara dingin. Mungkin tidak valid untuk semua lokasi di Indonesia, tetapi ada beberapa bagian yang memang masih dingin, tentu tidak memerlukan daya pendingin yang tinggi untuk mencapai titik dingin yang diperlukan ruang server. Kita bisa menggunakan udara dan sirkulasi khusus untuk memasukkan udara dingin dan menarik udara panas keluar dari perangkat.
Kelima, apabila jumlah perangkat banyak, dan memerlukan UPS yang besar, maka pisahkan UPS dari ruang data center. Dalam beberapa perusahaan, untuk alasan praktis, UPS dengan kapasitas besar (20KVA keatas) digabungkan penempatannya di dalam ruangan. Padahal UPS ini yang paling banyak menyedot panas, maka akan sangat bijaksana bila kita memisahkan UPS dalam ruang sendiri, dan cukup menggunakan pendingin yang memadai (AC Split) untuk menjalankan pendingin ruang UPS.
Keenam, gunakan Environment Monitoring System. Kegunaan EMS adalah untuk memastikan semua fasilitas pendukung ruang server termonitor dengan baik. Mulai dari kontrol temperatur dan kelembaban, kebocoran air dari AC Presisi / AC Split, sumber daya yang aktif (PLN atau Genset / UPS), hingga kondisi pintu yang terbuka / tertutup. Dengan mengaktifkan EMS, maka semua fasilitas ruangserver dapat dimonitor dengan baik, dan kita akan mendapatkan alert melalui SMS atau Email apabila terjadi masalah. Dengan EMS juga kita akan mendapatkan data tren dari suhu, kelembaban, dll, sehingga penurunan kualitas perangkat dapat kita deteksi lebih awal.
Itu sebagian yang bisa kami share terkait ruang server / data center yang efisien dan efektif. Silahkan kontak kami:
askme@dayaciptamandiri.com
HP 08121057533
apabila perlu bantuan desain, restrukturisasi, optimalisasi ruang server / data center proyek smart city anda.
edited dari:
https://id.linkedin.com/pulse/membuat-data-center-yang-efektif-dan-efisien-fanky-christian

Posting Komentar

0 Komentar