Soroti Polemik Hi-Tech Mall Surabaya, APTIKNAS Jatim Siap Berkontribusi


TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Hi-Tech Mall Surabaya telah menjadi pembicaraan hangat dalam minggu ini.

Pasalnya, mall yang telah menjadi ikon Kota Surabaya sebagai mall pusat IT di Indonesia Timur tersebut harus segera dikosongkan per Maret 2019.

Pengelolaan yang berpolemik antara PT Sasana Boga dengan Pemerintah Kota Surabaya membuat peruntukan gedung sebagai pusat perdagangan IT terbesar dan terlengkap di Indonesia Timur dengan nama Hi-Tech Mall harus berakhir Maret 2019, karena tidak diperpanjangnya kontrak pengelolaan gedung.

Menurut Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (APTIKNAS) Jawa Timur, Okky Tri Hutomo, kerugiannya cukup signifikan.

Dia mengatakan, kini tempat tersebut cenderung sepi karena sudah tersebar berita pengosongan.

Padahal dia mengatakan, harapannya para pedagang ingin tetap bertahan di sana.

Ia juga menyayangkan mengenai polemik pengelolaan Hi-Tech Mall Surabaya yang dinilai merugikan para pedagang dan konsumen.

"Mereka ini kan bukan hanya pedagang kecil, bukan hanya reseller, mereka ini banyak juga para pedagang-pedagang besar, dealer, service center hingga distributor," katanya melalui keterangan resminya, Jumat (11/1/2019).

Ia melanjutkan, hal tersebut mungkin yang sepertinya tidak atau belum dipertimbangkan oleh Pemerintah Kota Surabaya.

"Jika mereka harus pindah dari Hi-Tech Mall Surabaya, maka imbasnya sangat besar di perjalanan bisnis IT, di Kota Surabaya khususnya," lanjutnya.

Okky menjelaskan, informasi terbaru, dalam pengelolaan pedagang bekas Hi-Tech Mall Surabaya direncanakan akan dipindah ke dua lokasi, yakni Kaza dan ITC Mall Surabaya.

Menurutnya, jika pedagang keluar dari Hi-Tech Mall Surabaya, pertimbangannya adalah ekosistem bisnis IT yang sudah terbentuk akan terjadi masalah.

Dia juga mengatakan jika konsumen atau penikmat produk IT atau komputer dari luar Kota Surabaya mengenalnya adalah Hi-Tech Mall.

"Bukan jadi rahasia lagi, jika transaksi bisnis yang datang ke Hi-Tech Mall itu bukan orang Surabaya saja, tapi lebih banyak orang dari luar Surabaya, baik kota-kota di Jawa Timur, ataupun luar Jawa Timur, Mereka (pedagang) akan memulai dari nol lagi jika pindah ke tempat yang baru," jelasnya.

Sedangkan Bendahara DPD APTIKNAS, Supardjo, yang juga membuka usahanya di Hi-Tech Mall Surabaya menambahkan, pihaknya akan memulai dari awal lagi jika pindah ke tempat yang baru.

"Saya sangat berharap agar ada kesempatan mediasi untuk mencari solusi terbaik, saya juga siap untuk turut terlibat, karena saya dan teman-teman sudah berusaha di Hi-Tech Mall itu telah lama sekali, serta berkeinginan tetap berusaha di sini," ujarnya.

Sementara Ketua Umum DPP APTIKNAS, Soegiharto Santoso alias Hoky menyatakan, isu polemik Hi-Tech Mall Surabaya tersebut telah menjadi isu nasional dan dinilai sangat memprihatinkan.

Oleh sebab itu, dia mengatakan, upaya mediasi dengan Pemerintah Kota Surabaya, termasuk dengan wakil rakyat bisa menjadi solusi yang baik.

Serta, APTIKNAS yang anggotanya juga banyak menjalankan bisnis di Hi-Tech Mall Surabaya siap membantu dan mendukung agar iklim bisnis IT di Hi-Tech Mall Surabaya kembali kondusif dan tumbuh kembali.

"Contohnya mungkin pengelolaan Hi-Tech Mall Surabaya bisa dilakukan oleh perusahaan daerah, semisal PD Pasar Surabaya, sehingga pemerintah kota bisa mendapatkan pemasukan dari para pelaku bisnis IT di Hi-Tech Mall Surabaya tanpa perlu berpindah ke lokasi yang lain," tuturnya.

Sumber:
http://jatim.tribunnews.com/amp/2019/01/13/soroti-polemik-hi-tech-mall-surabaya-aptiknas-jatim-siap-berkontribusi?page=all

Posting Komentar

0 Komentar