Upgrade Your Digital Literacy and Digital Mindset for Industry 4.0

Upgrade Your Digital Literacy and Digital Mindset for Industry 4.0

Data Analytics merupakan inti menggerakkannya atau "core enabler" dari Industri 4.0, tanpa memiliki kualitas data yang mumpuni mustahil kita akan berjaya pada industri 4.0. "It's capital mistake to theorize before one has data" – Sherlock Homes, A scandal in Bohemia. Ironisnya penggunaan data untuk pengambilan keputusan di kalangan eksekutif saat ini kurang dari 1% merujuk penelitiannya Mc Kinsey itupun utilitasnya hanya berkisar di 12% saja.

Urusan penyiapan data dengan kualitas baik ini bukan hanya tanggungjawab Divisi atau Departemen Information Technology saja, organisasi mau tidak mau, suka atau tidak suka harus menjadi "data driven" dalam era industri 4.0, dimana pengambilan keputusan yang cepat dan efektif disandarkan dan diperoleh dari data-data yang insightfull dan dapat ditindak lanjuti (actionable).

Jadi dengan sangat akan terpaksa bahkan dipaksa para manajer, eksekutif dan pengelola perusahaan dituntut memiliki ketermelekan soal data (Data Literacy), pola pikir digital (Digital Mindset) untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi pada industri 4.0 seperti dikatakan Einstein : ""No problem can be solved from the same level of consciousness that created it." Perusahaan tidak akan bisa survive dalam industry 4.0 ketika dikelola para "Digital Dinosaur's" tentunya yang menggunakan pola lama atau kuno untuk memecahkan problem yang terjadi saat ini dan masa depan.
Persoalan Penyiapan data dan analytics untuk menyongsong era industri 4.0 adalah tanggung jawab dari seluruh lapisan dan jajaran pengelola korporasi, tidak hanya Departemen IT atau Riset dan pengembangan saja. Oleh karenanya diperlukan IT for non IT Trainings, Data Science for non-programmers and IT, hal ini merupakan yang wajar karena pendahulunya sudah berada terlebih dahulu seperti Finance for non Finance, HR for non HR Training.

Apa inti dari IT for non IT Trainings, Data Analytics for non-programmers and IT adalah membangun "Ketermelekan data" (Data Literacy) sehingga mereka sadar data itu dihasilkan oleh siapa, diperlukan untuk apa dan oleh siapa" sehingga mereka bisa mendapatkan insight jika terdapat kualitas yang buruk akan berdampak fatal kepada tujuan organisasi. Kedua membangun "mindset digital" yang didasarkan pada dua hal yakni "digital know-how" dan "digital usage", diharapkan peserta akan memiliki bekal pengetahuan yang mumpuni dan memiliki kemauan untuk menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai efektifitas kerja yang optimal. Ketiga membekali peserta mampu membangun "Actionable Insight" dari sekumpulan data yang dimiliki untuk "automatic self-improvement" yang teramat dipentingkan dalam era industry 4.0.

Sangatlah tidak mungkin kita bisa mengembangkan "driverless car", mobil pintar tanpa supir ketika data-data pada gps atau mapsnya tidak tepat bahkan akan menimbulkan bahaya, bisa dibayangkan jika data-data yang terdapat di aplikasi go-jek, go-food tidak tepat, dilain pihak bagaimana Netflix dapat membangun "customer experiences" dengan memanfaatkan data pelanggannya dengan memberikan guidance atau sistem rujukan yang sesuai dengan preferensi dari pelanggannya yang tentunya pasti dibangun atas data-data yang akurat. Kembali ke perusahaan atau organisasi bagaimana jadinya ketika para pengelola, eksekutif dan manajer justru menyangsikan dan tidak percaya akan data yang dimilikinya, tidak mau menggunakan data yang dimilikinya karena sadar bahwa data itu tidak sesuai dengan kenyataan, yang pada akhirnya keputusan mereka banyak disandarkan pada keputusan intuitif, emosional, dan subyektif dan itu terjadi pada industri 4.0?

Siapkan diri anda untuk menjawab tantangan industry 4.0 dengan data literacy dan digital mindset yang mumpuni salah satunya dengan mengikuti Training IT for non IT atau Data Analytics for non-Programmers and IT Background.

Depok, 5 Desember 2018

Heru Wiryanto.


Posting Komentar

0 Komentar