Hadapi era industri 4.0, Virtus Technology gencar rangkul sektor manufaktur di Jatim

Presiden Direktur Virtus Technology Indonesia, Erwin Kuncoro.
Industry 4.0 merupakan istilah yang dilekatkan pada revolusi industri generasi keempat yang ditandai dengan integrasi antara dunia siber dan fisik di sebuah industri berkat kolaborasi serangkaian teknologi digital, di antaranya Internet of Things, artificial intelligence, human-machine interface dengan tujuan menciptakan proses produksi yang efektif dan efisien.

Guna memberikan gambaran terkait tantangan dalam menghadapi industry 4.0 tersebut, Virtus Technology lndonesia, penyedia solusi infrastruktur TI kembali menggelar Virtus Showcase 2019, sebuah konferensi dan pameran infrastuktur TI dengan menghadirkan ratusan profesional industri di Tanah Air, yang berlangsung di Sheraton Hotel Surabaya, Rabu (24/4/2019).

Presiden Direktur Virtus Technology Indonesia, Erwin Kuncoro mengatakan, revolusi industry 4.0 bukan hanya berdampak pada sektor barang (manufaktur) saja tapi juga sektor jasa (non-manufaktur). Pihaknya bersyukur bahwa tren industry 4.0 juga mendapat dukungan pemerintah melalui regulasi maupun pengembangan infrastruktur.

"Dampaknya cukup signifikan terhadap kinerja perusahaan. Jika secara rata-rata pertumbuhan industri teknologi nasional tahun lalu sekitar 20-30 persen, untuk penjualan kami di wilayah Surabaya dan Indonesia Timur secara umim bisa mencapai 70-80 persen," kata Erwin di sela acara Virtus Showcase 2019.

Menurutnya, beberapa sektor yang terlihat mengalami pertumbuhan signifikan tahun lalu diantaranya telekomunikasi, perbankan, pemerintahan, dan manufaktur.

"Dengan potensi yang ada harusnya manufaktur ini bisa tumbuh tinggi. Hanya saja kendala yang terjadi selama ini adalah adaptasi ke industri 4.0 selain juga minimnya inovasi. Makanya kita terus menggenjot sektor manufaktur ini salah satunya melalui kegiatan Virtus Showcase ini," jelas Erwin.

Dalam kesempatan itu Erwin kembali menegaskan bahwa sektor jasa juga dapat memanfaatkan peluang tersebut untuk meningkatkan produktivitas dan provitabilitas mereka.

"Kunci keberahasilannya menurut kami ada tiga, yang pertama dengan melakukan transformasi digital baik secara teknologi, sistem kerja, maupun kultur perusahaan. Yang kedua menciptakan layanan yang memilki tiga unsur: reaI-time, customized dan multi channel, serta yang terakhir adalah meningkatkan skill SDM. Kami berharap melalui Virtus Showcase ini, para pelaku bisnis di Surabaya dapat lebih proaktif memanfaatkan peluang dari revolusi industri keempat ini,” ujar Erwin.

Virtus Showcase 2019 menghadirkan sejumlah pakar teknologi dan praktisi bisnis yang berbagi knowledge dan best practice dari penerapan Industry 4.0 serta demo solusi TI terkini.

Kegiatan ini menghadirkan pembicara, yaitu Alva Erwin selaku Expert and Researcher in Big Data and Machine Learning of Swiss German University, Maria Kalangi selaku Systems Engineer for OEM and loT Solutions at Dell EMC dan Wahyu Pamungkas, Security Consultant of Check Point Software Technologies.

Sekadar diketahui, riset oleh McKinsey' mencatat bahwa sektor manufaktur di Tanah Air akan mendapat pengaruh terbesar dari penerapan industri 4.0 dengan tambahan nilai sebesar US$34 miliar. Adapun sektor lain yang terkena dampaknya adalah sektor ritel sebesar US$25 miliar, transportasi US$16 miliar, pertambangan US$15 miliar, agrikultur US$11 miliar, TIK sebesar US$8 miliar, kesehatan US$7 miliar, sektor publik US$5 miiar, serta finansial sebesar US$2 miliar. Sementara itu, lembaga riset PricewaterhouseCooper pada 2018 menyebutkan bahwa revolusi industri 4.0 dan transformasi digital diperkirakan akan menambah pendapatan perusahaan di Asia Pasifik sebesar 17% selama lima tahun ke depan dengan efisiensi hingga 16%. kbc7

Posting Komentar

0 Komentar