Hadapi Industri 4.0, Pemerintah Perlu Rombak Kurikulum Pendidikan

Menteri Perindustrian menyatakan, pihaknya terus berupaya menciptakan SDM kompeten terutama yang siap menghadapi era industri 4.0. Untuk itu, Indonesia perlu merombak kurikulum pendidikan dengan lebih menekankan pada bidang Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics (STEAM).

“Selain itu, fokus untuk meningkatkan kualitas unit pendidikan vokasi. Hingga saat ini, Kemenperin telah memiliki sembilan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 10 politeknik dan dua akademi komunitas,” ucap Airlangga Hartarto melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (23/4/2019).

Lebih lanjut, Airlangga mengemukakan, Kemenperin telah melakukan program link and match antara industri dan SMK. Dengan program ini, ditargetkan mampu meningkatkan kompetensi dari para lulusan SMK, sehingga mampu langsung bekerja di industri karena kurikulum yang diajarkan mengikuti kebutuhan di sektor industri.

“Hingga saat ini, sebanyak 855 perusahaan sudah melakukan kerja sama dengan 2.012 SMK. Untuk itu, kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada SMK dan industri yang sangat antusias ikut serta dalam program strategis tersebut,” ujarnya.

Airlangga mengungkapkan, dalam menyiapkan SDM kompeten di bidang industri, Kemenperin siap menggelontorkan anggaran sebesar Rp1,78 triliun untuk program pendidikan vokasi industri pada tahun 2019. Progam ini menjadi salah satu andalan pemerintah untuk menyiapkan angkatan kerja di Tanah Air yang dapat menerapkan industri 4.0.

“Program itu sangat penting, karena tahun ini merupakan tahun pertama di Kemenperin punya Badan Pengembangan SDM Industri. Ini juga sejalan dengan komitmen Bapak Presiden Joko Widodo, bahwa ke depannya lebih fokus pada pengembangan SDM karena akan menjadi tumpuan dalam pembangunan dan perekonomian Indonesia,” paparnya.

Di samping itu, Kemenperin memfasilitasi pembangunan Politeknik Industri Petrokimia di Cilegon, Banten dan Politeknik Industri Agro di Lampung. Saat ini, Kemenperin sedang menyusun kurikulum politeknik dengan tim komite yang telah ditetapkan.

Upaya itu memudahkan para perusahaan di kawasan industri tersebut dalam mendapatkan tenaga kerja yang terampil sesuai kebutuhan saat ini. “Bahkan, kami telah bekerja sama dengan Swiss untuk menerapkan pendidikan vokasi industri yang dual system di sejumlah Politeknik kami, dengan nama program Skill For Competitiveness (S4C),” imbuhnya.

Selanjutnya, Kemenperin akan memberikan program peningkatan kompetensi guru produktif untuk lingkungan SMK sebanyak 2.000 orang. “Kami juga memfasilitasi silver expert untuk SMK sebanyak 100 orang,” sebutnya.

Melalui program-program strategis tersebut, Kemenperin optimistis memasang target pertumbuhan industri nonmigas sebesar 5,4 persen pada tahun 2019. Adapun sektor-sektor yang diproyeksikan tumbuh tinggi, di antaranya industri makanan dan minuman (9,86 persen), permesinan (7 persen), tekstil dan pakaian jadi (5,61 persen), serta kulit barang dari kulit dan alas kaki (5,40 persen).

Sumber : https://akurat.co/ekonomi/id-601240-read-hadapi-industri-40-pemerintah-perlu-rombak-kurikulum-pendidikan

Posting Komentar

0 Komentar