Solusi Bos BTN Hadapi Perubahan Bisnis Akibat Industri 4.0

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara, Maryono menilai bawha era industri 4.0 tidak bisa dihindari lagi dalam segala sektor industri. Oleh karena itu, pendidikan perlu dibekali pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan zaman, sehingga lulusannya mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi digital.

Maryono mengatakan, dunia mengalami revolusi teknologi yang cepat dalam dua abad terakhir, yang mengubah cara manusia bekerja, berkehidupan dan berinteraksi satu sama lain.

"Revolusi teknologi digital ini menimbulkan disruption (perubahan) pada hampir seluruh bidang bisnis di dunia, katanya dalam kuliah umum di hadapan ribuan mahasiswa di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat dikutip keterangannya, Kamis (25/4).

Menurut Maryono, dalam menghadapi disruption tersebut, diperlukan sebuah terobosan dalam leadership style dan cara memimpin organisasi.

Berdasarkan penelitian dari Effective Leadership in Digital Age Research disebutkan ada empat hal yang perlu dilakukan oleh pemimpin dalam industri 4.0 di antaranya pertama, Customer Centric yakni mennyelaraskan struktur, proses, dan strategi terhadap pengalaman customer yang tanpa batas memprioritaskan pengembangan yang mengacu pada kebutuhan pelanggan.

Kemudian kedua, Adaptive & Data Driven yakni memiliki kemampuan beradaptasi dan me-reorganisasi peluang serta merangkul ketidakpastian menggunakan Big Data sebagai dasar pengambilan keputusan. Ketiga, Technology Savvy yakni Memahami Integrasi dan Aplikasi dari Teknologi terhadap Bisnis serta keempat Visionary yakni Memiliki Visi dan Misi yang kuat dan Kemampuan untuk mengkomunikasikannya.

Maryono menambahkan, leadership 4.0 merupakan solusi pendekatan gaya kepemimpinan dalam menghadapi era digitalisasi. Seorang pimpinan harus mampu menyederhanakan proses pengambilan keputusan. Digital leaders akan cenderung lebih transparan dan akan mendistribusikan pengambilan keputusan di seluruh bagian organisasi.

Selain itu, pimpinan juga harus mampu memprioritaskan keragaman dan inklusi. Perusahaan memiliki banyak program terkait keragaman, memahami dampak positif keragaman pada budaya dan menyamakan peningkatan keragaman dan kinerja keuangan.

Lalu mendengarkan eksekutif muda. Generasi millenial akan menduduki 50 persen dari angkatan kerja saat ini, dan mereka akan mempunyai kendali untuk mengubah budaya korporasi. Dan terakhir berinvestasi pada teknologi generasi masa depan.

"Saat ini, lebih dari 50 persen pemimpin telah bekerja mengandalkan kecerdasan buatan atau biasa disebut artificial intelligence (AI) dan pembelajaran mesin (machine learning)," urainya.

Dengan pendekatan Leadership 4.0, beberapa fakta menunjukkan dampak yang signifikan dari sisi pertumbuhan profit, kepuasan karyawan, dan tingkat turnover karyawan. Berdasarkan Survei Oxford Economics (SAP) terhadap lebih dari 4000 eksekutif di 21 negara (2015) disebutkan hanya ada 1 dari 5 eksekutif yang dianggap layak untuk disebut sebagai digital leader.

Dari survei itu dipaparkan 87 persen karyawan di perusahaan-perusahaan yang dipimpin oleh digital leadership merasakan tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi. Kemudian sekitar 76 persen ekskutif yang termasuk digital leader membawa perusahaannya memperoleh profit lebih besar dibandingkan dengan eksekutif lainnya.

Lalu 80 persen digital leader membuat keputusan berdasarkan data, dan 63 perse di antaranya menyatakan perusahaannya mampu membuat keputusan secara real time. Dan tingkat turn-over karyawan lebih rendah di perusahaan dengan gaya kepemimpinan yang inklusi, mudah berbaur, dan struktur yang lebih dinamis.

"Universitas dapat mendukung pembentukan Kepemimpinan 4.0 melalui kombinasi pengembangan beberapa fundamental dan modern soft skill," terang Maryono.

BTN sendiri dalam menyambut industri 4.0 juga diimplementasikan di lingkungan perguruan tinggi dengan dibangunnya BTN Zone di lingkungan kampus. Salah satunya di Kampus Universitas Andalas, dimana mahasiswa dapat berinteraksi secara digital dalam memenuhi kebutuhannya dengan layanan transaksi perbankan one stop service melalui BTN Zone tersebut.

BTN membidik Universitas Andalas dan Universitas Negeri Padang dalam kerja sama pemanfaatan BTN Zone untuk membantu kebutuhan mahasiswa dalam layanan digital di lingkungan kampus.

"Semua terlayani serba digital sehingga untuk kebutuhan mahasiswa di lingkungan kampus tidak harus pergi keluar untuk melakukan transaksi perbankan. BTN Zone menjadi solusi kemudahan dan kecepatan dalam layanan perbankan secara one stop service, tegas Maryono. [azz]

Sumber : https://www.merdeka.com/uang/solusi-bos-btn-hadapi-perubahan-bisnis-akibat-industri-40.html

Posting Komentar

0 Komentar