Konferensi internasional dihadiri tiga pembicara, yakni Shu-Hsien Liao dari Tamkang University Taiwan, Shafina Ismail dari Universiti Teknologi Malaysia, dan Punang Amaripuja dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Tema yang diangkat adalah The Existence of Human Resource in Industry 4.0.
Acara dibuka Ketua Jurusan Manajemen dan Bisnis (28/3/2019) dan diikuti mahasiswa dari berbagai universitas seperti Universitas Telkom, Universitas Trunojoyo Madura, Universitas Negeri Jakarta, UMY, dan IPB.
Peserta memaparkan karya setelah acara konferensi utama berakhir. Acara dilaksanakan di gedung Amphiteater lantai 5 E6 UMY.
Menurut Shu-Hsien Liao, industri 4.0 adalah tantangan dari berbagai negara karena semua bergantung kepada teknologi yang nantinya akan mempermudah dalam akses seperti akses data, akses internet, dan lain-lain. Yang dipertanyakan, bagaimana dengan 2025? Apakah manusia masih dapat bekerja setelah adanya teknologi?
“Tentu masih karena adanya industri 4.0 adalah untuk mempersiapkan sumber daya saing manusia dengan intelektual tinggi yang akan dibutuhkan masyakarat,” katanya.
Tema yang menggunakan revolusi industri 4.0 sering muncul. Itu membuat Erni Lufiani, mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Telkom mempertanyakan.
“Mengapa even mahasiswa sering mengangkat industri 4.0? Itu karena pemerintah juga masih bingung dalam hal ini. Maka dari itu, pemerintah perlu mendapatkan masukan dari ide mahasiswa zaman sekarang. Ide-ide itu dapat dijadikan masukan bagi pemerintah,” ujar Erni.
Revolusi industri 4.0 akan menjadi era yang sangat perlu diperhatikan saat ini. Itu mulai dari sumber daya manusia yang nantinya akan fokus terhadap sektor dan bidang masing-masing dan mewujudkan Indonesia menjadi lebih baik.
0 Komentar