Hadapi Revolusi Industri 4.0, Progdi Manajemen Unkriswina Sumba Gelar Seminar UMKM

Seminar UMKM Unkriswina Sumba 
Hadapi Revolusi Industri 4.0, Progdi Manajemen Unkriswina Sumba Gelar Seminar UMKM

WANGIAPU - Program Studi (Progdi) Manajemen Unkriswina Sumba di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur menggelar seminar Nasional Manajemen dengan tema 'Kesiapan Utama Mikro, Kecil & Menengah (UMKM) Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0'.

Kegiatan itu Seminar itu, berlangsung di Aula gedung Nasional Umbu Tipuk Marisi, Kota Waingapu, Jumat (17/5/2019).

Dalam Seminar Nasional itu dengan narasumber yakni Apriani Dr Atahau, SE.,M.Com.,Ph.D berbicara tentang peran, posis strategis, dan daya saing UMKM Indonesia pada era Revolusi Industri 4.0. Dr. Yulita M. Pakereng, SE,.,M.M berbicara tentang melek teknologi pelaku UMKM Sumba Timur.

Selain itu narasumber, Herman Umbu Billy berbicara kreatifitas dan Inovasi pelaku UMKM Sumba. Dan Hendrikus Makaborang, SH berbicara Kebijakan dan program Pemda Sumba Timur dalam mendukung UMKM menghadapi Revolusi Industri 4.0.

Kegiatan itu dihadiri oleh para mahasiswa Progdi Manajemen, dan para mahasiswa dari Progdi lain Unkriswina Sumba, para dosen, Pemda, pemerhati UMKM, pengusaha UMKM, lembaga Perbankan, LSM, tokoh masyarakat, serta undangan lainya.

Rektor Unkriswina Sumba Pdt. Norlina Rambu Jola Kalunga, S.Si (Teol).,M.Si usai kegiatan Seminar Nasional itu Kepada POS-KUPANG.COM menjelaskan Unkriswina adalah salah satu perguruan tinggi yang ada di Pulau Sumba. Tugas utamanya adalah melaksanakan tri dharma yaitu melaksanakan pendidikan dan pengajaran, pengabdian kepada masyarakat, dan penelitian.

Menurut Pdt. Norlina, saat sekarang bukan hanya masyarakat Indonesia, tetapi masyarakat dunia yang berada pada kejutan masa depan yang sedang dihadapi masyarakat di dunia yaitu revolusi industri 4.0. Dimana salah satunya yang paling berdampak adalah pada pelaku UMKM. Dimama UMKM yang berkembang di Indonesia ini secara konvensional.

Tetapi saat ini kita tidak bisa lagi terhidar dari kemajuan-kemajuan antara lain yang disebabkan karena kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dengan berbagai hal menggunakan internet.

"Sehingga karena itu kami sebagai lembaga Perguruan Tinggi mempunyai kewajiban untuk memperdayakan para mahasiswa kami yang juga menjadi pionir-pionir wira usaha yang ada di pulau Sumba dan sekitarnya ketika mereka kembali dari Unkriswina mereka betul-betul menjadi pelaku UMKM yang kemudian juga siap dengan revolusi perubahan industri 4.0 ini,"kata Pdt. Norlina.

Pdt. Norlina juga mengatakan, dalam seminar itu juga sengaja mereka mengundang praktisi, akademisi, pemerintah, dan tokoh masyarakat dengan harapannya agar dengan adanya kolaborasi dengan tokoh-tokoh yang berperan di dalam bidang pengembangan UMKM ini, maka akan memberikan pengetahuan yang konprehensif kepada para mahasiswa dan para peserta lain.

Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial Dr. Yulita M. Pakereng, SE, MM juga usai Kegiatan Seminar itu kepada POS-KUPANG. COM menambahkan dilakukan Seminar Nasional itu, sebab saat ini dunia tengah memasuki era revolusi industri 4.0. atau revolusi industri dunia keempat dimana teknologi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia.

"Segala hal menjadi tanpa batas dan tidak terbatas akibat perkembangan internet dan teknologi digital. Era ini telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan baik di bidang ekonomi, politik, kebudayaan, seni, dan bahkan sampai ke dunia pendidikan,"jelas Yulita.

Yulita juga menjelaskan, sejak tahun 2011, Indonesia telah memasuki era Industri 4.0, yang ditandai dengan meningkatnya konektivitas manusia, mesin dan sumber daya lainnya melalui teknologi informasi dan komunikasi. Pemerintah merencanakan strategi perekonomian berbasis teknologi, tak terkecuali untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia, jelas Yulita, UMKM mendapatkan perhatian besar dari pemerintah. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, UMKM menyumbangkan 60,34 persen Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir tahun 2016. Angka tersebut meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 57,84 persen.

Kata Yulita, Industri kuliner menempati urutan pertama dengan kontribusi sebesar 32,5 persen. Berikutnya adalah industri fashion sebesar 28,3 persen, lalu diikuti oleh industri kerajinan sebesar 14,4 persen. Artinya, ketiga jenis usaha tak hanya diminati oleh pemilik UMKM dan memiliki pasar yang besar, tapi juga berperan sangat signifikan dalam meningkatkan perekonomian.

"Namun, sejauh mana kesiapan UMKM menyikapi revolusi industri 4.0 dan memenuhi target pemerintah untuk menjadikan ekonomi Indonesia masuk ke dalam 10 besar kekuatan ekonomi dunia di tahun 2030? Tantangan revolusi Industri 4.0 bagi pelaku UMKM kini mencakup digitalisasi manufaktur karena tak lagi fokus pada manufaktur tradisional dengan karakteristik (McKinsey),"kata Yulita.

"Kian membanjirnya volume data, kapasitas komputasional, serta konektivitas, munculnya kapabilitas analitik dan intelijen bisnis, Interaksi baru antara mesin dan manusia seperti sistem realitas tertambah (augmented reality) dan interface, Peningkatan dalam transfer instruksi digital ke dunia fisik seperti pencetak 3D,"tambah Yulita.

Yulita mengatakan, Revolusi Industri 4.0 menjadi lompatan besar bagi sektor industri, termasuk UMKM di mana teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan secara maksimal. Tidak hanya dalam proses produksi, teknologi ini juga dimanfaatkan di seluruh rantai nilai industri sehingga melahirkan model bisnis yang baru dengan basis digital guna mencapai efisiensi yang tinggi dan kualitas produk yang lebih baik.

Kata dia, melihat fenomena tersebut, para pengusaha UMKM perlu melakukan berbagai penyesuaian dan meningkatkan berbagai kemampuan serta ketrampilan, termasuk kemampuan teknhologi.

"Sebagai wujud kepedulian dan perhatian lembaga pendidikan tinggi terhadap UMKM khususnya UMKM di Sumba, maka Program Studi Manajemen Universitas Kristen Wira Wacana Sumba mengadakan Seminar Nasional dengan Tema 'Kesiapan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0,"pungkas Yulita. (*)

Posting Komentar

0 Komentar