Melek Industri 4.0, Stikom Interstudi Gelar Kuliah Umum Komunikasi Digital

Ilustrasi: Foto Shutterstock
JAKARTA - Menyikapi perkembangan cepat komunikasi berbasis digital 4.0, Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Interstudi menggelar kuliah umum dengan menghadirkan para praktisi dan kalangan industri digital.
Tujuan dari acara ini memberikan tambahan pengalaman bagaimana menciptakan suatu kreativitas dengan memanfaatkan teknologi digital. Juga mengajarkan strategi berbisnis menggunakan tools dari dunia digital seperti memanfaatkan sosial media.
Acara ini juga bisa memberikan gambaran tentang isu kekinian era revolusi industri 4.0 dengan praktisi komunikasi dan bisnis digital. Di antaranya Jojo S Nugroho Managing Director Image PR dan juga Ketua Umum Asosiasi Perusahaan PR Indonesia. Kemudian Arya Gumilar GM SAC Indonesia Founder Kayuapi Digital Reputation. Acara dimoderatori Abraham Leiwakabessy.
Ketua Penyelenggara Kuliah Umum Stikom Interstudi, Ramandha Kusuma mengatakan, dalam dunia profesi bidang komunikasi sudah mengalami perkembangan sangat cepat.
"Melalui sosial media spesialist seperti buzzer, influencer, vlogger dan blogger, kita harus banyak memahami medium social media dan digitalisasi seperti digital journalist, SOE specialist, Product reviewer dan digital marketer atau e-Commerce," paparnya, dalam acara kuliah umum outdoor yang dikemas dengan tajuk Creaction, "Reach Your Succes With Digital Movement" di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Stikom Interstudi, Rabu (29/5/2019)Sti
Sementara itu, Managing Director Image PR Jojo S Nugroho menyampaikan, bahwa belajar mem-branding sebuah merek atau korporasi bisa diawali dari bagaimana komunikator itu membangun terlebih dulu imej pribadinya dalam akun di media sosial. Seberapa banyak ia mendapatkan follower atau pihak lain yang menyukai
Paparan Jojo ini menjawab pertanyaan mahasiswa bagaimana menyikapi perkembangan komunikasi digital movement konkritnya. Menurut Jojo hal yang paling sederhana dengan latihan dari membranding diri sendiri.
"Branding diri kita sendiri aja dulu sebelum kalian membranding brand atau perusahaan orang lain," kata Jojo.
Menurut Jojo, dari situ kalau kita sudah bisa menggunakan social media kita sendiri paling enggak ini menjadi latihan. "Ini sangat menarik sebelum mahasiswa memasuki dunia kerja," kata praktisi komunikasi yang juga Ketua Umum Asosiasi Perusahaan PR Indonesia.
Dengan makin cepatnya perkembangan teknologi digital, banyak aplikasi baru, banyak fitur-fitur baru, kita saja yang praktisi ngejarnya harus cepat, karena dinamikanya cukup cepat sekali, akan mempengaruhi pola komunikasi akan berubah, mediumnya berubah, maka kita harus mengejar," katanya.
Sayangnya dunia pendidikan masih terpaku dengan kurikulum konvensional, terlalu kaku dan cenderung tak mampu mengejar perkembangan cepat digital. "Sehingga mahasiswa jangan hanya mengandalkan materi dari kampus tapi mahasiswa harus mencari ilmu di luar dengan terus mengikuti perkembangan aplikasi digital," katanya.
Pada kesempatan yang sama, GM SAC Indonesia Founder Kayuapi Digital Reputation Arya Gumilar mengapresiasi apapun kegiatan mahasiswa di luar kegiatan kuliah. "Artinya ini berarti ada inisiatif tinggi untuk berhubungan dengan industri untuk dapat up date untuk menemukan networking lebih luas lagi," katanya.
Menurut Arya, intinya atau learningnya dari digital adalah komunikasinya menjadi 4.0 menjadi lebih interaktif. "Pemrednya sekarang semua orang tiba-tiba udah bisa jadi pemred, bisa punya media, mereka tidak sekadar menjadi pembaca tapi juga bisa punya media," katanya.
Pengguna sosial media juga milenial digest. "Dan beberapa riset menunjukkan pasar milenial ini pasar yang sangat besar. "Jadinya teman-teman mahasiswa harusnya move jadi dengan jari anda, anda bisa membikin banyak perubahan," ujarnya.

Posting Komentar

0 Komentar