Menghadapi Revolusi Industri 4.0, DKP Bogor Bikin Aplikasi B2SA

Dinas Ketahanan Pangan (DKP) dan dinas teknis lainnya sudah memulai Ketahanan pangan menghadapi revolusi industri 4.0. Mereka mengeluarkan inovasi terbaru yakni aplikasi digital B2SA (beragam, bergizi, seimbang dan aman). /Reza Zurifwan
Cibinong- Dinas Ketahanan Pangan (DKP) dan dinas teknis lainnya sudah memulai Ketahanan pangan menghadapi revolusi industri 4.0. Mereka mengeluarkan inovasi terbaru yakni aplikasi digital B2SA (beragam, bergizi, seimbang dan aman).

Kepala DKP Kabupaten Bogor Soetrisno berharap dengan aplikasi ini memudahkan masyarakat dalam mengenal porsi makan yang B2SA. "Setelah B2SA, kami akan membuat aplikasi pertanian hingga kalau petani mau menanam, mendapatkan penyuluhan digital hingga memasarkan produknya itu ada di aplikasi tersebut," kata Soetrisno kepada wartawan, Rabu (8/5).

Menurutnya semakin majunya informasi teknologi mau tak mau menggeser pola perilaku petani, hal ini seiring bertambahnya petani milenial yang saat ini jumlahnya mencapai 20-40 persen.

"Petani milenial di Kabupaten Bogor jumlahnya mencapai 20 hingga 40 persen, mereka umumnya sudah menggunakan teknologi apa yang saat ini ditanam, bagaimana memaksimalkan produksi tanaman pangan, menggunakan drone untuk menyemprot tanaman maupun mengecek area pertaniannya dan melihat harga pasar produk pertaniannya hingga kedepan harga produk pertanian lebih stabil," terangnya.

Kabid Konsumsi dan Pengembangan SDM DKP Provinsi Jawa Barat Lilis Iriyani menuturkan untuk memaksimalkan potensi pangan lokal hingga menurunkan angka gizi buruk, Pemprov Jawa Barat akan membentuk desa digital atau wifi.

"Dari sekitar 6.000 desa, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan membentuk desa digital atau desa wifi secara bertahap. Pembentukan desa digital ini untuk membantu petani untuk memaksimalkan produksi pertanian hingga tidak bisa dibohongi oleh tengkulak mengenai harga produk pertanian," tutur Lilis.

Ia melanjutkan mengenai ketahanan pangan, Provinsi Jawa Barat walaupun belum swasembada daging sapi tetapi menjadi penyuplai produk pertaniann lainnya ke provinsi sekitarnya.

"Padi kita surplus dari produksi 11, 2 juta ton, 4 juta tonnya kita jual ke luar provinsi. Daging ayam juga begitu bahkan nomor 1 di Indonsia karena produksinya mencapai 1,5 juta ekor perhari. Kita hanya belum swasembada di daging sapi dan masih mendatangkan dari pulau Madura dan Provinsi Nusa Tenggara Barat," lanjutnya. (Reza Zurifwan)

sumber : https://www.inilahkoran.com/berita/12586/menghadapi-revolusi-industri-40-dkp-bogor-bikin-aplikasi-b2sa

Posting Komentar

0 Komentar