Merintis Penerapan Teknologi AI di Tanah Air


Perkembangan teknologi kecer­dasan buatan atau AI diprediksi akan mem­bawa perubahan besar untuk kehidupan manusia. Dampak besar itu sadar atau tidak sudah kita rasakan melalui penerapan simpel teknologi AI yang tersemat dalam kamera smartphone, misalnya.

Dalam porsi yang lebih be­sar, peran AI pada level smart­city pun juga sangat poten­sial, teknologi kecerdasan ini bahkan

digadang-gadang dapat mempermudah bahkan menggantikan pekerjaan ma­nusia, bisa juga disimpulkan AI lebih pintar dari manusia, khususnya pada sektor peker­jaan dan analisis.

Kendati demikian tingkat adopsi AI di Indoneisa sejauh ini masih tergolong ren­dah, hal ini diungkap Chief Technology Officer (CTO) dan Co-Founder PT Nodeflux Teknologi Indonesia, Fariz Rahman.

“Kita saat ini masih melaku­kan adopsi AI di Indonesia. Penerapannya masih belum terlalu banyak jika diban­dingkan AS, Tiongkok atau Singapura. Bahkan Singapura cukup banyak menghasilkan startup berbasis AI ini,” ujar Faris kepada Koran Jakarta, di sela acara bincang-bincang AI Fostering Greater Good and Beyond di Kemang, Jakarta, belum lama ini.

Tantangan lainnya, selain penerapan ialah diperlukan­nya langkah cepat untuk mem­buat masyarakat, akademisi, industri hingga pemerintahan menggunakan teknologi kecerdasan buatan ini secara mandiri sehingga membentuk dan menumbuhkan ekosistem AI di Indonesia.

“Kita sudah melihat ba­gaimana teknologi ini mulai banyak digunakan, termasuk di Indonesia. Laporan Forrest­er Consulting menunjukkan antusiasme adopsi teknologi AI di Indonesia cukup tinggi dari Tiongkok dan Singapura,” ujar Faris.

Sebagai gambaran, teknologi AI besutan Nodeflux saat ini telah digunakan di beberapa instansi (Polri, BIN, Jasa Marga, Go-Jek), dan dari sisi solusi kualitas, teknologi pun tak kalah dengan perusa­haan teknologi asing.

Selain itu, terdapat Li­cense Plate Recognition (LPR) berfungsi sebagai pembaca karakter plat kendaraan secara otomatis. Analitik AI ini mampu membaca berbagai jenis plat kendaraan di Indonesia dengan situasi dan kondisi sesuai di lapangan yang menyulitkan, semisal dalam kondisi hujan, kurang cahaya, hingga plat ber-casing. LPR cocok diterapkan sebagai solusi parkir otomatis, pelacakan kendaraan whitelist/ blacklist, hingga penegakan hu­kum seperti penindakan kend­araan yang melanggar hukum atau terlambat bayar pajak.

“Terdapat beragam analytics lainnya yang sudah diimple­mentasikan bersama mitra No­deflux untuk mendukung per­cepatan solusi dan keputusan tepat sesuai perhitungan dan pengumpulan data yang akurat, mendeteksi jumlah kendaraan lalu-lalang di ruas jalan raya menggunakan Fleet Detection, mendukung keputusan bagi para pemilik atau pemasaran di toko menggunakan Store Ana­lytics, mendukung keamanan berlangsungnya acara, seperti di Asian Games 2018 Jakarta Palembang melalui Surveil­lance & Security System, serta manajemen ketertiban jalan tol dan penerapan teknologi AI untuk Smart City,” paparnya. ima/R-1

Perkuat SDM

Pada kesempatan sama, Bens Pardamean, Head of NVIDIA - BINUS AI Research and Development Center menjabarkan bagaimana sikap pemerintah, dan sektor pendidikan untuk merespon kebutuhan tenaga ahli lokal di era teknologi ini, tak terkecuali AI.
AI saat ini men­jadi kebutuh­an mendesak dengan adanya program Smart City dari pemerintah. Transformasi industri 4.0, harus meman­faatkan AI agar optimal. Ter­masuk proses belajar mengajar dan memasukan dalam kurikulum secara general.

Jika ditelisik, SDM lokal terbangun AI dan penerapan teknologi canggih lainnya dalam lapangan pekerjaannya, tak meresahkan. Dalam industri kecerdasan buatan justru membuat manusia nantinya menjadi master dari teknologi dan sistem yang akan dibuat ini.

“Saya meyakini AI justru memosisikan manusia tidak lagi menjadi buruh atau budak teknologi, namun justru menem­patkan manusia dalam posisi sebagai penguasa teknologi itu sendiri,” terangnya.

Jika dijabarkan ada tiga hal utama yang harus dilakukan untuk mewujudkan ekosistem kecerdasan buatan lokal bisa tumbuh mandiri, pertama membentuk kurikulum di bidang teknologi AI. Kedua, menciptakan keseragaman antara in­dustri dan akademisi. Ketiga, perkaya pengembangkan riset penelitian agar semakin banyak pemain baru. “Kebutuhan tenaga ahli sangat mendesak, kemudian menjadi tantangan juga yang perlu dikejar untuk mewujudkan ekosistem berba­sis teknologi AI,” tandas Bens. ima/R-1

Kompetisi “E-Sports Game” Sepakbola

Indonesia Gaming League (IGL) Online Qualifier FIFA 19 FUT pekan kedelapan resmi berakhir. Tercatat lebih dari 400 player yang berparti­sipasi untuk memperebutkan tiga slot tersisa yang disiapkan oleh IGL selaku penyelenggara turnamen.

Pada pekan kedelapan, Immanuel Mangasi Fernando (Jakarta), Andersen Tjoeng (Jakarta) dan Andri Luhut (Jakarta) merupakan top three player terakhir yang berhasil masuk ke Big League.

Stephen Clinton, Wakil Ketua IGL mengaku puas de­ngan apa yang sudah dicapai IGL. “Secara keseluruhan kami puas dengan banyak­nya pendaftar yang mengikuti event perdana ini. Setelah ini, kami akan adakan evalu­asi kecil guna lebih baik lagi kedepannya,”ujar Clinton di Jakarta, baru-baru ini.

Nantinya, 24 player yang telah memastikan diri di Big League akan menempati dua grup liga yakni Big East dan Big West. Masing-masing liga terdiri dari 12 player. Terkait sistem poin, IGL akan mengikuti for­mat liga pada umumnya.

Kemenangan akan diganjar dengan 3 poin, seri 1 poin dan mereka yang kalah tak men­dapatkan poin. Selama fase ini, setiap player yang mengan­tongi kemenangan juga akan mendapat bonus uang tunai sebesar 350 ribu rupiah per pertandingan yang berhasil di­menangkan. Kedua Big League tersebut akan digelar pada 11 Mei 2019 selama 11 pekan dan dapat disaksikan melalui live stream di YouTube Indonesia Gaming League.
Sebagai informasi, setelah fase Big League, kompetisi berlanjut ke fase 16 besar. Delapan player terbaik dari masing-masing liga akan kembali bertarung dengan sistem home-away. Jika hasil tetap berakhir imbang di dua laga tersebut, maka kedua tim akan adu keberuntungan di babak adu penalti sampai mendapat­kan kemenangan.

Semua player yang gugur di fase 16 besar akan mendapat­kan uang tunai sebesar Rp2,5 juta. Pada babak delapan be­sar, sistem yang digunakan ku­rang lebih sama seperti babak sebelumnya. Seluruh peserta yang gugur di perempat final nantinya akan mendapatkan uang tunai sebesar 5 juta ru­piah sebagai bentuk apresiasi.

“Masuk ke fase semifinal, empat player akan saling ber­tarung. Mereka yang kalah di babak semifinal akan mem­perebutkan juara ketiga IGL. Juara keempat nantinya akan mendapatkan uang sebesar 5 juta rupiah, juara ketiga 10 juta rupiah. Sedangkan runner up akan mendapat hadiah 25 juta rupiah dan juara turnamen akan mendapatkan uang tunai 50 juta rupiah. ima/R-1

Posting Komentar

0 Komentar