Peringatan Hari Buruh: PR Besar Pekerja Indonesia Hadapi Industri 4.0

Peringatan Hari Buruh: PR Besar Pekerja Indonesia Hadapi Industri 4.0


Jakarta : Hari ini Hari Buruh atau May Day, tentu diperingati dengan introspeksi dan perjuangan aspirasi buruh untuk mewujudkan masa depan keluarga yang lebih sejahtera.

Minimal ada lima permasalahan buruh atau ketenagakerjaan Indonesia yang terjadi belakangan ini, yang masih merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah, pengusaha, para buruh dan stakeholder lainnya.

Permasalahan yang dimaksud adalah terjadinya pemutusan hubungan kerja akibat digitalisasi, informalisasi tenaga kerja, masalah BPJS, masih tingginya kecelakaan dan keselamatan kerja (K3) serta masalah outsourcing.

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat digitalisasi atau otomatisasi yang masif mulai terjadi di tahun 2018 berkat adanya pergerakan ekonomi digital.

Buruh yang terkena PHK pada umumnya pada Sektor-Sektor yang rentan seperti retail, perbankan, transportasi, elektronik, tekstil dan manufaktur khususnya otomotif.

Kami yakin bahwa pemerintah telah mengantisipasi dengan membuat blue print strategi penciptaan lapangan kerja di era digitalisasi.

Sebab, dampak dari PHK tersebut, dikhawatirkan akan bertumbuhnya informalisasi tenaga kerja atau semakin menjamurnya Pekerja Kaki Lima atau pekerja mandiri yang dapat menimbulkan kesemrawutan penataan kota-kota besar, dan berdampak pula terhadap permasalahan sosial.

Sebagaimana kita ketahui bahwa tingkat kompetensi dan daya saing buruh Indonesia masih berada di bawah Singapura, Thailand, Philipina maupun Malaysia.

Oleh sebab itu, Pemerintah Indonesia berharap agar Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia bisa melampaui standar kompetensi yang berlaku di dunia kerja saat ini.

Tujuannya agar SDM Indonesia benar-benar bisa bersaing dengan SDM dari negara lain.

Sebagaimana pernah dikatakan oleh Menteri Tenaga Kerja bahwa Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk memperkuat kompetensi SDM Indonesia melalui beberapa cara.

Yang paling utama adalah penguatan akses dan mutu vocational training (pelatihan vokasi) dan retraining.

Upaya ini sangat penting dilakukan, mengingat angkatan kerja Indonesia saat ini masih didominasi oleh lulusan SD-SMP, atau sekitar 60 persen dari 131 juta angkatan kerja Indonesia.

Melalui pelatihan- pelatihan dan retraining juga akan dapat membantu pekerja yang terancam PHK akibat dari revolusi industri 4.0, serta pekerja yang terjebak pada jenis-jenis pekerjaan tertentu, sehingga mereka tidak memiliki skema kenaikan upah dan karier.

Sebagaimana kita ketahui juga, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa mulai tahun depan, pemerintah akan menggeser strategi pembangunan ke bidang pengembangan Sumber Daya Manusia.

Revolusi Industri 4.0 telah merubah lansekap semua bidang di dunia, tak terkecuali Indonesia yang ikut merasakan dampaknya, karena itu perubahan global menuntut manusia untuk bisa mengembangkan kemampuannya secara lebih luas.

Untuk itu, pemerintah akan berfokus pada pendidikan keahlian atau vokasi yang diterapkan lewat berbagai pelatihan hingga pengembangan sekolah teknik dan memperbanyak Balai Latihan Kerja.

Salah satu masalah ketenagakerjaan yang perlu diperhatikan dan dicarikan jalan keluarnya adalah kurangnya kompetensi dan daya saing tenaga kerja Indonesia. Menghadapi revolusi industri 4.0, tenaga kerja Indonesia dianggap belum memiliki kesiapan dan skill yang mumpuni

Peningkatan kompetensi tenaga kerja menjadi kunci untuk mengatasi problem seperti rendahnya upah dan tingginya angka pengangguran.

Kalau produktivitas meningkat dan daya saing naik yang berimbas pada tumbuhnya keuntungan perusahaan, maka upah naik, kesejahteraan buruh juga akan meningkat.

Jadi, ke depan kita bisa implementasikan cita-cita Indonesia menjadi negara industri maju demi tercapainya kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat, termasuk kaum pekerja.

Dalam menghadapi revolusi industri 4.0 tidak ditentukan oleh kekayaan sumber daya alam, tapi justru ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi.

Oleh sebab itu, kita harapkan para buruh mampu menghadapi perubahan dengan menjadikan dirinya sebagai SDM yang berkualitas dan berdaya saing, melalui jalur pendidikan, pelatihan, dan pengembangan karier.

Selamat hari buruh. Semoga perjuangan hak dan kewajiban buruh terpenuhi menuju Indonesia maju.

sumber : http://m.rri.co.id/post/editorial/1433/editorial/peringatan_hari_buruh_pr_besar_pekerja_indonesia_hadapi_industri_40.html

Posting Komentar

0 Komentar