15 Startup Ikut Inkubasi Kemenaker

JAKARTA — Kementerian Ketenagakerjaan memfasilitasi inkubasi bisnis kepada 15 tenant startup. Melalui program inkubasi bisnis ini, para tenant akan mengikuti serangkaian program pengembangan bisnis berbasis digital.

Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan (Barenbang) Kemnaker Tri Retno Isnaningsih mengatakan pihaknya dorong agar para tenant startup yang mengikuti inkubasi bisnis ini dapat mengembangkan bisnis digital sehingga memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian nasional.

Pengembangan inkubasi bisnis startup berbasis digital merupakan salah satu program unggulan Kemenaker dalam menghadapi Industri 4.0.

“Dalam program inkubasi startup ini, ide-ide bisnis berbasis teknologi mulai diciptakan, serta diuji dan dipersiapkan untuk memasuki pasar. Kami fasilitasi mulai dari permulaan, penguatan, hingga pengembangan," ujarnya dalam siaran pers, Jumat (21/6/2019).

Retno menambahkan, salah satu indikator berkembangnya bisnis para talenta adalah banyaknya tenaga kerja yang terserap.

"Salah satu indikator kita bisa mengembangkan bisnis adalah tenaga kerja yang bisa direkrut. Jadi tujuannya adalah menarik tenaga kerja," tuturnya.

Pemerintah Indonesia, lanjutnya, terus mendorong pertumbuhan wirausaha Indonesia. Pasalnya, jumlah wirausaha di Indonesia baru mencapai 3,1% dari total jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 263 juta. Jumlah tersebut masih kalah jika dibandingkan Malaysia yang sudah mencapai (5%), Singapura (7%), dan Jepang (9%).

"Saya mengajak para pelaku bisnis untuk bisa terus memanfaatkan fasilitas dan akses yang tersedia, dan tentu kami sangat senang atas saran dan masukannya mengenai apa saja yang dibutuhkan di Ruang Innovation Room ini," terangnya.

Direktur Program Talent Indonesia, Anjani Amitya Kirana, menjelaskan, lini kerja nonformal dengan digital platform makin diminati. Indonesia pun disebutnya sangat berpotensi untuk mengembangkan sektor ini, mengingat 60% angkatan kerja Indonesia bekerja di sektor informal.

Namun, masyarakat yang bekerja di sektor informal berbasis platform digital masih terkendala akses kolaborasi dan kelayakan hidup. Mereka juga masih terkendala pada standar skill set jenis pekerjaan baru serta sertifikasi kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri.

"Jadi kita sebenarnya punya 60% talenta potensial yang bergerak di bisnis teknologi digital. Inilah yang ingin coba dikembangkan dalam talent hub," terangnya.

Ke depan, para peserta akan mendapat berbagai pelatihan seperti maping strategic partner, socializing and scouting, vocational training and business accelaration, sertification, dan match making.

"Langkah selanjutkan dalam pegembangan inkubasi bisnis ini adalah mempertemukan startup dan industri terkait agar terus tumbuh dan berkembang. Kami harapkan terwujudnya kesempatan kerja baru dan mempercepat pengurangan pengangguran," ujar Anjani.

Posting Komentar

0 Komentar