Asa HUT ke-492 Jakarta, Jadi Kota Pintar Bak Tokyo dan Seoul

Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Jakarta, Indonesia -- Memasuki hari ulang tahun (HUT) ke-492 tahun pada Sabtu (22/6), Jakarta diharapkan bisa menjelma menjadi kota pintar serupa Seoul, Korea Selatan atau Tokyo, Jepang. Sejak 2014, pemerintah provinsi DKI Jakarta memperkenalkan konsep kota pintar (smart city) untuk mewujudkan misi tersebut.

Kepala Dinas Komunikasi, Informasi, dan Statistika (Diskominfotik) DKI Jakarta Atika Nur Rahmania, mengklaim saat ini Jakarta berada dalam jalurnya menjadi kota pintar.

Saat ini Atika mengatakan Jakarta masih dalam masa transisi untuk menjadi kota pintar. Berdasarkan situs Jakarta Smart City (JSC), ibu kota diproyeksikan menjadi kota pintar sebelum 2025.

"Serangkaian sasaran berkaitan dengan enam kategori smart city yang saling terkait, yaitu smart living, smart mobility, smart governance, smart environment, smart economy, dan smart people. Intinya kami kembangkan teknologi untuk tingkatkan kualitas layanan masyarakat," kata Atika saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (21/6).
Pengembangan Jakarta sebagai kota pintar sangat luas dan bergantung pada teknologi berupa pengumpulan data yang bisa mendorong pengambilan kebijakan (data driven policy).

Artinya, setiap kebijakan yang diterapkan didasari dengan analisis data melalui Unit Pengelola (JSC). Salah satunya penerapan teknologi untuk mengukur key performance indicator (KPI) pegawai negeri sipil (PNS) di Pemprov DKI Jakarta.

Pengukuran KPI ini didasari oleh Citizen Relationship Management (CRM) yang berfungsi untuk merespon keluhan dari masyarakat yang datang dari berbagai kanal pengaduan.

"Kita jadikan itu sebagai ukuran kinerja tolak ukur bagi PNS yang menanggapi respon dari aspek kecepatan, dan ketepatan dalam merespon keluhan. Kalau mereka tidak comply bisa-bisa kena potongan insentif dan tunjangan," imbuhnya.
Pemantauan dan aduan multi kanal Pemprop DKI Jakarta memasang 7.678 cctv di sejumlah titik. (Foto: ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Pemantauan dan aduan multi kanal

Atika mengatakan aduan ini berasal dari 12 kanal seperti Facebook, Twitter, Qlue, Jakarta Aman, atau laporan langsung ke Balai Kota dan sebagainya.
Selain itu di bidang Internet of Things, Jakarta juga sudah menerapkan kecerdasan buatan (AI) di bidang video analytic. Menggandeng startup penyedia analisa big data Nodeflux, Pemprov DKI Jakarta telah mampu melakukan pemantauan terhadap para penunggak pajak kendaraan.
Atika mengatakan pemantauan tersebut diperoleh dari video yang terekam di 7.678 cctv (closed circuit television) yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta. Pihaknya kemudian akan mengolah data dari video tersebut agar bisa memberikan tindakan kepada para penunggak pajak.
"AI dalam bidang video analytic kami bisa tangkap plat nomor bisa dari penunggak pajak, dan kemudian memadukan dengan data base penunggak pajak kita. Kemudian nanti si penunggak akan dihentikan dan diberikan receipt untuk langsung membayar," tandasnya.
Atika kemudian mengklaim bahwa masyarakat bisa melihat kamar kosong di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) untuk mengetahui ketersediaan ruang rawat inap.
"Kita bisa lihat kenaikan jumlah pasien karena ada kejadian luar biasa misalnya demam berdarah. Kemudian kami akan lakukan peningkatan kapasitas, itu data driven policy," kata Atika.
Atika mengklaim dalam bidang transportasi, pihaknya melakukan analisis kemacetan berdasarkan pengolahan data. Kendati demikian ia tidak bisa menjelaskan sumber data yang melandasi analisis kemacetan.
"Kami lakukan analisis data, ada integrasi rute, fisik dan tarif. Tapi, kalau tarif bukan kami. Yang bisa kami lakukan adalah pengembangan dari divisi analytic untuk beri penilaian," jelasnya.
Meneropong kota pintar Jakarta di masa depan Bus listrik sempat diuji coba di kawasan Monas. (Foto: CNN Indonesia/Jonathan Patrick)
Meneropong kota pintar Jakarta di masa depan

Atika menjanjikan di masa depan kapasitas kota pintar Jakarta akan terus ditingkatkan untuk mengatasi berbagai permasalahan seperti kemacetan, kualitas udara, hingga banjir.

Menyoal masalah banjir, sesungguhnya Jakarta telah dibekali dengan CCTV hingga sensor untuk mengukur dan memantau debit air di setiap pintu air. Kendati demikian ia mengaku pihaknya hanya memberikan data, bukan melakukan penindakan.

"Untuk memprediksi banjir, di pintu air itu sudah ada CCTV untuk peringatan dini. Tinggi air sekian dan akan datang berapa lama. Tapi analisa dan penindakan itu beda, itu dinas teknis dan kita hanya feeding saja," ujarnya.

Pengembangan JSC, disebut Atika, akan menjawab langsung permasalahan masyarakat. Atika mengatakan Pemprov DKI Jakarta selalu akan mengembangkan JSC.

Atika mengatakan dalam pengembangan JSC, Pemprov DKI tidak bergerak sendirian. Atika mengatakan pihaknya menggandeng startup sebagai penyedia teknologi.

Kolaborasi ini penting dilakukan karena startup memiliki teknologi, di sisi lain Pemprov DKI Jakarta mengerti soal permasalahan masyarakat. Sehingga solusi berbasi teknologi yang dihasilkan bisa tepat sasaran untuk menjawab masalah masyarakat.

"Pemanfaatan teknologi itu harus bermanfaat bagi masyarakat. Pengmebangan teknologi itu kita tidak lakukan sendiri, tapi bersama startup. Mereka tahu teknologinya dan kami tahu masalahnya sehingga kita kolaborasi," tandasnya.


Posting Komentar

0 Komentar