Pasca Sarjana STIE Asia, Ajarkan Manajemen Risiko Di Era Industri 4.0

MALANG - Program Studi Pasca Sarjana STIE Asia Malang menggelar seminar Nasional dengan materi Risk Management for Business Era Industry 4.0. Dalam hal ini STIE Asia mendatangkan Ir. Hertanta, MM, Vice President (Human Capital Strategy Division Head) PT. Bank Tabungan Negara Tbk, sebagai pemateri.
Tujuannya, agar para peserta seminar mendapatkan wawasan akan pentingnya memahami manajemen risiko. Peserta seminar terdiri dari mahasiswa pasca sarjana STIE Asia dan beberapa kolega Kampus Asia dari bidang bisnis dan perbankan.
Direktur Pasca Sarjana STIE Asia Dr. Yunus Handoko, SE, MM., mengatakan telah menjadi agenda rutin setiap bulan di Pasca Sarjana STIE Asia mendatangkan praktisi dari luar. Kali ini mendatangkan pemateri dari BTN yang ahli di bidang risk management. “Tujuannya untuk menambah hasanah pengetahuan peserta S-2 kita dari para ahli dan praktisi,” ucapnya.
Materi manajemen risiko di Era Industri 4.0, merupakan materi yang menarik. Bahwa risiko di era revolusi industri 4.0 tidak lagi diartikan sebuah kondisi yang merugi dari sisi finansial. Dengan sistem digital yang kian meluas, para pelaku usaha maupun yang lainnya, dituntut untuk bisa mengelola risiko-risiko menjadi peluang untuk berkembang. “Disinilah menariknya yang membuat kita penasaran,” katanya.

Oleh karena itu, paradigma tentang risiko harus diubah ke arah yang lain. Agar setiap risiko dalam sebuah management bisa menjadi peluang untuk maju. Senada dengan itu, dalam materinya Vice President PT. Bank Tabungan Negara Tbk. Ir. Hertanta, MM., menjelaskan, secara keilmuan risk management berkembangkan tidak hanya di bidang keuangan atau perbankan. Tetapi risk berkembang dan menjelaskan tentang opportunity. “Paradigma kita harus berubah. Mengartikan risk tidak hanya risiko yang negatif atau berarah pada kerugian. Tetapi juga menjelaskan peluang-peluang atau kesempatan bagi perusahaan,” ujarnya.
Jadi, menurut Komisaris Utama. PT. Binasentra Purna ini risk management juga berhubungan dengan entrepreneur atau kewirausahaan. Risk management dalam bidang kewirausahaan atau bidang lainnya, termasuk perusahaan, menggunakan standar internasional dengan aturan dan regulasi yang ditetapkan.
Adapun di Perbankan, kata dia, risk management ada empat area. Yakni pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi. Kebijakan, prosedur dan penetapan limit. Proses manajemen risiko dan SIM Risiko. Serta sistem pengendalian intern. “Perusahaan apapun kurang lebih mengalami risiko di tempat area ini. Maka kalau bisa perusahaan tersebut telah melaksanakan sesuai best practice,” ungkapnya.
Pria kelahiran Jogjakarta ini menerangkan proses manajemen risiko terdiri dari beberapa tahapan. Antara lain identifikasi risiko, pengukuran risiko, pemantapan risiki dan pengendalian risiko. “Tujuan dari mengelola manajemen risiko ini untuk mengetahui risk appetite dan risk toleranc,” tukasnya.


Sumber : https://malang-post.com

Posting Komentar

0 Komentar