Hadapi Industri 4.0, Puluhan pegiat UMKM Ikuti Pelatihan Manajemen dan Teknologi

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung bekerja sama dengan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk memberikan pelatihan manajemen dan teknologi kepada pegiat UMKM, di Bale Sawala, Komplek Perkantoran Pemkab Bandung, Senin (22/7/2019).
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung bekerja sama dengan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk memberikan pelatihan manajemen dan teknologi kepada pegiat UMKM, di Bale Sawala, Komplek Perkantoran Pemkab Bandung, Senin (22/7/2019). Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung Popi Hopipah mengatakan, pelatihan tersebut dilakukan sebagai bekal bagi pelaku UMKM dalam menghadapai industri 4.0. Dia berujar, para pelaku UMKM harus siap menghadapi industri 4.0, salah satunya mempersiapkan diri dalam menghadapi perkembangan teknologi informasi guna meningkatkan penjualan.

"Mereka harus melek teknologi informasi supaya tidak tertinggal," tutur Popi. Selama ini, kata Popi, produk UMKM Kabupaten Bandung cukup berkembang bahkan berani ekpansi. Namun, kondisi tersebut harus ditopang dengan penggunaan teknologi informasi supaya bisa lebih berkembang, mengingat pasar saat ini sudah banyak menggunakan teknologi dalam pelbagai hal termasuk berniaga. Selain itu, hal penting lainnya adalah manajemen. Pelaku UMKM biasanya lemah dalam memanajemeni usahanya, sehingga rentan terhadap kegagalan dalam usaha.

Popi berharap, melalui pelatihan tersebut para pelaku UMKM di Kabupaten Bandung dapat memperbaiki manajemen usahanya untuk mengaplikasikan industri 4.0. "Harapan yang paling utama ada perubahan sikap mental dari para pelaku usaha. Terutama me-manage uang. Kedua, bisa mengaplikasikan program industri 4.0 ini, karena semua program memakai aplikasi," tambahnya. Sementara itu, General Manager Member Relations Alfamart Dwi Aryo Damasto mengatakan, dalam pelatihan tersebut, para peserta memperoleh materi terkait manajemen penataan barang, pengaturan stok barang, manajemen keuangan (cash flow), tips mengamati tren pasar terkait produk yang sedang diminati, serta pelayanan. Menurut Aryo, mayoritas para pedagang telah menjalankan usahanya sesuai dengan prinsip manajemen ritel modern, namun tidak mengetahui mengapa hal tersebut harus dilakukan. Salah satunya mengenai pentingnya pembukuan. “Mayoritas para peserta tidak membuat catatan pembukuan. Jadi, jika ditanya berapa besar keuntungan harian yang diperoleh, pada umumnya peserta tidak tahu,” katanya.

Sumber : https://www.ayobandung.com

Posting Komentar

0 Komentar