Wujudkan Smart City, Kota Mataram Perlu Susun Integrasi Data

Konferensi pers Sekawan Institut terkait seminar Big Data vs Smart City. (Suara NTB/bay)
Mataram (Suara NTB) – Mewujudkan Kota Mataram sebagai penyelenggara program Smart City disebut masih memerlukan beberapa pembenahan. Salah satunya adalah penyediaan basis data yang terintegrasi, seperti tertuang dalam konsep Big Data.
Merespon kebutuhan tersebut Sekawan Institut menginisiasi seminar bertajuk “Bid Data vs Smart City” yang akan digelar pada 5 Maret mendatang. Sekawan Institut sendiri merupakan lembaga pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berbasis di Kota Mataram.
Direktur Sekawan Institut, Raden Fanny Printi Ardi, menerangkan bahwa seminar tersebut merupakan salah satu bagian dari perwujudan visi untuk pengembangan pendidikan. “Khususnya untuk pengembangan big data. Seminar ini penting untuk OPD pemerintahan, terutama untuk menyusun kebijakan publik,” ujarnya ketika menyampaikan keterangan, Senin, 27 Januari 2020 dalam konferensi pers di Mataram.
Diterangkan Fanny penyusunan konsep big data pada dasarnya berhubungan erat dengan pemanfaatan teknologi yang ada. Dengan memanfaatkan data, maka pemerintah dapat menganalisis dan menentukan kebutuhan bisnis serta pengamilan keputusan dengan lebih efisien.
“Kalau di Mataram (sebagai pelaksana program Smart City), itu belum bisa karena belum satu data,” ujar Fanny. Hal itu disebut merupakan satu masalah serius, mengingat peranan data dalam mewujudkan smart city sangatlah penting. Khususnya untuk mengenali pola dan kebutuhan di kota itu sendiri.
Menurut Fanny ada beberapa elemen yang dapat dijadikan barometer smart city. Antara lain manajemen air, pengelolaan limbah, transportasi, serta keselamatan atau kesehatan masyarakat. Semua elemen tesebut harus didukung dengan infrastruktur dasar yang dapat mendorong terciptanya kehidupan berkualitas bagi warga.
Seminar yang akan digelar sendiri menyasar peserta hingga 180 orang. Diantaranya 50 orang dari kalangan umum, serta 50 orang dari perwakilan OPD dan akademisi. Khususnya untuk mendorong pemahaman tentang pengelolaan data dengan memanfaatkan tekonologi yang berkembang revolusi industri 4.0.
Hadir sebagai pembicara Guru Besar Universitas Bumigora, Prof. Dr. Moh. Tajuddin, M.Si, yang juga merupakan konsultan program Smart City untuk pemerintah Kota Mataram. Selain itu, hadir juga Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, Ph.D, yang juga merupakan Dosen Teknik Informatika di Universitas Islam Indonesia.
Fahmi yang hadir sebagai pembicara menerangkan bahwa seminar yang akan digelar oleh Sekawan Institut diharapkan dapat memberikan perspektif baru, khususnya pemerintah, dalam mensukseskan program smart city.
“Penting sekali conference ini untuk diikuti oleh pemerintah, dalam hal ini para (perwakilan) OPD, agar mereka bisa lebih memahami apa itu big data dan smart city,” ujarnya.
Melalui seminar tersebut, peserta diharapkan mendapatkan pemahaman yang baik tentang konsep big data dan smart city. Khususnya bagi pihak pemerintahan dan swasta yang setiap harinya memproduksi data, namun masih minim informasi. Karena itu penyusunan basis data dalam big data disebut sebagai solusi yang diperlukan untuk membantu pihak terkait mengambil keputusan dengan lebih cepat dan tepat.

Posting Komentar

0 Komentar