Ginandjar: Ibu Kota Baru Jadi Model "Smart City" Masa Depan

Ginandjar: Ibu Kota Baru Jadi Model
Ginandjar Kartasasmita saat menjadi pembicara dalam seminar internasional dengan tema “Future Outlook of Smart Infrastructure di Tokyo, Jepang, pekan lalu. ( Foto: istimewa / istimewa )

Mantan Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmita mengemukakan,
Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur (Kaltim) bisa sebagai smart city (kota cerdas) di masa mendatang.
Smart city merupakan sebuah visi pengembangan perkotaan dengan mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) beserta teknologi internet untuk segala (IoT) dengan cara yang aman untuk mengelola aset kota.
"Kemajuan yang dihasilkan oleh teknologi digital harus bersifat inklusif. Harus dicegahnya terjadinya ketimpangan pendapatan (income disparity) yang makin melebar sebagai akibat ketimpangan digital (digital divide)," kata Ginandjar dalam seminar internasional dengan tema “Future Outlook of Smart Infrastructure di Tokyo, Jepang, pekan lalu.
Dalam keterangan pers yang diterima SP, Senin (24/2/2020) pagi, Ginandjar menyebutkan, seminar itu diadakan Japan Overseas Infrastructure Investment Corporation for Transport and Urban Development (JOIN). Seminar dihadiri 150 peserta yang merupakan pimpinan berbagai perusahaan besar di Jepang serta investor internasional.
Pembicara terdiri atas tokoh-tokoh bisnis serta akademisi terkemuka di Jepang dan dari berbagai negara. Sebagai salah satu pembicara adalah Ginandjar Kartasasmita yang membawakan topik “The New Capital of Indonesia”.
Dalam paparannya, Ginandjar mengemukakan, Indonesia telah memilih IKN di Kalimantan Timur. Berbagai keuntungan ekonomi dan politik, aspek pembiayaan dan kerja sama internasional, regulasi, dan jadwal pemindahan sedang disusun oleh pemerintah.
Dia menyebutkan, dengan pemindahan itu, IKN Jakarta yang ada sekarang akan tetap berfungsi sebagai pusat kegiatan bisnis dan komersial, serta melayani kegiatan industri di sekitarnya.
"Saya menangkap kesan yang kuat bahwa kalangan bisnis Jepang dan investor internasional tertarik pada pembangunan ibu kota baru itu sebagai model smart city masa depan. Ini hal positif yang kita dapatkan dalam pemindahan IKN ini," tutur Ginandjar.

Bangun Fasilitas

Sementara itu, pemerintah berencana membangun akses jalan tol menuju ibu kota baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim). Selain itu, fasilitas pendukung juga segera dibangun, tidak hanya dibangun di lokasi calon ibukota negara namun juga di daerah sekitar, termasuk di Kalimantan Selatan (Kalsel).
"Tadi saya bertanya pada Pak Gubernur Kalsel, berapa jauh dari sini menuju ke ibukota baru kalau dibuat jalan tol, dijawab kurang lebih 3 sampai 4 jam akan sampai ke sana. Terus dari Batulicin ke Ibu Kota Baru bisa 1,5 jam kalau lewat tol. Saya juga baru tahu bahwa yang namanya Batulicin Kotabaru dekat Penajam Paser Utara. Baru tahu saya," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan sambutan di acara puncak Peringatan Hari Pers Nasional (HPN), di Kota Banjarbaru, Kalsel, pada 8 Februari lalu.
Lalu, ia mencandai Gubernur Kalsel yang terus menawarkan lahan kosong bila ibu kota baru masih kekurangan lahan.
"Dan tadi Pak Gubernur Kalsel bilang, kita juga menyiapkan 300.000 hektare (ha) kalau masih butuh tambahan lahan untuk ibukota baru. Masih desak terus ke presiden. Berarti masih belum terima kelihatannya," canda Jokowi.
Jokowi menjelaskan, pemerintah sangat serius dalam rangka percepatan pindahnya ibu kota yang membawa teknologi, inovasi dan sistem kerja yang baik. Pemindahan ibu kota negara, akan menunjukkan keunggulan Indonesia sebagai bangsa karena tidak sekedar memindahkan gedung, kantor, lokasi atau orang-orangnya.
"Tidak bukan itu. Tapi karena kita ingin menginstal sebuah sistem sehingga terjadi perubahan-perubahan nantinya pindah pola pikir, pola kerja dan pindah kecepatan dalam bekerja,” ujar Jokowi.
Diungkapkannya, dari beberapa desain yang terpilih dari 257 desain yang ikut sayembara desain calon ibu kota negara, pemerintah akan menerapkan gaya hidup perkotaan abad 21 yang rendah karbon, peduli pada lingkungan yang sangat hijau dan menjadi smart city.
"Di ibukota nantinya juga kita ingin semua kendaraan listrik dan otonomus, ramah pejalan kaki, ramah orang bersepeda dan dekat dengan alam," papar Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menginginkan momen pemindahan ibu kota menjadi transformasi ekonomi baru yang berbasis riset dan inovasi.
"Kantor-kantor pemerintah menjadi smart office, dibangun klaster-klaster riset dan inovasi kelas dunia, dibangun universitas riset kelas dunia yang saling berkolaborasi untuk kemajuan bangsa kita," tegas Jokowi

Posting Komentar

0 Komentar