Platform Digital Jadi Kunci Perusahaan Melakukan Ekspansi

Platform Digital Jadi Kunci Perusahaan Melakukan Ekspansi
Konsultan digital - freshconsulting.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pemanfaatan platform digital dinilai menjadi kunci bagi pelaku usaha untuk terus berinovasi dan berekspansi. 
CTO IBM Indonesia Panji Wasmana mengatakan platform digital dapat terus dikembangkan seiring dengan bertumbuhnya ekosistem setiap perusahaan dalam menjalankan bisnis.
"Perkembangan dan transformasi tersebut dapat diterapkan dengan menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), data, komputasi awan, solusi kognitif, serta tetap memberikan kewenangan kepada pelanggan dalam pemanfaatan teknologi open platform," ujar Panji, Kamis (12/3/2020).
Adapun, teknologi platform digital seperti halnya sistem operasi, komputasi, databasestorage, dan application programming interface (API) merupakan hal yang tidak lagi asing bagi dunia bisnis. Namun, di Indonesia istilah dan penggunaan platform digital masih identik dengan perusahaan digital native atau startup seperti Gojek, DANA, dan Traveloka.
Menurut Direktur CTI Group Rachmat Gunawan perusahaan nondigital native sekalipun juga bisa turut serta dalam tren penggunaan platform.
"Ketika perusahaan mengalihkan fokus dari produk ke platform, mereka bisa memanfaatkan ekosistem tersebut dan mengubah pesaing menjadi mitra dan melengkapi sumber daya perusahaan lain. Dengan teknologi platform digital pun, tiap perusahaan bisa memberikan hasil bisnis yang maksimal, karena perusahaan dapat menggunakan teknologi untuk menciptakan pengalaman pengguna yang lebih cepat, dinamis, dan personal," kata Rachmat.
Namun demikian, tingkat adopsi teknologi platform oleh perusahaan-perusahaan nondigital native perlu diakselerasi lantaran masih jauh dari maksimal. Jangankan di tataran nasional, di kancah global pun pengoptimalan jumlahnya masih sangat sedikit.
Menurut laporan McKinsey & Company tahun 2019, baru 3 persen dari perusahaan nondigital native global yang mampu mengadopsi platform secara optimal. Padahal, lebih dari 30 persen aktivitas ekonomi global atau setara dengan US$60 triliun diperkirakan bakal dimediasi oleh platform hingga 2025.
Di Indonesia, salah satu hal yang memperlambat pengoptimalan teknologi platform adalah kekhawatiran terhadap keamanan.
Senior Director for SEATH of Aruba Justian Chiah mengatakan sebanyak 80 persen perusahaan berbasis teknologi informasi menemukan perangkat internet of things (IoT) yang tidak pernah dipasang ataupun dikelola.
"Padahal, perangkat IoT dapat diretas dalam waktu 3 menit dan pelanggaran dapat memakan waktu hingga 6 bulan untuk ditemukan," ujar Justian.
Dia melanjutkan, jaringan lama yang diadopsi perusahaan nondigital native, tidak dapat mengimbangi transformasi digital yang sedang berlangsung. Pasalnya, manual kompleks serta segmentasi perangkat demi perangkat dinilai memperlambat penambahan, gerakan, dan perubahan.
Selain itu, access control list (ACL) dikatakan menjadi tidak terkelola ataupun tidak ada sama sekali sehingga memperburuk risiko keamanan.
Beberapa tantangan lain adalah manajemen pengalihan platform, Wi-Fi, IoT, dan WAN yang terfragmentasi; peralatan yang dimiliki menciptakan kompleksitas dan menghambat kelincahan, sehingga waktu untuk remediasi atau proses pemulihan menjadi berkepanjangan dan berdampak pada service level agreement (SLA).

sumber:https://teknologi.bisnis.com/read/20200312/84/1212554/platform-digital-jadi-kunci-perusahaan-melakukan-ekspansi



Posting Komentar

0 Komentar