Kemenperin Tambah Dua Sektor Percontohan Industri 4.0

 Jakarta, Beritasatu.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menambah dua sektor percontohan penerapan industri 4.0, yakni farmasi dan alat kesehatan. Dua sektor ini mencetak kinerja gemilang saat pandemi Covid-19.



Sebelumnya, ada lima sektor prioritas industri 4.0, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, kimia, otomotif, serta elektronik. Penambahan sektor industri 4.0 mejadi tujuh diharapkan dapat mewujudkan program substitusi impor sebesar 35% pada 2022. Target ini diakselerasi guna mendorong pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi Covid-19.

“Adapun empat strategi yang akan kami jalankan dalam menurunkan impor, yakni pendalaman struktur industri, kemandirian bahan baku dan produksi, perlunya regulasi dan insentif yang mendukung, serta pegoptimalan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN),” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Rapat Koordinasi Pimpinan (Rakorpim) Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) dan Kementerian/Lembaga (K/L) di Bintan, Kepulauan Riau, Jumat (25/9).

Menperin menegaskan, agar sasaran substitusi impor 35% pada 2022 bisa cepat tercapai, diperlukan dukungan dan langkah sinergi dari seluruh pemangku kepentingan terkait, mulai lingkup kementerian dan lembaga hingga asosiasi industri. “Guna mengakselerasinya, kami juga akan fokus pada implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0, dengan menambah dua sektor prioritas,” tutur dia.

Dia mencatat, industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, kimia, otomotif, serta elektronik mempresentasikan 70% PDB industri yang ada di Indonesia, 60% ekspor industri, dan 60% dari penyerapan tenaga kerja yang ada di Indonesia.

Menperin optimistis, apabila inisiatif Making Indonesia 4.0 dijalakan secara baik, Indonesia akan menjadi negara 10 besar dengan perekonomian terkuat di dunia tahun 2030. Strategi yang telah disiapkan tersebut, diyakini pula mampu menarik investasi baru dan menjaga iklim usaha di Tanah Air.

“Dalam implementasinya, kami akan jalankan secara simultan, antara penurunan impor melalui substitusi impor pada sektor industri yang nilai impornya besar, dengan peningkatan utilisasi produksi pada seluruh sektor industri pengolahan,” papar dia.

Di sisi lain, Kemenperin membidik utilisasi sektor manufaktur secara keseluruhan mencapai 60% hingga akhir tahun ini, setelah tertekan dampak pandemi Covid-19. Pada tahun 2021, utilisasi bakal digenjot sebesar 75% dan terus dipacu hingga 85% pada 2022.

“Sebelum hadir Covid-19 di Indonesia, utilisasi industri manufaktur mencapai 75%. Mulai dari Juni sampai sekarang sudah mulai ada tanda pemulihan, dengan tingkat utilisasi 52%. Kinerja gemilang ini tercermin juga dari purchasing managers’ index (PMI) Manufaktur Indonesia di bulan Agustus yang berada pada level 50,8 atau menandakan sedang ekspansif,” kata dia.

Efek positif dari peningkatan utilisasi itu, antara lain penyerapan tenaga kerja yang terdampak PHK, peningkatan kemampuan belanja dalam negeri, dan peningkatan pasar ekspor. “Strategi penurunan impor ini akan kami dorong melalui peningakatan invetasi, tentunya akan ada penyerapan tenaga kerja baru,” ujar Agus.



Sumber: https://www.beritasatu.com/harso-kurniawan/ekonomi/680791/kemenperin-tambah-dua-sektor-percontohan-industri-40

Posting Komentar

0 Komentar