2021, Prospek Investasi Energi Terbarukan Kian Menjanjikan


Hingga kini, pembangkit listrik tenaga air (PLTA) masih menjadi tulang punggung pertumbuhan energi terbarukan di Indonesia. Namun tahun 2021, prospek investasi energi baru dan terbarukan (EBT) kian menjanjikan karena kehadiran regulasi nasional dan global.

Pusat Data dan Informasi ESDM melaporkan bahwa pada 2020 capaian energi terbarukan masih positif meskipun ada pandemi Covid-19. Porsi energi terbarukan naik menjadi 11,51% dari 9,2% (2019) dalam bauran penyediaan energi nasional.

Prospek energi terbarukan tersebut dibahas dalam Webinar Catatan Awal Tahun 2021 dengan tema “Prospek Energi Terbarukan pada 2021: Tantangan dan Peluangnya di Indonesia” yang digelar Yayasan Perspektif Baru (YPB) pada Senin (25/1).

Webinar ini menghadirkan sejumlah pembicara yakni Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Harris, sekaligus Ketua Asosiasi Pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) M. Riza Husni, dan Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia Surya Darma. Tak ketinggalan Pendiri Yayasan Perspektif Baru Wimar Witoelar sebagai keynote speaker.

Harris mengatakan perkembangan teknologi energi terbarukan semakin lama semakin bagus dengan biaya semakin menurun dan tingkat keandalan semakin baik. Fenomena mendasari Indonesia untuk memaksimalkan energi terbarukan dengan potensi besar. Dari 400.000 MW, Indonesia baru pakai sekitar 10.467 MW atau 2 persen.

“Hingga 2030, diharapkan ada tambahan 16.800 MW komposisi paling banyak PLTA, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Yang lain menyesuaikan. PLTS mudah dipasang hanya setahun-dua tahun dan harganya semakin turun. Ini sangat strategis untuk dikembangkan ke depan. Kita sedang proses PLTS Terapung Cirata dengan kapasitas 145 MW dan sudah bisa dilakukan waterbreaking. PLTS atap sudah ada 3.000 pelanggan yang sudah memasang termasuk di ESDM dengan terbesar Coca Cola Amatil 7,2 MW yang merupakan terbesar di Asia Tenggara,” ujarnya.

Dikatakan, kapasitas pembangkit listrik energi terbarukan dilaporkan mencapai 10.467 MW, naik dari 2019 sebesar 10.291 MW. Tambahan pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) di antaranya diperoleh dari PLTA Poso sebesar 66 MW, PLTM Sion sebesar 12,1 MW, dan PLTS Atap sebesar 13,4 MW. Secara keseluruhan, PLTA masih penyumbang terbesar energi terbarukan di Indonesia mencapai total sekitar 6.150 MW.

Pada tahun ini, 2021, pertumbuhan energi terbarukan diperkirakan makin terang. Ada sejumlah sinyal positif yang mengindikasikan pemerintah memiliki keinginan yang kuat mendorong energi terbarukan. Di antaranya, pemerintah akan mengeluarkan Peraturan Presiden mengenai energi terbarukan.

Perpres tersebut diyakini bakal memperbaiki iklim investasi energi terbarukan di Tanah Air. Kehadiran Perpres diharapkan iklim investasi energi terbarukan di Indonesia bisa lebih menarik lagi karena di dalamnya ada ketentuan harga yang lebih simpel, yaitu ada feed-in tariff untuk energi terbarukan.

Lebih jauh, Wimar Witoelar mengatakan bahwa dukungan penggunaan energi terbarukan tahun 2021 diawali 2 peristiwa historis. Pertama Covid-19 yang makin parah. Kedua adalah Joe Biden sudah menduduki kursi presiden Amerika Serikat. Keputusan pertama yang diambilnya adalah untuk aplikasi masuk kembali ke Perjanjian Paris.

Selain itu, kata Wimar, Biden juga telah mengeluarkan keputusan menggantikan pejabat Environmental Protection Agency (EPA) yang menjalankan keputusan-keputusan anti lingkungan Donald Trump dan proenergi fosil.

Sumber: https://www.beritasatu.com/ekonomi/724071/2021-prospek-investasi-energi-terbarukan-kian-menjanjikan




Mari lihat dan pelajari SMART MANUFACTURING dengan solusi ADVANTECH 04 Feb 2021 - segera daftar di EVENTCERDAS.COM / https://s.id/eventcerdas4feb #aptiknas #eventcerdas #smartmanufacturing #smartfactory #advantech


Posting Komentar

0 Komentar