PLN Raih Sertifikat Penurunan Emisi Berkat 3 Pembangkit Ini


PT PLN (Persero) kembali mendapatkan sertifikat penurunan emisi gas rumah kaca dari tiga pembangkit listrik berbasis energi terbarukan.

Tiga pembangkit tersebut di antaranya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi di Bengkulu, PLTA Renun, dan PLTA Sipansihaporas di Sumatera Utara.

Tiga PLTA ini berhasil menurunkan emisi sejumlah 1,2 juta ton setara karbon dioksida (CO2eq). Dengan penambahan ini, secara total PLN telah memperoleh sertifikat penurunan emisi sejumlah 7,9 juta ton CO2eq.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menyebut sebagian dari sertifikat penurunan emisi tersebut sudah terjual di pasar internasional. Tahun ini, PLN mulai membuka layanan pembelian sertifikat penurunan emisi bagi individu, organisasi, maupun perusahaan-perusahaan di Indonesia yang peduli akan lingkungan dan krisis iklim.

Sertifikat penurunan emisi ketiga PLTA ini diperoleh melalui mekanisme Verified Carbon Standard (VCS) yang merupakan standar kualitas yang paling banyak digunakan untuk memverifikasi dan menerbitkan sertifikat penurunan emisi sukarela.

Tidak hanya melalui VCS, PLN juga mengembangkan program penurunan emisi gas rumah kaca melalui Clean Development Mechanism (CDM) yang merupakan salah satu mekanisme perdagangan karbon di bawah Perjanjian Protokol Kyoto.

Program CDM PLN meliputi dua Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), yaitu PLTP Kamojang dan PLTP Lahendong. Kedua pembangkit tersebut telah memperoleh sertifikat penurunan emisi sejumlah 309 ribu ton CO2eq.

Pembangunan pembangkit energi terbarukan membutuhkan investasi yang sangat besar. Oleh karena itu, adanya insentif dari penjualan sertifikat penurunan emisi membantu pengembangan energi terbarukan di Indonesia.

"PLN memandang pendanaan karbon sebagai peluang untuk mendukung aspirasi energi bersih (Green Transformation) yang kami canangkan. Kami berpartisipasi baik dalam pasar karbon kepatuhan (compliance) maupun dalam pasar karbon sukarela dengan mengembangkan program-program penurunan emisi karbon melalui mekanisme CDM dan VCS," jelas Zulkifli, sebagaimana dikutip dari keterangan resminya, Senin (11/01/2021).

Lebih lanjut dia mengatakan pembangkit listrik energi terbarukan membantu target pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca yang mengancam keseimbangan iklim bumi. Seperti diketahui pemerintah memiliki target untuk mencapai bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada 2025 mendatang.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Tahun 2019-2028 menargetkan akselerasi pembangunan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) yang akan menurunkan emisi sebesar 137 juta ton CO2eq selama kurun waktu sepuluh tahun, jika dibandingkan dengan skenario tanpa akselerasi penetrasi EBT.

Strategi transisi energi PLN telah mendapatkan rekognisi internasional. Tahun lalu, PLN berhasil menjadi perusahaan dengan peringkat teratas di Asia Selatan dan Tenggara sebagai perusahaan kunci yang akan menentukan kesuksesan transformasi sistem energi dan dekarbonisasi, berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh World Benchmarking Alliance.


Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20210111174955-4-215114/pln-raih-sertifikat-penurunan-emisi-berkat-3-pembangkit-ini



Posting Komentar

0 Komentar