Sebagian besar capex IT perbankan akan dipakai untuk memperkuat digital banking


Kemajuan industri finansial berbasis teknologi informasi telah mendorong perbankan untuk semakin fokus memperkuat digital banking. Era digitalisasi di sektor keuangan memang sudah tidak bisa dielakkan. Nasabah saat menginginkan semua layanan perbankan yang praktis yang bisa diakses lewat gadget. 

Pandemi Covid-19 menjadi momentum bagi bank mempercepat transformasi ke layanan digital. Bahkan sudah ada beberapa bank yang bakal bertransformasi menjadi bank digital penuh dimana semua layanannya bakal dilakukan secara digital.

Guna memperkuat digital banking, bank telah menyiapkan dana untuk pengembangannya yang dimasukkan dalam anggaran belanja modal atau capital expenditute (capex) IT dan digital. Mayoritas anggaran capex sebagian bank bakal dialokasikan buat pengembangan digital banking. 

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya menganggarkan capex IT hampir Rp 2 triliun tahun ini. Rudi As Aturridha Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri mengatakan, sekitar 80% dari dana itu bakal dipakai untuk pengembangan dan penguatan digital banking. "Itu akan digunakan untuk mendukung eksekusi inisiatif-inisiatif terkait IT dalam rangka meningkatkan posisi Bank Mandiri di era digitalisasi tahun ini," kata Rudi pada KONTAN, Rabu (27/1). 

Salah satu inisiatif tersebut adalah  mengembangkan Mandiri Online agar dapat menjadi aplikasi yang semakin multifungsi bagi nasabah retail. Aplikasi mobile banking itu saat ini sudah bisa melakukan berbagai transaksi keuangan mulai dari transfer, pembayaran-pembayaran baik itu pajak, BPJS, telepon, kartu kredit, pembelian pulsa, token PLN, pembukaan rekening deposito, top up e-money pada ponsel, transaksi pakai QRIS, pemblokiran kartu Kredit,dan transaksi lainnya.

Asal tahu saja, tahun 2020 Bank Mandiri menganggarkan belanja modal sebanyak Rp 3,12 triliun - Rp 3,24 triliun. Hingga September 2020, serapannya baru mencapai Rp 1,7 triliun. 

Adanya pandemi Covid-19 membuat serapan capex lambat karena ada beberapa proyek yang terpaksa ditunda atau tidak dapat dilaksanakan.

Sementara PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) akan menyiapkan capex sekitar Rp 5,2 triliun, sama seperti tahun lalu. Vera Eve Lim Direktur Keuangan BCA mengatakan, sebagian besar anggaran belanja modal tersebut akan digunakan untuk pengembangan IT serta digitalisasi perbankan. Selanjutnya, untuk pengembangan jaringan kantor cabang. 

Digitalisasi perbankan menjadi fokus BCA dalam menghadapi perkembangan teknologi di sektor industri keuangan. "Kami mencermati bahwa pengembangan layanan digital akan menjadi kunci bisnis perbankan dan transaksi non tunai akan terus meningkat di masa yang akan datang," kata Vera pada KONTAN, Rabu (27/1).

BCA telah menawarkan beragam fitur terbaru digital banking BCA dalam rangka mempermudah nasabah saat bertransaksi perbankan. Oleh karena itu, perseroan akan terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan nasabah tersebut. 

BCA juga akan mempersiapkan pengembangan Bank BCA Digital, konversi dari Bank Royal. Peluncuran bank digital ini akan dilakukan pada tahun ini. Bank itu akan hadir lewat aplikasi super canggih  yang akan menggarap seluruh segmen usia. BCA Digital hanya akan fokus pada layanan pendanaan untuk tahap awal. Bank ini akan memfasilitasi berbagai transaksi perbankan digital melalui aplikasi digital berbasis smartphone. Layanan kredit baru akan diluncurkan tahap berikutnya.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menyiapkan capex IT sebesar Rp 3,5 triliun tahun 2021, sama dengan tahun sebelumnya. Menurut Direktur Digital, Teknologi dan Informasi BRI Indra Utoyo, sebagian besar belanja modal itu akan digunakan untuk modernisasi core banking terkait dengan financial system dan perangkat-perangkat unit kerja BRI yang perlu melakukan transformasi.

BRI juga sedang mengambil ancang-ancang menjadikan PT BRI Agroniaga Tbk (AGRO) sebagai bank digital. Ukuran bisnis BRI Agro yang cukup lincah dinilai sangat memungkinkan jika sewaktu-waktu  bisnis modelnya diubah untuk bermain di ekosistem digital. Namun, Indra tidak merinci apakah capex yang dianggarkan itu termasuk untuk mempersiapkan BRI Agro jadi bank digital.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menganggarkan capex IT Rp 500 miliaran tahun ini. Anggaran tahun lalu juga sama seperti itu namun serapannya hanya 80%. Direktur Teknologi Informasi BTN Andi Nirwanto mengatakan, capex  akan difokuskan untuk peningkatan kapasitas dan perbaikan sistem-sistem utama penopang penyaluran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR). "Itu termasuk di dalamnya untuk pengembangan channel-channel digital," katanya pada KONTAN, Rabu (27/1).

Pengembangan channel digital yang dilakukan untuk memudahkan nasabah on boarding dan memenuhi kebutuhan transaksi end to end. Andi bilang, hal tersebut sebagai bagian dari pengembangan ekosistem BTN secara digital yang fokus di bisnis perumahan.

PT Bank Negara Indonesia Tbk akan mengalokasikan sebagian besar capex IT tahun ini untuk pengembangan produk dan fitur baru khususnya terkait digital banking. BNI mobile banking akan dikembangkan jadi aplikasi canggih. Perseroan juga akan mengembangkan channel akuisisi dan digital sale channel.

"Selain itu, capex juga akan digunakan untuk peningkatan infrastruktur dan kualitas dalam mendukung layanan, peremajaan hardware, peningkatan kapasitas dan reliabilitas system serta peningkatan sistem keamanan IT," Pungkas Mucharom Sekretaris Perusahaan BNI.

Sumber: https://keuangan.kontan.co.id/news/sebagian-besar-capex-it-perbankan-akan-dipakai-untuk-memperkuat-digital-banking?page=1

Posting Komentar

0 Komentar