SKK Migas: Harga Minyak Tak Akan Capai USD 70 per Barel Lagi


Transisi energi fosil ke energi baru dan terbarukan yang terus dilakukan saat ini oleh berbagai negara termasuk Indonesia, akan membuat harga minyak dunia terkoreksi secara perlahan.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menyebut, adanya isu energi terbarukan akan membuat persepsi terhadap migas terpengaruh. Menurutnya harga minyak bumi tidak akan mampu menyentuh USD 70 hingga USD 80 per barel lagi dalam 20 tahun ke depan.
"Kita pun sudah bikin persepsi harganya sampai di mana. Untuk 20 tahun ke depan, kita lakukan perhitungan di USD 60 per barel. Di tahun sebelumnya kita masih gunakan angka USD 70 dan USD 80 per barel," kata Dwi dalam siaran IDX Channel secara virtual, Selasa (12/1).
Meski bakal sulit menyentuh USD 80 per barel dalam beberapa tahun ke depan, pergerakan harga minyak di awal tahun ini jauh lebih baik di level USD 50 per barel untuk jenis Brent ketimbang tahun lalu yang sempat anjlok hingga di bawah USD 30 per barel akibat wabah corona.
Harga Minyak Mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) bulan Desember 2020 ditetapkan sebesar USD 47,78 per barel atau naik sebesar USD 7,11 per barel dari USD 40,67 per barel pada November 2020. Kenaikan ini tak lepas dari proyeksi geliat ekonomi global setelah disetujuinya vaksinasi massal COVID-19 di kawasan Eropa dan Amerika.
Di dalam negeri, bauran EBT ditargetkan bisa mencapai 23 persen pada 2025 dalam bauran energi nasional. Saat ini, porsi minyak bumi dalam bauran energi nasional sebanyak 29 persen. Pada 2030 akan turun menjadi 23 persen dan di 2050 akan berkurang lagi menjadi 19,5 persen.
Meski bauran energi fosil seperti minyak bumi akan turun. Tapi, dari sisi volume masih terus meningkat hingga 2030 sebab ekonomi Indonesia terus digenjot agar tumbuh.
Dwi menyebut, saat ini kebutuhan minyak dalam negeri mencapai 1,6 juta barel per hari. Di 2030 akan naik menjadi 2,2 juta barel per hari. Karena itu, SKK Migas menargetkan 10 tahun lagi, produksi minyak nasional bisa mencapai 1 juta barel per hari.
"Di 2030 itu kebutuhannya 2,2 juta barel per hari. Jadi masih dibutuhkan tambahan 500-600 ribu barel per hari (berasal dari impor)," kata Dwi.
Begitu pun dengan target produksi gas bumi di 2030 yang ditarget bisa mencapai 12 bscfd. Surplusnya kecil karena kebutuhannya juga akan meningkat dari saat ini 6,5 bscfd menjadi 11 bscfd pada 2030.
"Jadi sampai 2030, volume gas akan meningkat 2 kali dan minyak naik 30 persen. Kalau dari sisi crude (minyak bumi) kemungkinan impor tapi mengecil. Tapi kalau enggak kita tingkatkan (produksi 1 juta barel), impor kita semakin besar," ujarnya.
Sumber: https://kumparan.com/kumparanbisnis/skk-migas-harga-minyak-tak-akan-capai-usd-70-per-barel-lagi-1uxquEaa1Zq/full

Posting Komentar

0 Komentar