25 Sistem Jaringan Listrik Pintar Bakal Dibangun Hingga 2024

Pemerintah akan membangun sistem jaringan kelistrikan berteknologi canggih atau dikenal dengan istilah Smart Grid sebanyak 25 hingga 2024.

Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Munir Ahmad mengatakan, Smart Grid dibangun guna meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik nasional dan dipercaya menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan efisiensi dalam pelayanan kepada masyarakat.

Selain itu, Smart Grid menurutnya dapat meningkatkan fleksibilitas transmisi agar dapat lebih banyak menerima Variable Renewable Energy (VRE).

Smart Grid dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), sudah ditetapkan dalam pengembangan sistem di Jawa-Bali. Targetnya, setiap tahun mulai 2020 sampai 2024 dipasang sebanyak lima sistem baru di Jawa-Bali.

Dengan demikian, dalam lima tahun ke depan akan dibangun sebanyak 25 sistem Smart Grid baru.

Dia pun menyampaikan bahwa teknologi Smart Grid merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menyediakan listrik nasional, sehingga seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan listrik dalam jumlah yang cukup, dengan kualitas yang baik, dan dengan harga yang terjangkau.

"Pemanfaatan teknologi Smart Grid tidak terbatas pada konsumen listrik perkotaan dan skala besar, teknologi Smart Grid juga dapat dimanfaatkan pada Smart Micro Grids skala kecil di pedesaan dan daerah terpencil dengan akses yang sulit ke jaringan transmisi," ungkap Munir, seperti dikutip dari keterangan resmi Kementerian, Rabu (10/02/2021).

Smart Grid merupakan sistem jaringan tenaga listrik yang dilengkapi dengan teknologi informasi dan teknologi komunikasi canggih yang dapat memungkinkan sistem pengaturan tenaga listrik secara efisien, menyediakan keandalan pasokan tenaga listrik yang tinggi, pemanfaatan sumber energi terbarukan dan memungkinkan partisipasi pelanggan dalam penyediaan tenaga listrik.

Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Kerjasama Ketenagalistrikan Senda H. Kanam mengatakan bahwa konsep Smart Grid ini mengikuti tren industri 4.0 di mana konsumen juga dapat berperan sebagai produsen, yakni dapat memproduksi, menyimpan dan menjual listrik kepada penyedia atau sesama konsumen listrik.

"Jadi, konsumen semakin cerdas untuk memanfaatkan listrik dan didukung peralatan cerdas," tuturnya.

Disampaikan Senda, Smart Grid merupakan konsep jaringan tenaga listrik cerdas untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan teknologi komunikasi dua arah antara produsen listrik dan konsumen dengan tujuan agar efisien, andal, pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) yang lebih baik, dan penurunan emisi CO2.

"Tantangan untuk implementasi Smart Grid di Indonesia adalah biaya investasi yang besar, organisasi sistem pelaksanaan mengenai komitmen organisasi, selain itu peraturan untuk standardisasi dan teknologi yang menuntut pengaplikasian yang berbeda," jelasnya.

Executive Vice President (EVP) Perencanaan Korporat PT PLN (Persero) Hot Martua Baraka dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa PLN telah melakukan beberapa proyek percontohan (pilot project) Smart Grid.

Saat ini beberapa proyek Smart Grid sedang berjalan sesuai dengan RPJMN 2020-2024 dan telah ditetapkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Peraturan Presiden No. 18 tahun 2020.

"Pada tahap awal, implementasi Smart Grid berfokus kepada keandalan, efisiensi, customer experience (pengalaman pelanggan) dan produktivitas grid (jaringan). Sedangkan tahap berikutnya PLN berfokus kepada ketahanan (resilience), customer engagement (keterikatan dengan pelanggan), sustainability (keberlanjutan) dan self-healing (penyembuhan diri)," tuturnya.

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20210210165032-4-222519/25-sistem-jaringan-listrik-pintar-bakal-dibangun-hingga-2024






 

Posting Komentar

0 Komentar