Bagaimana Layanan ATM dan Mobile Banking Setelah Beroperasinya BSI? Ini Jadwal Implementasi IT


Bank Syariah Indonesia (BSI), merger dari tiga bank syariah BUMN resmi beroperasi, Senin (1/2/2021). Saat ini layanan masih bisa dilakukan menggunakan ATM dan aplikasi mobile banking yang lama.

Nanti setelah semua sistem informasi teknologi (IT) terimplementasi maka semua nasabah bisa bertransaksi di semua kantor BSI.


Untuk diketahui BSI merupakan merger dari BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah.


Area Manager BSI Palembang, Luthfi Bukhari mengatakan layanan perbankan pada nasabah tidak akan terkendala karena nasabah masih dapat menggunakan ATM dan aplikasi mobile banking yang lama.


"Layanan nasabah tidak akan terkendala karena tetap bisa menggunakan aplikasi lama," ujar Luthfi Bukhari, Senin (1/2/2021).

Luthfi mengatakan meski sudah merger namun implementasi sistem informasi teknologi (IT) BSI belum akan dilakukan sekaligus dan akan dilakukan secara bertahap.

Implementasikan sistem IT BSI akan dilakukan pada tanggal 21 Februari 2021, ada yang pada tanggal 15 Maret 2021 dan ada yang tanggal 1 Agustus 2021.


21 Februari adalah jadwal implementasi IT BSI di Jakarta.


15 Maret 2021 itu adalah jadwal implementasi IT BSI pada 3 cabang di kota Palembang yakni A Rivai (eks BRIS), Demang (eks BSM) dan Sudirman (eks BNIS) sehingga nasabah semua bank ini bisa bertransaksi cukup di satu dari tiga cabang ini saja.

Namun hanya baru di tiga cabang tersebut.


Barulah pada 1 Agustus mendatang semua nasabah eks tiga bank syariah bisa bertransaksi di semua cabang di BSI tanpa harus ke bank asalnya.

Karena semua sistem IT sudah terkoneksi dan SDM ke semua bank juga sudah mengerti semua produk banknya.


"Jadi nantinya nasabah eks ke tiga bank syariah bisa bertransaksi di semua BSI 1 Agustus sehingga tidak harus ke bank awalnya sehingga mudah dan praktis karena ketiga produk eks bank syariah tersebut sudah tersedia di satu kantor cabang," tutup Luthfi.


Adapun komposisi pemegang saham BSI, terbesar jatuh kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan porsi 51,2 persen saham. Diikuti oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) 25,0 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4 persen, DPLK BRI - Saham Syariah 2 persen, dan publik 4,4 persen.

Struktur pemegang saham tersebut berdasarkan perhitungan valuasi dari masing-masing bank peserta penggabungan.

BSI memiliki aset mencapai Rp 240 triliun dengan modal inti lebih dari Rp 22,6 triliun.

Jumlah aset dan modal inti tersebut menempatkan Bank Hasil Penggabungan dalam daftar 7 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset.

Hingga kini, pembiayaannya mencapai Rp 157 triliun dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 157 triliun.


BSI pun akan menjadi TOP 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan.


BSI bakal ditunjang oleh lebih dari 1.200 cabang dan 1.700 jaringan ATM, serta didukung oleh 20.000 orang karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Di segmen ritel, bank syariah itu akan memiliki ragam solusi keuangan dalam ekosistem Islami, seperti terkait keperluan ibadah haji dan umrah, ZISWAF, pendidikan, kesehatan, remitansi internasional, dan layanan dan solusi keuangan lainnya berlandaskan prinsip syariah.


Sedangkan di segmen korporasi dan wholesale, Bank Hasil Penggabungan akan memiliki kemampuan untuk masuk ke dalam sektor-sektor industri yang belum terpenetrasi maksimal oleh perbankan Syariah.


Sumber: https://sumsel.tribunnews.com/2021/02/01/bagaimana-layanan-atm-dan-mobile-banking-setelah-beroperasinya-bsi-ini-jadwal-implementasi-it

Posting Komentar

0 Komentar