Di Webinar Nasional, Rektor Unisma Beber Kiat Jadi Guru Hebat Revolusi Industri 4.0


Rektor Universitas Islam Malang (Unisma), Prof Maskuri, meminta untuk institusi pendidikan, khususnya para pengajar mengambil hikmah atau hal positif dari adanya Pandemi Covid-19. 

Hal itu disampaikan dalam Webinar Nasional yang diselenggarakan Unisma dengan tema "Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis IT untuk Guru SMA, SMK dan MA", Sabtu (6/2/2021).

Dijelaskannya, jika tak hanya memberikan dampak negatif semata. Namun satu sisi, pandemi ini menjadi sebuah pendorong untuk menjadi lebih baik, khususnya dalam bidang pendidikan. Hal ini menjadi satu peluang baru atau adaptasi baru dalam kehidupan, utamanya dalam hal pendidikan sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan.

"Dulu banyak ilmuwan yang mengatakan, bahwa masyarakat akan familiar terhadap teknologi, membutuhkan waktu empat sampai lima tahun. Tapi Allah memberikan hikmah dengan pandemi Covid-19, sehingga tak perlu waktu empat sampai lima tahun. Satu minggu dipaksa memiliki ketrampilan dalam bidang teknologi informasi," jelasnya.

Namun meskipun begitu, tentunya masih perlu lagi lebih mendalami terkait jenis teknologi yang itu pas digunakan dalam proses pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Sehingga, pesan dan nilai yang disampaikan kemudian benar-benar bisa dipahami oleh peserta didik.

"Tak hanya dibangun dari mindset, namun juga dari karakter dan budaya. Guru menurut saya tidak boleh ketinggalan dengan anak-anaknya. Guru harus punya sikap inklusif dari mana pun datangnya ilmu pengetahuan, menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam membangun kapasitas sebagai seorang guru," terang Profesor yang ramah ini.

Oleh karena itu, Unisma mencoba untuk sharing pengalaman dan memberikan kontribusi positif kepada para guru-guru hebat di Indonesia. Ditegaskan Maskuri, jika seorang guru yang hebat, harus terus mengupdate dan mengupgrade kemampuan yang ia miliki. Seorang guru harus mempunyai sifat adaptif dan memiliki konsep out of the box.

Mengembangkan energi-energi positif bagi seorang guru merupakan kunci utama. Sebab di situ lah nantinya seorang guru akan menjadi magnet bagi para peserta didik dan magnet di hadapan masyarakat.

"Guru tidak hanya memegang satu prinsip kenyamanan, kemapanan, tetapi justru ia memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi. Kalau guru hebat tetap mempertahankan tradisi lama, maka suatu saat akan tertinggal dan tergilas oleh dinamika perkembangan jaman. Mudah-mudahan, pendidikan di Indonesia bisa semakin maju hingga tingkat internasional, sehingga bisa berkontribusi untuk peradaban dunia," tuturnya.

Seorang guru merupakan pembawa misi perubahan pada berbagai aspek, bahkan hingga spiritualitas. Selain itu guru juga harus memberikan pelayanan terbaik, agar bagaimana dalam proses pembelajaran guru tak malah menjadi apriori atau kehadirannya justru menjadi hal yang tak menyenangkan bagi peserta didik.

"Guru juga tak hanya boleh bercita-cita bisa mengajar saja, namun juga harus bisa merubah pola pikir dan keterampilan, membangun karakter para peserta didik menjadi lebih baik lagi, hingga setelah mereka memiliki perubahan dan pengetahuan bisa melakukan perubahan pada peradaban dunia," paparnya.

Tantangan guru di era milenial atau di era generasi Z, yaitu bonus demografi. Indonesia sudah menjadi bagian Asian Economic Community. Usia produktif di Indonesia sangat melimpah. Sehingga hal ini tergantung kepada para guru untuk mengarahkan, membimbing, mendidik para generasi untuk bisa membawa perubahan yang baik.

Sumber: https://jatimtimes.com/baca/235049/20210207/162100/di-webinar-nasional-rektor-unisma-beber-kiat-jadi-guru-hebat-revolusi-industri-4-0

Posting Komentar

0 Komentar