Inspirasi Energi: Listrik dari PLTU Batubara Terseok Selama Pandemi, Emisi Gas Rumah Kaca Menurun


 

Pangsa energi listrik yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga uap ( PLTU) batubara turun tajam daripada sumber daya lainnya selama pandemi.

Laporan tersebut merupakan temuan dari studi terbaru berjudul COVID-19-induced low power demand and market forces starkly reduce CO2 emissions yang dipublikasikan pada 8 Februari.

Studi tersebut dipimpin oleh Potsdam Institute for Climate Impact Research di Jerman dan diterbitkan di jurnal Nature Climate Change. Studi ini menganalisis emisi dan permintaan listrik di Amerika Serikat (AS), Eropa dan India.

Di tiga tempat ini, permintaan listrik bulanan telah menurun hingga 20 persen pada 2020 dibandingkan 2019. Sedangkan emisi karbon dioksida bulanan dari sektor pembangkit listrik telah menurun hingga 50 persen.

Menurut laporan itu, penurunan kontribusi energi listrik dari PLTU batubara tersebut berdampak signifikan terhadap pengurangan emisi karbon dioksida secara global.

Direktur dan kepala ekonom di Potsdam Institute sekaligus penulis studi tersebut, Ottmar Edenhofer, mengaku terkejut dengan temuan itu.

Pasalnya, ketika permintaan konsumsi listrik turun, biasanya pembangkit listrik tenaga gas ( PLTG) yang pertama kali dimatikan atau dikurangi. Sebab, biaya produksi dan biaya operasi PLTG jauh lebih mahal dari PLTU batubara.

Salah satu faktor yang membuat produsen listrik tidak mematikan PLTG adalah harga gas alam yang merosot tajam selama pandemi.

Sehingga bila dikalkulasi ulang, pembangkitan listrik dari PLTG dinilai lebh ekonomis dibandingkan pembangkitan listrik dari PLTU batubara selama pandemi ini.

Jadilah produsen-produsen listrik ini mempertahankan pembangkitan listrik dari PLTG dan mematikan PLTU batubara untuk menyesuaikan konsumsi listrik yang menurun kala pandemi.

Di sisi lain, batubara melepaskan lebih banyak karbon dioksida daripada pembangkit listrik lainnya. Sehingga, dengan tidak beroperasinya beberapa PLTU batubara di dunia, emisi gas rumah kaca turun.

Penurunan emisi gas rumah kaca dalam hal permintaan batubara paling menonjol terjadi di Jerman, Spanyol, dan Inggris sebagaimana dilansir dari The New York Times.

Studi tersebut menambahkan, tren menurunnya permintaan energi listrik dari PLTU batubara kemungkinan bisa lebih lama bahkan setelah pandemi dapat dikendalikan.

Potsdam Institute for Climate Impact Research memperkirakan bahwa pandemi membuka peluang untuk melanjutkan tren penurunan konsumsi batubara, yang pada glirannya semakin memangkas emisi gas rumah kaca.

Jika pemerintah mendukung langkah-langkah kebijakan iklim yang tepat, emisi gas rumah kaca dari sektor ketenagalistrikan dapat menurun lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Energi terbarukan
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, listrik yang dikonsumsi warga Uni Eropa lebih banyak berasal dari energi terbarukan daripada energi fosil pada 2020.

Laporan tersebut diterbitkan oleh Ember and Agora Energiewende sebagaimana dilansir dari CNN. Capaian ini dinilai sebagai tonggak bersejarah bagi pengembangan energi terbarukan.

Pada 2020, energi terbarukan memproduksi listrik sebanyak 38 persen dari total produksi listrik di seluruh eropa.

Sementara itu, energi fosil berkontribusi sebesar 37 persen dari total produksi listrik di seluruh eropa.

Pergeseran tersebut terjadi karena sumber energi terbarukan seperti angin atau pembangkit listrik tenaga bayu ( PLTB) dan matahari atau pembangkit listrik tenaga surya ( PLTS) telah meningkat di Uni Eropa.

PLTB dan PLTS meningkat hampir dua kali lipat sejak 2015. Bahkan pada 2020, kapasitas terpasang kedua pembangkit tersebut berkontribusi sebanyak seperlima dari seluruh pembangkit listrik negara anggota Uni Eropa.

Itu juga alasan mengapa kontribusi energi listrik dari PLTU batubara turun 20 persen tahun lalu di Eropa.

Analis ketenagalistrikan senior dari Ember and Agora Energiewende sekaligus penulis utama laporan tersebut, Dave Jones, mengatakan pertumbuhan PLTB dan PLTS di Eropa meningkat dengan pesat.

"Pertumbuhan pesat PLTB dan PLTS telah memaksa dan membuat PLTU batubara menurun, tetapi ini baru permulaan," kata Jones.

Sumber: https://www.kompas.com/global/read/2021/02/15/140000470/inspirasi-energi--listrik-dari-pltu-batubara-terseok-selama-pandemi-emisi?page=all




















Posting Komentar

0 Komentar