Ramah Lingkungan, Portfolio Green Banking BNI Tembus Rp 139 T


PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatat green portofolio atau penyaluran kredit berwawasan lingkungan sepanjang 2020 mencapai Rp 139,4 triliun, atau setara dengan 25,4% dari total pinjaman yang telah disalurkan.

Adapun rincian dari portofolio berwawasan lingkungan tersebut antara lain sebesar Rp 113,3 triliun untuk pembiayaan di bidang sosial ekonomi, Kemajuan dan Pemberdayaan. Kemudian sebesar Rp 20,5 triliun digunakan untuk pembiayaan Lingkungan berkelanjutan, manajemen hidup alami sumber daya dan penggunaan lahan.

Berikutnya sebesar Rp 4,6 triliun untuk pembiayaan energi terbarukan. Rp 528 miliar untuk green building dan sisanya yang sebesar Rp 470 miliar untuk hal lain. Di antaranya mencakup efisiensi energi, pencegahan polusi, Air berkelanjutan dan pengelolaan air limbah

Green Banking saat ini berkembang pesat dengan komitmen dari sejumlah bank untuk meningkatkan portofolio pembiayaan ramah lingkungan seperti energi terbarukan, efisiensi energi, pertanian organik, eco-tourism, transportasi ramah lingkungan, dan berbagai produk eco-label.

Hal ini merupakan wujud kesadaran bank terhadap risiko kemungkinan terjadinya masalah lingkungan pada proyek yang dibiayainya yang mungkin berdampak negatif berupa penurunan kualitas kredit dan reputasi bank yang bersangkutan.

Dalam perjalanannya green portofolio bisa menjadi modal untuk green bond dan sustainability bond yang banyak diincar oleh investor pada saat ini.

BNI pun telah memiliki program komprehensif yang bernama "BNI Go Green". Secara internal, BNI meningkatkan kapasitas pengetahuan pegawai mulai dari perilaku hidup hijau pegawai (green attitude), tindakan hemat energi, hingga pelatihan tentang risiko lingkungan dan sosial dalam analisa kelayakan kredit.

BNI juga menyediakan produk dan layanan ritel yang mendorong gaya hidup hijau seperti KPR Hijau, kartu kredit BNI-WWF, fitur Adopsi Orangutan dan Penanaman Pohon, dan layanan perbankan yang paperless (e-billing, formless transfer).

Sementara itu, di level eksternal BNI konsisten melaksanakan program-program pelestarian lingkungan hidup baik yang bersifat forestry maupun non-forestry, termasuk pemanfaatan energi terbarukan. Program-program ini dilaksanakan baik melalui skema CSR maupun kredit komersial. BNI membiayai proyek-proyek ramah lingkungan yang dijalankan oleh klien BNI seperti pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal), biomass, biogas, hydro dan waste management. BNI juga mendirikan pusat pembibitan sejuta tanaman keras di Sentul Bogor dan membangun Hutan dan Taman Kota di beberapa kota di Indonesia.

Sebagai informasi, sepanjang tahun 2020, BNI mencatat laba bersih konsolidasi sepanjang tahun lalu mencapai Rp 3,3 triliun.

"Kami di BNI sepanjang tahun lalu memacu diri agar 2021 menjadi lebih baik dengan membuat lompatan bisnis. Langkah yang kami lakukan, perseroan dapat hasil menggembirakan, pemulihan lebih cepat terwujud," kata Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar.

(Ki-Ka) Komisaris BNI Asmawi Syam, Komisaris Utama BNI Agus Martowardojo, Menteri BUMN RI Erick Thohir, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, dan Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati pada BNI Transformation Kick Off 2021 di Jakarta, Rabu (27/1/2021).Foto: (Ki-Ka) Komisaris BNI Asmawi Syam, Komisaris Utama BNI Agus Martowardojo, Menteri BUMN RI Erick Thohir, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, dan Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati pada BNI Transformation Kick Off 2021 di Jakarta, Rabu (27/1/2021).
BNI juga terus beradaptasi di tengah pemulihan, dengan catatan kredit disalurkan 2020 sebesar Rp 586,2 triliun, naik 5,3% yoy (year on year). BNI juga mencatatkan kenaikan aset sebesar 5,4% atau Rp 891,33 triliun dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp 845,6 triliun.

Dana pihak ketiga (DPK) menjadi salah satu katalis dari kenaikan aset tersebut. Tercatat DPK BNI tumbuh 10,6% menjadi Rp 679,4 triliun dibanding dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 614,3 triliun.

Selanjutnya, dana murah (CASA) BNI juga tercatat mengalami kenaikan. Kenaikannya bahkan lebih dari DPK yang sebesar 13,4% menjadi Rp 464,1 triliun. Adapun pada 2019, CASA BNI tercatat sebesar Rp 409,3 triliun.

Berikutnya, DPK menopang penyaluran kredit BNI sebesar Rp 586,2 triliun sepanjang tahun 2020. Angka ini naik 5,3% dibanding dengan tahun 2019 yang sebesar Rp 556,77 triliun.

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/market/20210218140356-17-224326/ramah-lingkungan-portfolio-green-banking-bni-tembus-rp-139-t















Posting Komentar

0 Komentar