Webinar Cllimate Institute, Marten Taha Paparkan Konsep Smart City Kota Gorontalo


Wali Kota Gorontalo, Marten Taha mepaparkan konsep penerapan Smart City sebagai model pengelolaan daerah Kota Gorontalo di webinar yang digelar Cllimate Institute bersama Friedrich Naumann Foundation, Kamis (25/2/2021)

Dalam webinar yang bertema "Menuju Smart City: Regulasi, Tantangan dan Inovasi” menghadirkan narasumber Marten Taha sebagai Wali Kota Gorontalo, Eduart Wolok Rektor Universitas Negeri Gorontalo dan Putri Damayanti Potabuga Direktur Climate Institute.

Diskusi ini berfokus pada Kota Gorontalo sebagai salah satu kota di Indonesia yang telah mencanangkan penerapan smart city sebagai model pengelolaan daerah.

Marten Taha menjelaskan bahwa penerapan konsep Smart City di Gorontalo harus tetap berpegang teguh pada kearifan lokal. Berangkat dari falsafah lokal dan visi Kota Gorontalo yaitu Sejahtera, Maju, Aktif, Religius dan Terdidik.

Marten menambahkan konsep smart city yang terdiri dari Huyula (smart mobility), Dulohupa (smart democracy), Moulindhapo (smart thinking), Tinepo Waw Tombulao (smart human relation), Hileiya (smart care), Tolianga (smart affection), Tayade (smart economic), Ilomata (smart innovation), Timamango (smart service) dan Motolopani (smart creativity).

"Segala konsep ini disusun untuk mewujudkan efisiensi, transparansi, serta partisipasi aktif dari masyarakat," ujarnya

Selain itu, Marten mengatakan masalah-masalah yang ada di perkotaan, tidak bisa dihadapi dengan kebijakan yang konvesional karena kebijakan tersebut belum mampu menghadapi persoalan yang terjadi di Kota Gorontalo.

"Masalah kriminalisasi, bencana alam, kerusakan lingkungan, masalah sampah dan lain-lain, tidak bisa dihadapi dengan kebijakan konvensional," ujarnya

Semua masalah yang ada, kata Marten, harus diambil menjadi salah satu peluang yang positif. Misalnya, sampah harus dilihat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Itu yang disebut smart city.

"Dan semua masalah tersebut harus diselesaikan dengan kebijakan atas dasar dengan kearifan lokal dan bisa melahirkan sumber daya manusia yang terdidik, yang bisa dibutuhkan di dalam pelaksanaan pembangunan," jelasnya.

Mengapa harus Smart City, Marten menjelaskan masalah-masalah yang terjadi di Perkotaan sangat komplek. Baik dari masalah ekonomi, sosial, budaya, transportasi, kriminalitas, bencana alam dan masalah lainnya. Harus diselesaikan dengan cepat sesuai dengan konsep smart city.

"Kalau kita bekerja tidak efisien, maka kita kalah dengan kecepatan. Setiap masalah harus cepat dicarikan solusi. Sehingga kebijakan konvensional tidak bisa lagi digunakan," tuturnya

Wali Kota dua periode ini mengungkapkan program yang dilakukannya menurut konsep smart city yaitu progam gratis lain sampai mati. Misalnya, gratis biaya persalinan, gratis pembuatan KTP, gratis pembuatan akta kelahiran, gratis biaya pendidikan dan kesehatan.

"Biaya akta nikah juga gratis. Biaya izin usaha juga gratis, sampai biaya ambulance pemakaman itu gratis. Itu sebagai solusi smart yang dibuat pemerintah kota agar cepat di akses masyarakat kota Gorontalo dalam rangka mengurangi beban masyarakat kita," katanya

Hal tersebut, kata Marten, bertujuan untuk menjadi masyarakat kota agar lebih cepat sejahtra. "Semua itu adalah konsep yang dilakukan oleh pemerintah kota Gorontalo selama ini," tutup Wali Kota Gorontalo, Marten Taha 

Sumber: https://www.timesindonesia.co.id/read/news/330073/webinar-cllimate-institute-marten-taha-paparkan-konsep-smart-city-kota-gorontalo







Posting Komentar

0 Komentar