Dua PLTU di NTT Akan Gunakan Energi Terbarukan Pengganti Bahan Bakar Listrik



PLN unit induk wilayah (UIW) Nusa Tenggara Timur (NTT) bertekad menggunakan sumber daya alam di NTT untuk mengganti bahan bakar mesin pembangkit listrik menggunakan energi terbarukan. 

PLTU Bolok Kupang dan PLTU Ropa di Ende akan menjadi sasaran pengembangan menggunakan energi terbarukan pembangkit listrik yang berasal dari bahan lokal di NTT.

GM PLN UIW NTT, Agustinus Jatmiko dalam diskusinya di kantor Pos Kupang, Rabu (10/3/2021) mengatakan,  pengembangan yang dimaksud adalah dengan menggunakan strategi  CO-Firing. CO- Firing atau kombinasi pembakaran antara batubara dengan biomasa.

"Jadi PLN mempunyai PLTU yang tersebar di seluruh Indonesia itu, nantinya batubara dicampur dengan biomasa" sebut Agus.

Dikatakan Agus hingga saat ini, 20 unit PLN di Indonesia telah menggunakan CO-Firing dari Biomasa yang di klaimnya sangat ramah lingkungan, bila di bandingkan dengan pembakaran batu bara.

PLTU Bolok juga telah melakukan uji coba CO-Firing dengan menggunakan tiga jenis bahan kayu yakni kaliandra, lamatoro dan gamal. Hasil uji coba dengan melibatkan tenagah ahli dari PLN, menunjukan program ini sangat layak dari segi finansial dan teknis.

Bahan tersebut, kata Agus, tidak menimbulkan abu seperti yang ditimbulkan ketika pembakaran batu bara. Bahkan, pada saat menggunakan bahan tersebut juga, peralatan PLN tetap dalam kondisi baik tanpa gangguan. Justru terjadi pengurangan biaya ketika menggunakan bahan ini.

Untuk mewujdukan program ini, PLNberkolaborasi dengan pihak universitas Nusa cendana (Undana) Kupang, yang juga telah di dukung oleh gubernur NTT, Viktor Laiskodat.


Undana dinilainya sangat tepat dengan dukungan sumber daya manusia dan teknologi yang sangat baik pula. Keberadaan Undana,sebagai pemasok bahan yang telah di olah menjadi lebih halus untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan pembakaran di PLN.


Ia mengatakan, masyarakat yang memiliki lahan tidur agar di manfaatkan untuk menanam bahan baku tersebut yang nantinya akan di ambil oleh PLN melalui Undana. Hal ini agar terus dipastikannya ketersediaan bahan baku.


merupakan program besar sehingga membutuhkan dukungan yang sama besar. Keberhasilan program juga turut dipengaruhi oleh keterlibatan stakholder, dan keberhasilan dari program yang dimaksud juga harus memberi keuntungan setimpal bagi para mitra.


Ditegaskannya, kunci keberhasilan dari program ini adalah manajemen keberlanjutan pasokan bahan baku, sehingga para pemangku kepentingan juga harus mempunyai keterlibatan penuh dalam program ini.

PLN juga sangat optimis dalam mengembangkan program ini tanpa melibatkan investor, dikarenkan akan ada banyak kepentingan yang terlibat dan juga biaya yang sangat mahal apa bila harus membangun sebuah pembangkit listrik yang baru. Untuk itu, dia menyarankan agar memanfaatkan potensi dalam daerah untuk melakukan pengembangan di PLN.


Terkait harga bahan akan disesuaikan dengan bahan bakar lama yaitu batu bara. Sehingga naik dan turunnya harga batu bara akan mempengaruhi bahan CO-Firing itu. Untuk itu, masyarakat  bisa memberi masukan ke pemerintah sehingga ketika mengambil keputusan tetap memperhatikan semua aspek.


Efek rumah kaca menjadi acuan PLN dalam menggali lebih banyak potensi bahan lokal di NTT untuk dikembangkan dan di kombinasikan dengan bahan bakar batubara dalam pengoperasian mesin pembangkit listrik. (Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi)


Sumber: https://kupang.tribunnews.com/2021/03/11/dua-pltu-di-ntt-akan-gunakan-energi-terbarukan-pengganti-bahan-bakar-listrik

Posting Komentar

0 Komentar