Ini Peran Sistem Informasi di Transformasi Bisnis Logistik

Asisten Deputi Bidang Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN Imam Bustomi menyampaikan bisnis logistik di Indonesia saat ini Rp 3.165 triliun dan mengambil sekitar 24 persen dari PDP yang lanskapnya sedang mengalami disrupsi teknologi sehingga membuat peta persaingan menjadi cair dan akan melahirkan pemimpin pasar yang baru. Hal ini disampaikan Imam saat sharing session Forum Teknologi Informasi (Forti BUMN) terkait peran sistem informasi pada transformasi bisnis logistik dengan studi kasus di PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) atau BGR Logistics di Jakarta.

"Kementerian BUMN, khususnya Keasdepan Bidang Teknologi & Informasi memiliki program-program strategis, beberapa di antaranya adalah Making BUMN 4.0, BUMN Center of Excellence, dan Integrasi Platform di BUMN," ujar Imam dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (22/3).

Dalam rangka mendukung program-program tersebut, ucap Imam, Forti BUMN telah menyusun program di antaranya Program Top Strategic Technology Trends, Implement Digital Readiness, IT Maturity Level serta Investment ROI untuk mendukung Making BUMN 4.0 yang sedang dicanangkan Keasdepan Bidang Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN.

Selain itu, lanjut Imam, program untuk mendukung BUMN Center of Excellence, Forti BUMN akan melaksanakan Sharing Session & Innovation seperti yang saat ini kita laksanakan, problem solver BUMN dan training skill set terkait teknologi informasi.

"Sedangkan bentuk dukungan Forti BUMN atas program Integrasi Platform di BUMN adalah penyusunan strategi serta rancangan arsitektur sharing informasi dan dukungan Implementation of IT HUB-INOFIM (NDE Integrated)," ucap Imam.

Direktur Utama BGR Logistics M Kuncoro Wibowo menyampaikan tentang posisi BGR Logistics sebagai BUMNl logistik di Indonesia serta posisi BGR logistics dalam holding BUMN klaster pangan. Sejak akhir 2018, ucap Kuncoro, BGR Logistics terus tancap gas untuk melakukan repositioning serta transformasi bisnis dengan imlementasi teknologi informasi di seluruh bisnis BGR Logistics. 

"Pasalnya sektor logistik di Indonesia sangatlah banyak pesaingnya, bahkan di BUMN sendiri saja terdapat sekitar kurang lebih 50 BUMN dan anak usaha BUMN yang menyediakan jasa logistik, ditambah lagi dengan perusahaan logistik swasta yang membuat persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat," ujar Kuncoro.

Berawal dari hal tersebut, Kuncoro memutuskan untuk berbeda dengan perusahaan logistik lainnya yaitu dengan bertansformasi menjadi Digital Logistics Company melalui implementasi ERP SAP, implementasi sistem informasi pada setiap layanan jasa yang BGR Logistics lakukan secara masif. 

"Dalam kurun waktu dua tahun, BGR Logistics telah benar-benar bertransformasi dan memposisikan diri sebagai Beyond Digital Logistics Company dengan implementasi teknologi informasi pada front end dan back end kami," ucap Kuncoro.

Direktur Pengembangan Usaha dan Sistem Informasi BGR Logistics Tri Wahyundo Hariyatno mengatakan application Architecture Landscape BGR Logistics yang saat ini telah diimplementasikan BGR Logistics untuk mendukung seluruh kegiatan korporasi mulai dari back end dan front end. 

Tri mengatakan standardisasi smart warehouse mulai dari armada akan memasuki kawasan pergudangan BGR Logistics sudah terimplementasikan sistem parking melalui VINA (Visitor/Vehicle Management) dan Parking Guidance System, adanya Online Weighting System, serta Smart Warehouse System.

"Dukungan BGR Logistics terhadap National Commodity Data Center (NCDC) mulai dari latar belakang sektor pangan global dan nasional, skenario pemenuhan demand pangan, infrastruktur sistem hingga dashboard aplikasi," ucap Tri.

Sumber: https://m.republika.co.id/berita/qqd6mg370/ini-peran-sistem-informasi-di-transformasi-bisnis-logistik





 

Posting Komentar

0 Komentar