Perusahaan Data Center Mulai Melirik PLTS Atap

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terutama PLTS Atap, menjadi salah satu kunci utama untuk memenuhi target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025.

Selain teknologi PLTS Atap yang relatif lebih mudah untuk diimplementasikan di segala area, penggunaan PLTS Atap juga sejalan dengan program mitigasi perubahan iklim, dengan penerapan teknologi ramah lingkungan yang rendah emisi karbon.

Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengatakan, program penanggulangan dampak perubahan iklim dari pemerintah sudah sangat serius, salah satunya melalui target pencapaian bauran Enegi Terbarukan di tahun 2025 melalui Rancangan Umum Energi Nasional (RUEN).

"Pasokan matahari yang konsisten hadir setiap hari serta penerapan yang tidak memerlukan lahan terlalu luas, menjadikan PLTS Atap sebagai satu sektor industri yang terus didorong untuk berkembang,” kata Dadan seperti dikutip dari keterangannya, Selasa (30/3/2021).

Dadan menjelaskan, perkembangan penggunaan penggunaan PLTS Atap sangat pesat beberapa tahun terakhir ini. “Sudah ada sekitar 3.007 pelanggan PLTS dengan kapasitas 21,404 MWp, yang sebagian besar menggunakan PLTS Atap,” jelasnya.

Dadan menegaskan, penggunaan PLTS Atap di sektor industri dan perumahan secara bertahap meningkat. Terlebih, sekarang ini permintaan energi listrik sangat tinggi karena sebagian besar kegiatan belajar, bekerja dan bisnis dilakukan dari rumah.

“Melalui Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA), masyarakat dan stakeholders didorong mulai menggunakan PLTS Atap terutama dalam usaha mengurangi pengeluaran dari penggunaan energi sehari-hari di masing-masing bangunan,” tegasnya.

Ketua umum Asosiasi Data Center Indonesia (IDPRO), Hendra Suryakusuma menambahkan, data center adalah ekosistem di hulu untuk teknologi informasi yang harus terus mengimbangi ekosistem hilirnya, yaitu pengguna internet.

“Dengan jumlah pengguna internet yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, dimana sekarang sudah sekitar 65% masyarakat Indonesia telah melek internet, berbanding lurus dengan kebutuhan suplai energi sangat besar,” tambahnya.

Oleh karena itu, lanjut Hendra, sekarang ini kalangan pelaku industri data center mulai melirik pemanfaatan teknologi energi terbarukan. “Teknologi informasi sudah mulai canggih. Kami juga tertarik dalam menerapkan PLTS Atap untuk menjaga stabilitas energi sekaligus mendukung penggunaan energi yang ramah lingkungan di Indonesia,” tandasnya.

Head of Business Solution SUN Energy, I Made Aditya Suryawidya, mengatakan, karakteristik kebutuhan energi di perusahaan data center bisa dijawab oleh pengggunaan PLTS Atap atau on grid.

"Karena kebutuhan energi data center yang selalu memerlukan pasokan listrik selama 24 jam secara penuh tanpa henti dan memiliki area atap yang bisa dimanfaatkan untuk pemasangan PLTS Atap,” jelas Made.

Menurut Made, SUN Energy menawarkan investasi di awal adalah Rp 0 bagi semua pihak, baik itu instansi, perusahaan, atau perumahan yang akan dipasang PLTS Atap.

“Semua biaya riset sampai pemasangan ditanggung oleh SUN Energy. Apabila sudah terpasang, akan terjadi penghematan pembayaran listrik PLN sekitar 30%. Saat ini yang paling penting, pasang saja dulu,” tegasnya.

Sumber: https://www.beritasatu.com/digital/753035/perusahaan-data-center-mulai-melirik-plts-atap








 

Posting Komentar

0 Komentar