Potensi PLTS Terapung Tembus 28 Ribu MW


Pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung menjadi salah satu andalan untuk mengejar porsi energi terbarukan sebesar 23% di 2025 dan 31% di 2050. Potensi tambahan kapasitas energi hijau dari PLTS terapung ini mencapai 28.197,6 megawatt (MW).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, pihaknya terus mendorong pemanfaatan energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. Pasalnya, dengan potensi hingga 400 ribu MW, energi terbarukan bisa menjadi andalan pemenuhan kebutuhan energi di masa mendatang.

Meski demikian, lanjutnya, saat ini bauran energi nasional masih didominasi energi fosil. Pengembangan energi surya dan air bakal menjadi andalan untuk mendongkrak porsi energi terbarukan hingga 2030. “Penambahan kapasitas energi terbarukan fokus PLTS karena sekarang bisa ditawarkan dengan harga murah, terutama PLTS yang di-hybrid-kan dengan PLTA,” kata dia dalam diskusi daring Peta Jalan Menuju Ketahanan dan Percepatan Transisi Energi Nasional, Rabu (3/3).

Pembangkit hibrida yang dimaksud ini yakni pembangunan PLTS terapung di waduk atau danau yang juga terdapat pembangkit energi air (PLTA). Menurutnya, dari hasil, beuaty contest yang pernah digelar, harga listrik untuk proyek PLTS terapung di waduk di mana terdapat juga PLTA bisa ditekan hingga hanya US$ 3,7 sen per kilowatt hour (kWh).

Apalagi, potensi PLTS terapung di Indonesia juga cukup besar. “Potensi PLTS terapung cukup besar, ada 28 ribu MW, ini hanya memanfaatkan 5% dari permukaan waduk atau danau sesuai aturan Kementerian PUPR,” ujar Arifin.

Mengacu data Kementerian ESDM, potensi PLTS terapung 28.197,6 MW ini tersebar di 211 waduk dengan potensi 6.348,1 MW dan 164 danau dengan potensi 21.849,5 MW. Namun, untuk potensi PLTS terapung yang dapat dikombinasikan dengan PLTA eksisting tercatat sebesar 12.055 MW di 28 lokasi. Rincinya, potensi hibrida PLTS terapung dan PLTA sebesar 3.086 MW di 24 waduk serta 8.987,2 MW di 4 danau.

Adapun sebaran potensi hibrida PLTS Terapung dan PLTA tersebut yakni 7.150 MW di tiga lokasi di Sumatera, 26,7 MW di satu lokasi di Kalimantan, 2.919 MW di enam lokasi di Sulawesi, serta 39,4 MW di lima lokasi di Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara. Sementara di Jawa, Madura, dan Bali potensi proyek pembangkit ini sebesar 1.919,6 MW di 13 lokasi.

Sementara dalam RUPTL 2021-2030 yang diperoleh Investor Daily, terdapat tujuh proyek PLTS terapung yang sudah masuk perencanaan dengan total kapasitas 612 MW. Rincinya, PLTS terapung di Waduk Wonogiri dengan kapasitas 100 MW dan Waduk Mrica 60 MW di Jawa Tengah, di Waduk Sutami dan Wonorejo masing-masing 122 MW di Jawa Timur, Waduk Jatiluhur 100 MW dan Saguling 60 MW di Jawa Barat, serta Danau Singkarak 48 MW di Sumatera.

Salah satu proyek PLTS terapung yang sedang berjalan yakni di Waduk Cirata berkapasitas 145 MW. Mengacu data Kementerian ESDM, harga jual setrumnya pun cukup bagus yakni sebesar US$ 5,8 sen per kWh. Konstruksi pembangkit dengan perkiraan nilai investasi US$ 129 juta ini ditargetkan memakan waktu selama 16 bulan. Proyek PLTS Terapung Cirata dikerjakan oleh anak usaha PLN, PT Pembangkitan Jawa Bali Investasi (PJBI), dengan Masdar, perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA).

Arifin mengakui, pihaknya harus berupaya keras mendongkrak porsi energi terbarukan dari saat ini 11,3% menjadi 23% di 2025. Untuk itu, pihaknya tengah mematangkan penyusunan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 agar memprioritaskan pembangkit energi terbarukan. “Dan diharapkan dengan RUPTL selesai, maka Perpres (Peraturan Presiden) tentang energi terbarukan yang baru bisa diterbitkan,” tegas dia.

Selain PLTS terapung, pihaknya juga mendorong pembangunan PLTS skala besar dan PLTS atap. Untuk PLTS skala besar ditargetkan bisa mencapai kapasitas 5.342 MW hingga 2030, yang tersebar di Jawa-Bali 1.863 MW, Sumatera 1.178 MW, Kalimantan 563 MW, Sulawesi 781 MW, Maluku 426 MW, Nusa Tenggara 389 MW, dan Papua 141 MW. Selanjutanya kapasitas PLTS atap ditargetkan bisa mencapai 2.145 MW hingga 2030, yakni di bangunan dan fasilitas BUMN 742 MW, industri dan bisnis 624,2 MW, rumah tangga 648,7 MW, pelanggan PLN dan kelompok sosial 68,8 MW, dan gedung pemerintah 42,9 MW.

Mengacu data Kementerian ESDM, kapasitas terpasang PLTS nasional diproyeksikan terus naik setiap tahunnya. Kapasitas PLTS ditargetkan mencapai 1.930 MW pada 2023, dan menyentuh 5.130 MW pada 2025. Selanjutnya, kapasitas PLTS nasional diproyeksikan mencapai 11.437 MW di 2030 dan menembus 17.687 MW di 2035.

Sumber: https://investor.id/business/potensi-plts-terapung-tembus-28-ribu-mw

Posting Komentar

0 Komentar