Teknologi RDF, Kelola Sampah Menjadi Sumber Energi Terbarukan


Tempat Pemrosesan Akhir Jeruk Legi adalah TPA pertama di Indonesia yang menghasilkan sumber energi terbarukan dengan teknologi RDF. Teknologi RDF adalah teknologi yang mengolah sampah menjadi energi biomassa yang selanjutnya digunakan sebagai sumber energi terbarukan rendah emisi untuk menggantikan batu bara pada proses pembakaran di pabrik industri semen dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap.

Direktur Pengelolaan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Novrizal Tahar berkomentar pemerintah secara masif mendorong implementasi teknologi RDF untuk menyelesaikan permasalahan sampah di berbagai wilayah Indonesia. "Kami bahkan melihat potensi besar RDF sebagai salah satu cara untuk mencapai kemampuan pengelolaan sampah 100 persen pada tahun 2025," kata Novrizal dalam diskusi kerja sama untuk fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jeruk Legi, Kabupaten Cilacapoleh PT Unilever Indonesia, Tbk. bersama dengan Kabupaten Cilacap dan PT Solusi Bangun Indonesia, Tbk. (SBI) pada 3 Maret 2021.

 

Novrizal berharap kerja sama pemerintah dan swasta dalam mengatasi sampah dalam menggunakan teknologi RDF ini sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi sirkular melalui prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan. "Kami juga harapkan pemrosesan sampah dengan teknologi RDF ini bisa dicontoh daerah lain di Indonesia," kata Novrizal.

Pakar Teknologi Lingkungan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Enri Damanhuri mengatakan sebenarnya teknologi RDF ini bukan teknologi baru, melainkan sudah digunakan di beberapa negara. Teknologi RDF yang digunakan di Indonesia diperkenalkan dari Jerman. Walau begitu, teknologi RDF ini sangat cocok dengan sampah Indonesia, karena kebanyakan sampah orang Indonesia, khususnya di Cilacap, yang berakhir di TPA adalah sampah organik. Sampah organik bisa timbulkan panas. Dan panas bisa kurangi air di sampah. "Teknologi ini cocok dengan sampah Indonesia," katanya.

Direktur Manufaktur PT Solusi Bangun Indonesia Lilik Unggul Raharjo mengatakan timnya memanfaatkan bahan bakar alternatif dari sampah yang dihasilkan dari fasilitas pengolahan sampah atau RDF milik Pemerintah Kabupaten Cilacap. Hal ini demi membantu menjaga lingkungan agar tetap berkelanjutan serta menciptakan ekonomi sirkular. "Kerja sama SBI dengan Unilever Indonesia mencerminkan sinergi yang saling melengkapi. Unilever Indonesia berperan membantu pemerintah Cilacap dalam pengumpulan dan pengangkutan sampah terolah pasca konsumsi sebagai bahan baku RDF, sementara kami berperan dalam memproses sampah tersebut guna menghasilkan RDF berkualitas yang kemudian diserap oleh sejumlah pabrik kami sebagai sumber energi ramah lingkungan,” katanya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cilacap Awaluddin Muuri mengatakan teknologi RDF diibaratkan seperti sebuah mobil yang bisa menambah kecepatan. Saat ini, stok sampah di fasilitas RDF Jeruk Legi bisa dikatakan belum maksimal. Teknologi RDF di TPA Jeruk legi mengolah sampah sebanyak 120 ton setiap harinya. Kalau setiap bulan berarti mencapai 3.600 ton. “Kapasitas mesin RDF mampu mengolah sampah sebanyak 120 ton setiap harinya," katanya.

Dengan adanya teknologi RDF, Awaluddin mengatakan penanganan sampah di wilayahnya dilakukan dengan cepat. Awaluddin mengatakan jumlah penduduk Cilacap kian bertambah. Artinya sampah yang akan dihasilkan pun akan terus menggunung. Bila pengelolaan sampah tidak dilakukan dengan baik, maka dampaknya pun akan besar. Dengan adanya teknologi RDF ini, kata Awaluddin, membantunya mengurangi pembukaan TPA baru. "Kami tidak perlu lagi pengembangan lahan (untuk buka TPA baru). Siapkan TPA itu sulit, karena anggarannya besar," katanya yang berharap Cilacap bisa mempertahankan penghargaan Adipura yang diraih daerahnya

Head of Corporate Affairs and Sustainability PT Unilever Indonesia, Tbk. Nurdiana Darus berharap semoga kolaborasi ini dapat menginspirasi pihak swasta lain "Untuk turut mendorong supply dan demand yang akhirnya mampu mendukung laju penerapan RDF sebagai tonggak baru pengelolaan sampah di Indonesia. Kami percaya seluruh pihak memiliki andil untuk membuat perubahan, untuk itu, #MariBerbagiPeran Sayangi Bumi,” kata Nurdiana.

Belum lama berselang, Indonesia memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2021 – tepat 15 tahun setelah terjadinya insiden longsor dan ledakan di TPA Leuwigajah, Jawa Barat. Momen tersebut mengingatkan kembali akan pentingnya pengelolaan TPA secara sistematis sebagai bagian dari pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan.


Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pengelolaan sampah masih menjadi permasalahan utama, termasuk di Jawa Tengah, dan ini menjadi pekerjaan rumah bersama. Saat ini banyak wilayah masih menggunakan metode penimbunan atau landfill, dimana lahan yang dibutuhkan sangat luas, proses pengurangan sampahnya lambat, dan berisiko menimbulkan pencemaran lingkungan. "Seiring kemajuan teknologi, pengelolaan sampah yang lebih baik dan mampu meminimalisir efek samping sampah dan bahkan menghasilkan output yang bermanfaat secara ekonomi sudah makin berkembang, salah satunya adalah fasilitas RDF Jeruk Legi yang sudah beroperasi dan akan terus ditingkatkan kapasitasnya," kata Ganjar. Ia berharap pihak swasta dan pemerintah Kabupaten Cilacap bisa mendorong olahan sampah di fasilitas RDF Jeruk Legi ini menjadi lebih maksimal

Sumber: https://gaya.tempo.co/read/1439833/teknologi-rdf-kelola-sampah-menjadi-sumber-energi-terbarukan












Posting Komentar

0 Komentar