JAKARTA, investor.id – Produsen susu bayi, PT Kalbe Morinaga telah menerapkan konsep smart factory 4.0 untuk menciptakan lini produksi yang tangguh dan menghasilkan keuntungan tinggi.
Perusahaan patungan (joint venture) Kalbe Group dan Morinaga Milk Industry Co Ltd yang merupakan perusahaan pengolahan susu terkemuka dari Jepang ini, telah memiliki peta jalan transformasi teknologi untuk memenuhi lima pilar Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0), yaitu manajemen dan organisasi, orang dan budaya, produk dan layanan, teknologi, serta operasi pabrik.
“Peta jalan yang dimiliki oleh PT KMI disebut sebagai Total Productive Maintenance (TPM). Tujuan dari penerapan TPM adalah untuk mengurangi biaya produksi dan menciptakan lini produksi yang tangguh dan menghasilkan profit yang tinggi,” kata Manufacturing Head of PT Kalbe Morinaga Indonesia Yudha Agus Tri Basuki dalam keterangan resminya, Rabu (21/4).
Yudha menerangkan, konsep TPM itu diterapkan Kalbe Morinaga Indonesia di fasilitas produksi perusahaan di Cikampek, Jawa Barat. Pabrik seluas 52 ribu meter persegi dan berkapasitas 37.200 ton per tahun ini, memiliki lima lini produksi dan kapasitas gudang sebesar 8.400 palet.
Berdasarkan TPM, perusahaan yang memproduksi susu bubuk bayi, susu bubuk specialty, dan susu bubuk untuk ibu hamil tersebut, memasuki tahapan excellent manufacturing dan menerapkan konsep smart factory 4.0.
Di tahapan ini, perusahaan berupaya menghilangkan hambatan dan kerugian untuk mendapatkan proses bisnis yang efisien serta mengurangi dan mengoptimalkan biaya.
Yudha mengungkapkan, dalam Hannover Messe 2021: Digital Edition, pihaknya memperkenalkan ekosistem digital untuk meningkatkan produktivitas karyawan dengan menggeser cara kerja dari proses manual ke proses otonom. Ekosistem ini dinamakan KMI Smart Integrated System (KISS).
“Sebagian besar proyek dilakukan oleh sumber daya internal perusahaan, sehingga upskilling dan reskilling karyawan adalah bagian penting dari aktivitas, untuk mendorong budaya digital yang lebih kuat,” imbuh Yudha.
Selanjutnya, kata dia, PT KMI menerapkan smart enterprise yang merupakan pengembangan smart factory untuk melakukan transformasi pada skala korporasi.
Pada tahap ini, terjadi transformasi smart factory, sehingga memiliki beberapa fungsi seperti reseach and development (R&D) melalui future lab, kreasi bersama pelanggan (customer co-creation), dan pemasok cerdas (smart suppliers). “Pada periode ini, kami fokus pada sistem produksi di pabrik, dan di periode berikutnya dikembangkan dalam skala yang lebih besar dengan mengintegrasikan seluruh rantai pasokan, baik secara korporat maupun global,” jelas dia
Sumber : https://investor.id/business/kalbe-morinaga-terapkan-smart-factory-40
Perusahaan patungan (joint venture) Kalbe Group dan Morinaga Milk Industry Co Ltd yang merupakan perusahaan pengolahan susu terkemuka dari Jepang ini, telah memiliki peta jalan transformasi teknologi untuk memenuhi lima pilar Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0), yaitu manajemen dan organisasi, orang dan budaya, produk dan layanan, teknologi, serta operasi pabrik.
“Peta jalan yang dimiliki oleh PT KMI disebut sebagai Total Productive Maintenance (TPM). Tujuan dari penerapan TPM adalah untuk mengurangi biaya produksi dan menciptakan lini produksi yang tangguh dan menghasilkan profit yang tinggi,” kata Manufacturing Head of PT Kalbe Morinaga Indonesia Yudha Agus Tri Basuki dalam keterangan resminya, Rabu (21/4).
Yudha menerangkan, konsep TPM itu diterapkan Kalbe Morinaga Indonesia di fasilitas produksi perusahaan di Cikampek, Jawa Barat. Pabrik seluas 52 ribu meter persegi dan berkapasitas 37.200 ton per tahun ini, memiliki lima lini produksi dan kapasitas gudang sebesar 8.400 palet.
Berdasarkan TPM, perusahaan yang memproduksi susu bubuk bayi, susu bubuk specialty, dan susu bubuk untuk ibu hamil tersebut, memasuki tahapan excellent manufacturing dan menerapkan konsep smart factory 4.0.
Di tahapan ini, perusahaan berupaya menghilangkan hambatan dan kerugian untuk mendapatkan proses bisnis yang efisien serta mengurangi dan mengoptimalkan biaya.
Yudha mengungkapkan, dalam Hannover Messe 2021: Digital Edition, pihaknya memperkenalkan ekosistem digital untuk meningkatkan produktivitas karyawan dengan menggeser cara kerja dari proses manual ke proses otonom. Ekosistem ini dinamakan KMI Smart Integrated System (KISS).
“Sebagian besar proyek dilakukan oleh sumber daya internal perusahaan, sehingga upskilling dan reskilling karyawan adalah bagian penting dari aktivitas, untuk mendorong budaya digital yang lebih kuat,” imbuh Yudha.
Selanjutnya, kata dia, PT KMI menerapkan smart enterprise yang merupakan pengembangan smart factory untuk melakukan transformasi pada skala korporasi.
Pada tahap ini, terjadi transformasi smart factory, sehingga memiliki beberapa fungsi seperti reseach and development (R&D) melalui future lab, kreasi bersama pelanggan (customer co-creation), dan pemasok cerdas (smart suppliers). “Pada periode ini, kami fokus pada sistem produksi di pabrik, dan di periode berikutnya dikembangkan dalam skala yang lebih besar dengan mengintegrasikan seluruh rantai pasokan, baik secara korporat maupun global,” jelas dia
Sumber : https://investor.id/business/kalbe-morinaga-terapkan-smart-factory-40
0 Komentar