JawaPos.com – Cauayan City merupakan kota tier tiga yang terletak di bagian utara Filipina. Kota dengan jumlah penduduk 160 ribu jiwa yang mengandalkan pertanian sebagai sumber pendapatan utama ini tercatat sebagai kota dengan pendapatan terendah secara nasional.
Satu hal yang menjadi perhatian terhadap kota ini adalah deraan bencana yang kerap menghampiri Cauayan City. Dalam setahun, kota ini bisa dilanda 20 angin puyuh. Pada tahun lalu saja, Cauayan City dihantam 4 angin puyuh berkategori super-typhoon. Selain itu, Cauayan City tahun lalu juga mengalami banjir terparah dalam kurun 40 tahun terakhir.
Bencana tersebut menyebabkan kerusakan pada rumah, pertanian dan mengganggu mata pencaharian penduduk setempat. Dibutuhkan waktu hingga berbulan-bulan untuk mengukur dampak yang ditimbulkan serta melakukan pembangunan kembali. Memperhitungkan keselamatan dan keamanan, efisiensi dan akurasi, Cauayan City menerapkan solusi berbasis teknologi cloud atau komputasi awan untuk memitigasi bencana.
Seperti apa solusi yang diterapkan untuk membantu Cauayan City melakukan mitigasi bencana? Adalah Graffiquo, startup asal Singapura yang didirikan pada tahun 2019 yang mengembangkan solusinya. Graffiquo menyediakan visualisasi dan permodelan tiga dimensi (3D) pada teknologi sistem informasi geografis (GIS). Mereka telah memetakan sekitar 636-kilometer persegi wilayah di sekitar kawasan Asia Tenggara, termasuk di Singapura, Filipina, Vietnam dan Malaysia.
Untuk mendapatkan visual yang akurat, Graffiquo melatih tim pilot drone yang terdiri dari penduduk Cauayan City untuk mengambil gambar sekeliling kota. Foto-foto tersebut lalu diproses di platform Graffiquo yang dinamakan Digital Twin. Graffiquo juga menempatkan jaringan kamera smart city, sensor IoT, sensor air dan CCTV di sekeliling kota untuk mendapatkan data yang terus-menerus diperbarui.
Dengan menggunakan Digital Twin, pengambil keputusan seperti Walikota Bernard Faustino Dy dapat melihat model 3D Cauayan City dari layar komputer untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam. Ini menjadi sangat berguna ketika terjadi bencana, karena peninjauan dan analisis dampak bencana dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan artifisial pada Digital Twin tanpa perlu mengirimkan orang ke lapangan.
Walikota Bernard hanya perlu melakukan input angka pada platform Graffiquo dan komputer yang akan menjalankan semua kalkulasinya untuk mendapatkan data-data penting, seperti tingkat kedalaman air, nilai ekonomi dari kerusakan yang terjadi, jembatan mana saja yang masih bisa dilewati dan mana yang tidak, imbas terhadap hasil panen, dan komunitas-komunitas yang paling terdampak.
Data-data ini berguna untuk mendukung proses evakuasi serta penyaluran bantuan sosial. Dengan data-data tersebut, walikota dapat memberikan estimasi yang akurat kepada pemerintah pusat. Sebelum menggunakan Graffiquo, Walikota Bernard menuturkan bahwa penyaluran bantuan dilakukan secara acak dan diberikan kepada siapa saja tanpa pertimbangan khusus.
“Namun sekarang, pemerintah kota Cauayan City dapat membantu lebih dari 7 ribu keluarga yang kehilangan tempat tinggal dan menghadirkan pendekatan yang lebih tepat guna untuk mempercepat pemulihan secara efektif,” ujarnya.
Dapat diadopsi untuk penanggulangan bencana di Indonesia
Dalam paparannya, Walikota Cauayan City juga mengatakan bahwa pendekatan mitigasi berbasis teknologi cloud AWS ini bisa diadopsi oleh negara-negara lain, termasuk Indonesia. Ia mengatakan bahwa dengan dukungan crowdsourcing informasi secara real-time, cara ini tentunya juga sangat efektif dalam menyediakan data yang bermanfaat dalam membantu pemerintah untuk dapat mengambil tindakan mitigasi bencana yang tepat.
“Teknologi Cloud menjadikan data lebih mudah diakses dan tersedia bagi mereka yang membutuhkan. Skalabilitas dan kemudahan implementasi di belahan dunia manapun merupakan kunci keunggulan dari teknologi Cloud. Terutama di era digital kini, ketika data menjadi ‘minyak’ baru, efisiensi dalam mengumpulkan data memiliki efek domino yang panjang terhadap pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan, serta perencanaan jangka panjang,” ujar Walikota Bernard ketika mengomentari peran penting AWS dalam memberdayakan solusi yang dikembangkan Graffiquo.
Ia juga berujar, sudah seharusnya teknologi itu inklusif, dapat dimanfaatkan oleh semua orang dan bukan hanya untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota modern yang serba canggih.
“Jika kami di Cauayan City, sebuah kota kecil yang tidak berpendapatan tinggi bisa menggunakan teknologi seperti Cloud, maka seyogyanya daerah-daerah lain pun dapat mengadopsinya. Harapannya, kami bisa melihat lebih banyak kota, daerah, dan kota-kota kecil yang menerapkan solusi serupa. Apalagi, bencana alam semakin diperburuk oleh perubahan iklim global,” ujarnya.
Sementara itu, terkait dukungan dan manfaat teknologi AWS terhadap pengembangan solusinya, Goh Seok Mei, CEO Graffiquo mengatakan bahwa pihaknya sangat berterima kasih kepada AWS yang telah menyediakan infrastruktur teknologi yang andal dan tim yang sangat suportif.
“Infrastruktur Cloud AWS memampukan kami untuk bekerja dari Singapura dan menjadikan para pegawai pemerintah kota Cauayan City untuk dapat mengakses Digital Twin dari Filipina, maka penting sekali bagi kami untuk menggunakan layanan hosting yang tepat. Skalabilitas yang menjadi keunggulan Cloud AWS membantu kami ketika sedang menjalankan beban kerja yang berat seperti pemrosesan data visual. Kapasitasnya secara otomatis akan turun ketika proses tersebut sudah selesai.”
Terkait rencana ke depannya, Graffiquo sedang menjelajahi lebih lanjut penggunaan teknologi kecerdasan artifisial, machine learning dan serverless. Menurut Goh Seok Mei, Graffiquo juga melihat kemungkinan penerapan solusinya di Indonesia.
Sehubungan dengan rencana penerapa di Indonesia, Tan Lee Chew Managing Director for ASEAN, Worldwide Public Sector, AWS mengatakan bahwa dengan peluncuran Edge Location terbaru di Jakarta baru-baru ini, implementasi solusi seperti Graffiquo akan menjadi sangat optimal dengan adanya layanan edge seperti Amazon CloudFront yang mampu menurunkan latensi hingga 30 persen.
“Pelanggan kami seperti Graffiquo dan pengguna akhir seperti Cauayan City selalu menjadi sumber inspirasi bagi AWS. Seperti cerita Graffiquo dan Cauayan City yang mendorong transformasi digital untuk pelayanan publik, khususnya mitigasi bencana, di tempat-tempat lain, AWS juga terus mengembangkan solusi-solusi bagi komunitas yang kami layani bersama. Teknologi Cloud tersedia bagi semua. Ketika digunakan dengan tepat, akan tercipta dampak sosial-ekonomi pada skala yang tepat pula,” pungkas Tan Lee Chew.
0 Komentar