Pentingnya Data Faktual untuk Ciptakan Mobilitas Transportasi Jakarta yang Lebih Baik

Provinsi DKI Jakarta telah meluncurkan program Jakarta Smart City sejak Desember 2014. Lalu, dikukuhkan melalui Pergub DKI Jakarta No.306 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Jakarta Smart City. Smart City adalah kota cerdas/pintar inovatif menggunakan teknologi informasi untuk membantu masyarakat kota mengelola sumber daya yang ada dengan bijaksana dan efisien; memberi informasi yang tepat kepada masyarakat/lembaga dalam rangka meningkatkan kualitas hidup.

Program Smart City ini diharapkan dapat membantu masyarakat beraktivitas apapun secara pintar di Jakarta. Salah satunya di sektor transportasi, dengan tawaran model konsep mobilitas transportasi Jakarta yang Smart, Seamless dan Sustainable. Konsep ini dianggap tidak dapat berjalan dengan lancar tanpa ada data yang faktual pendukung untuk menciptakan mobilitas transportasi yang baik di Jakarta.  

Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB, Puspita Dirgahayani mengatakan konsep untuk mobilitas transportasi di Jakarta dengan smart (cerdas), seamless (mulus) dan sustainable (berkelanjutan). 

“Mencapai mobilitas yang berkelanjutan tentu menyediakan sistem transportasi yang aman dan lancar dengan kendaraan umum, bukan kendaraan pribadi. Mobilitas transportasi yang mulus dapat berjalan dengan lancar jika didukung dengan sistem transportasi yang cerdas dan berkelanjutan,” kata Puspita dalam diskusi daring bertema “Dialog Para Pemangku Kepentingan II (Multi-Stakeholder Dialouge-MSD I): Menuju Seamless, and Suistainable Mobility di Jakarta”, Rabu (7/4/2021). 

Baginya, mobilitas transportasi yang cerdas diprioritaskan untuk angkutan umum dengan menggunakan teknologi informasi untuk menciptakan ruang jalan yang aman dan efisien termasuk parkiran. “Secara konseptual menggabungkan smart dan seamless dalam mobilitas transportasi di Jakarta, salah satu pendukungnya sistem informasi untuk mendukung tata kelola yang baik,” ujarnya.

Sebelum pandemi Covid-19, kata dia, Jakarta sudah agresif memperbaiki sistem transportasi angkutan umum, seperti MRT, Jakarta LRT, dan Transjakarta. Namun, masih harus terus dievaluasi lebih lanjut agar terus dapat dinikmati penggunanya. Tak hanya itu, diperlukannya data faktual dari sisi penggunanya, konektivitas layanan dengan berbasis aplikasi untuk meningkatkan layanan angkutan umum.  

Butuh data

ITDP Asia Tenggara Faela Sufa mengatakan dibutuhkan data untuk memformulasikan kebijakan mobilitas transportasi Jakarta yang baik. Dengan data bisa diketahui masalahnya, prioritas pembangunan kota, dan menentukan sasaran. Data juga dapat membuat perencanaan dan design, seperti merencanakan jaringan jalur sepeda, merancang jalur sepeda dan trotoar, pencarian jalan, perluasan stasiun, manajemen pekerja transportasi.

“Dengan data dapat mengetahui permasalahan, membuat rencana dan design, dan melakukan advokasi,” kata dia Faela Sufa dalam kesempatan yang sama.  

Menurutnya, dengan argumen berbasis data terkait mobilitas transportasi ini, saat melakukan advokasi, dapat meyakinkan pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lain. “Visi dan rencana sistem transportasi kota yang kuat sangat penting untuk koordinasi dan implementasi setiap badan publik. Karena itu, diperlukan lembaga untuk mengawasi dan merencanakan seluruh sistem transportasi di kota,” saran dia.

Selain itu, masa depan mobilitas transportasi harus multimodal dan juga terintegrasi. Misalnya, ketika masyarakat berjalan kaki menuju angkutan umum dengan baik, lalu berjalan kaki lagi kes semua lini secara terintegrasi.

Divisi Komunikasi dan Informasi, Komunitas Bike 2 Work Indonesia, Purwanto Setiadi mengatakan kini pembangunan jalur sepeda dan fasilitas pendukungnya, memunculkan tantangan baru. Misalnya, ada penolakan dari pengguna kendaraan bermotor. “Bila Jakarta ingin mengimplementasikan visinya tentang Smart City, khususnya di bidang mobilitas transportasi, permasalahan tersebut harus segera diatasi,” pintanya.

Menurutnya, jalur sepeda membantu mengatasi masalah utama yang dihadapi kota-kota besar. Jakarta, seperti halnya banyak kota besar di dunia, dihadapkan pada masalah kemacetan, polusi udara dan suara, kecelakaan di jalan raya, dan gaya hidup sendentari. Satu hal yang biasa terjadi diantara masalah-masalah tersebut, dalam hal mobilitas, masyarakat sangat bergantung pada kendaraan bermotor.

“Untuk dapat menjadi kota cerdas, cerdas bila adil, inklusif, aman, dan mengundang orang-orang dari segala usia untuk memberikan banyak ruang publik demi perubahan mobilitas transportasi Jakarta,” katanya.

Sumber: https://m.hukumonline.com/berita/baca/lt606dbebee3ac1/pentingnya-data-faktual-untuk-ciptakan-mobilitas-transportasi-jakarta-yang-lebih-baik/









 

Posting Komentar

0 Komentar