Gak Cuma PTBA, Ini Sederet Perusahaan Batu Bara Bangun PLTS


Jakarta, CNBC Indonesia - Makin gencarnya kampanye anti batu bara dunia dan digaungkannya transisi energi ke energi ramah lingkungan atau pun energi baru terbarukan (EBT), tak ayal membuat perusahaan tambang juga harus menyusun strategi agar sejalan dengan kesepakatan dunia untuk mengurangi emisi karbon.
Sejumlah perusahaan tambang batu bara di dalam negeri pun kini kompak melakukan diversifikasi bisnis ke proyek energi baru terbarukan, salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Direktur Utama PT Bukit Asam (Persero) Tbk Suryo Eko Hadianto mengatakan perusahaan tambang milik negara ini mulai berkeinginan membesarkan porsi produksi listrik bersih dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Perusahaan pun berencana membangun PLTS berkapasitas 100 MW di lahan pasca tambang Ombilin, Sumatera Barat.

"Kita punya lahan besar sekali, sudah dibebaskan dan itu jadi cost tambang, ini modal utama untuk membangun PLTS, jadi tidak butuh capex (belanja modal) lahan. Tinggal gelar saja solar cell (panel surya) di atasnya," jelasnya dalam sebuah webinar, Rabu (5/5/2021).

Saat ini pihaknya pun masih menunggu Rancangan Peraturan Presiden terkait tarif EBT diterbitkan pemerintah, sehingga PLN bisa menyerap produksi listrik dari PLTS bekas area tambang.

Hal serupa diungkapkan Direktur Utama Mitrabara Adiperdana, Khoirudin. Dia mengatakan, salah satu anak usaha PT Cipta Tenaga Surya yang bergerak di bidang pengembangan sistem solar panel (panel surya) juga ingin memperbesar porsi dari listrik yang dihasilkan. Sampai lima tahun ke depan kapasitas PLTS ditargetkan mencapai 100 MW.

"Dalam peran mendorong green energy di Indonesia, kita punya target 20 MW di tahun ini, lima tahun ke depan jadi 100 MW," ujarnya.

Dari catatan CNBC Indonesia, salah satu PLTS yang dimiliki Mitrabara ada di Kalimantan Utara sebesar 5 MW, dibangun bersama dengan perusahaan multinasional bernama ENGIE.

Direktur Utama PT Bara Tabang Alexander Ery mengatakan bahwa panel surya hanya digunakan untuk operasional perusahaan. Perusahaan mulai mengganti energi listrik yang dihasilkan dari genset dengan panel surya.
"Secara bertahap saat ini sudah 8 MW, kita mau ganti ke solar panel," imbuhnya.

Hal ini juga dilakukan PT Pamapersada Nusantara yang mau mengurangi bahan bakar diesel dengan mengonversi ke panel surya. Anak usaha PT United Tractor ini baru memiliki energi panel surya sebesar 1 MW.

"Kami komit reduksi fuel consumption, tambang kami sendiri mengonversi energi, solar panel mencapai 1 MW digunakan untuk konversi genset," jelasnya.

Sementara PT Adaro Energy juga sudah menggunakan kelistrikan bersih sebesar 1 MW dari panel surya, juga 0,5 MW dari Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH).

Wakil Presiden Direktur PT Adaro Power Dharma Djojonegoro mengakui porsi EBT memang masih kecil, tapi perusahaan akan mengarah ke pembangkit listrik berbasis EBT ke depannya. Saat ini perusahaan juga sedang menunggu tender dari PLN regional terkait proyek EBT.

"Renewable project masih nunggu tender dari PLN, regional mana yang bisa diakuisisi. Juga masih menunggu Perpres (tarif EBT) belum keluar dan RUPTL dari PLN. Kami yakin bisa menggarap proyek renewable," tuturnya.

sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210505170918-17-243479/gak-cuma-ptba-ini-sederet-perusahaan-batu-bara-bangun-plts/2

Posting Komentar

0 Komentar