Perusahaan teknologi robot kolaboratif (cobot) yang berbasis di Denmark yaitu Universal Robots (UR), mendorong perusahaan manufaktur Indonesia untuk segera mengadopsi penggunaan collaborative robots (cobot).
Hal itu dinilai akan menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang terampil serta mencapai produktivitas yang lebih tinggi.
Regional Director of Asia-Pacific Universal Robots James McKew mengatakan, penggunaan teknologi robotika telah menunjukkan manfaat yang besar bagi industri di Indonesia dan dinilai akan semakin membantu pemerintah dalam mewujudkan visinya untuk membangun industri 4.0.
"Industri manufaktur Indonesia akan sangat diuntungkan dengan adanya teknologi robotika yang memiliki kemampuan dalam menyelesaikan tugas berulang dalam ruang yang terbatas dan terstruktur," ujarnya dalam siaran persnya, dikutip Kompas.com, Senin (17/5/2021).
Cobot disebut dapat bekerja sepanjang waktu untuk menghasilkan pekerjaan yang konsisten dengan kondisi kerja yang membutuhkan intensitas tinggi tanpa istirahat.
UR menyebut cobot yang diproduksinya memungkinkan SDM perusahaan dialihkan ke aktivitas yang memiliki nilai lebih tinggi, yang dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja dari SDM tersebut.
“Kami juga telah menandai satu dekade penuh sejak cobot pertama dari Universal Robots digunakan di Asia Selatan dan dari sisi keamanan adalah prioritas utama yang sangat penting dan telah menjadi pintu masuk ke pasar cobot saat ini. Kami percaya, dalam mengembangkan suatu cobot harus mempunyai elemen yang terjangkau, ringan dan fleksibel yang dapat memberikan ROI cepat bagi industri manufaktur," kata McKew.
Dia juga mengatakan, dengan waktu pengembalian modal rata-rata paling singkat 12 bulan karena peningkatan produktivitas, kualitas dan konsistensi, perusahaan manufaktur Indonesia akan dapat memperkirakan pengembalian investasi sebelum akhir tahun ini atau awal tahun 2022.
Secara global, pasar cobot diharapkan akan mencapai 7.972 juta dollar AS pada tahun 2026 dengan rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan 41,8 persen. Di wilayah APAC, pasar cobot diperkirakan akan melampaui pasar Eropa pada tahun 2021, dikarenakan semakin banyaknya industri manufaktur berskala besar seperti sektor otomotif, elektronik, dan logam yang menggunakan cobot.
0 Komentar