Inovatif, Mahasiswa Ini Bikin EWS Berbasis Internet of Things

 


GenPI.co - Tiga Mahasiswa dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menciptakan sistem peringatan dini banjir lahar dingin berbasis internet of things pascaerupsi gunung api terintegritas pengeras suara tempat ibadah. Ketiga mahasiswa dari prodi Pendidikan Teknik Mekatronika Fakultas Teknik itu di antaranya Riza Atika, Anung Endra Raditya, dan Rihsan Nur Marjianto.

Riza Atika mengatakan keunggulan dari alat ini yakni menggunakan sensor mekanik pelampung yang lebih tahan lama dibandingkan sensor ultrasonic pada alat-alat yang sudah ada. Menurut Riza, alat early warning system (EWS) ini juga memanfaatkan pengeras suara tempat ibadah sehingga bisa mempercepat informasi adanya bahaya banjir lahar dingin.

“Dengan berbasiskan Internet of Things, alat peringatan dini banjir lahar dingin ini akan terhubung dengan mudah ke ponsel maupun komputer melalui jaringan internet yang akan menciptakan interkoneksi data,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima GenPI.co, Senin (17/5). Riza mengatakan alat ini juga dilengkapi dengan panel surya sebagai sumber daya utama, yang dimaksudkan agar hemat energi dan ramah lingkungan. Sementara, Anung Endra Raditya mengatakan bahan yang dipakai untuk membuat alat ini seperti sensor mekanik pelampung untuk mendeteksi ketinggian permukaan air sungai yang naik secara tiba- tiba.

“Dilengkapi pula kawat sling baja 0,5 mm untuk mendeteksi jika terjadi longsoran sisa erupsi yang berpotensi masuk dalam aliran sungai yang dapat menyebabkan banjir lahar dingin,” tuturnya. Kemudian modul GSM SIM900A yang berfungsi untuk mengirimkan data ketinggian air sungai dan pesan kondisi longsoran sisa erupsi terkini dalam bentuk SMS (Short Message Service) ke sisi client untuk memicu pengeras suara di sisi server berbunyi. Adapun untuk cara kerjanya, Rohsan Nur Marjianto mengatakan dimana terdapat dua sisi alat, sisi yang bertindak sebagai client untuk mengambil data dan server guna menyampaikan informasi potensi banjir lahar dingin hasil olahan data. “Sisi client akan dipasang di beberapa lokasi sepanjang sungai untuk memastikan pasang surut air sungai sekitar gunung berapi dengan memanfaatkan sling baja yang disambungkan pada rotary encoder,” katanya. Setiap satu menit sekali sisi client akan mengambil sampel data untuk dikirim ke server.

Kemudian server akan mengirim ke database untuk simpan dan diolah yang selanjutnya data tersebut dapat diakses melalui aplikasi berbasis android dan website oleh masyarakat. “Data yang dapat dipantau oleh masyarakat ialah monitoring status cuaca, curah hujan, dan informasi terkini ketinggian muka air sungai,” ucapnya.

sumber : https://www.genpi.co/berita/105212/inovatif-mahasiswa-ini-bikin-ews-berbasis-internet-of-things?page=3

Posting Komentar

0 Komentar