Krisis Iklim Menurut Bill Gates: Lima Pertanyaan yang Perlu Ditanyakan


Bertepatan dengan Hari Buku Nasional (17/5), saya mencoba meresapi kembali pesan yang disampaikan oleh salah satu orang terkaya di dunia, Bill Gates, dalam tulisan dibukunya yang berjudul How to Avoid Climate Disaster.

Saya memilih buku ini dibandingkan buku lainnya yang ingin saya ceritakan disini, salah satu pendorongnya adalah karena ditulis oleh seseorang yang bukan ahli iklim.

Bill Gates merupakan seorang inovator dan investor, khususnya dalam bidang teknologi. Menariknya, ia dari dulu bersama Gates Foundation memiliki fokus dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Namun kini, ia memiliki perhatian yang lebih terhadap isu krisis iklim. Tentu, hal tersebut menandakan bahwa krisis iklim ini memang permasalahan yang penting dan serius.

Awalnya, saya mengira tulisan ini akan banyak hanya tentang opini Bill Gates saja, sebagai seseorang yang memiliki sudut pandang seorang pebisnis.

Namun kenyataannya, buku ini kaya sekali akan ilmu pengetahuan yang didapatkan dari para peneliti. Banyak data yang disajikan secara komprehensif dan diceritakan dengan alur yang mudah dipahami.

Dari sekian bab yang dituliskan oleh Bill Gates, dalam tulisan ini, saya akan mencoba membagikan sub-bab yang saya rasa perlu banyak orang yang memahami hal tersebut.

Sub-bab yang menarik tersebut berjudul: Lima Pertanyaan yang Perlu Ditanyakan Dalam Setiap Percakapan Tentang Iklim. Mari kita telaah pertanyaan tersebut satu per satu.

Pertama: Seberapa Banyak Jumlah 51 Miliar Ton yang Sedang Kita Bicarakan?

Berdasarkan data terbaru, jumlah gas rumah kaca yang dihasilkan dari seluruh penjuru negara yaitu sebesar 51 miliar ton per tahun. Bill Gates menyatakan bahwa apabila ia mendapatkan sebuah angka, ia akan merasa lebih mudah apabila dibandingkan dalam bentuk persentase, bukan dalam bentuk perbandingan yang umum. Misalnya, jumlah gas rumah kaca tersebut setara dengan emisi sekian kendaraan selama sekian tahun.

Bagi Bill Gates, perbandingan seperti itu tidak menjawab bagaimana solusi untuk mengurangi jumlah 51 miliar ton tersebut. Justru Bill Gates mengambil contoh seperti ini, Bill Gates dan Breakthrough Energy hanya akan mau melakukan investasi kepada teknologi yang mampu menghilangkan setidaknya 500 juta ton gas rumah kaca per tahun. Apabila diubah dalam bentuk persentase, 500 juta ton hanya sekitar 1% dari 51 miliar ton total global emisi. Dengan demikian, bisa lebih terbayang kan sebanyak apa 51 Miliar Ton tersebut dan sebanyak apa usaha yang perlu dilakukan?

Kedua: Apa Rencana Kamu Untuk Mengurangi Emisi?


Bill Gates menyatakan bahwa rencana aksi yang akan dilakukan perlu mempertimbangkan aktivitas apa saja yang manusia lakukan dalam menghasilkan gas rumah kaca.

Dalam bukunya, Bill Gates membagi kegiatan tersebut menjadi lima kategori, yaitu 1) Membuat Sesuatu (semen, baja, plastik) sebesar 31%; 2) Penggunaan Listrik sebesar 27%; 3) Menumbuhkan/Memelihara Sesuatu (Tanaman dan Hewan) sebesar 19%; 4) Mobilitas (Pesawat, Truk, Kargo, dll) sebesar 16%; 5) Menjaga Kehangatan dan Kedinginan (Refrigerator, Pemanas, Pendingin) sebesar 7%.

Dari data tersebut terlihat bahwa segala aktivitas manusia berkontribusi dalam gas rumah kaca. Jumlah paling besar yaitu dalam produksi bahan baku semen, baja, dan plastik, kemudian urutan kedua diikuti oleh penggunaan listrik. Solusi yang ditawarkan Bill Gates yaitu dengan beralih pada energi bersih. Meskipun energi bersih tidak bisa hingga zero emission, namun transisi ke energi bersih merupakan kunci dari solusi rencana aksi tersebut.

Ketiga: Seberapa Banyak Energi yang Kita Bicarakan?

Dalam tulisannya, Bill Gates mengawali dengan mempertanyakan seberapa banyak energi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam skala rumah tangga hingga dalam skala global.

Ia memberikan data sebagai berikut. Dalam skala global membutuhkan 5.000 gigawatt, skala Amerika membutuhkan 1.000 gigawatt, skala kota besar membutuhkan 1 gigawatt, skala kota kecil membutuhkan 1 megawatt, dan skala rumah tangga di Amerika membutuhkan 1 killowatt.

Sebagai contoh, dibutuhkan energi sebesar 1 gigawatt untuk memenuhi kebutuhan suatu kota. Kemudian, seberapa yakin kita bisa membangun sebuah stasiun energi yang menjamin kebutuhan energi tersebut tercukupi? Jawabannya adalah tergantung dengan sumber energi yang digunakan.

Energi angin tidak selalu stabil, diperkirakan hanya bisa memenuhi sekitar 30% dari energi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, diperlukan sumber energi terbarukan lainnya untuk dapat memenuhi kebutuhan energi tersebut.

Keempat: Seberapa Luas Ruang yang Kamu Perlukan?

Beberapa sumber energi memerlukan ruang yang lebih luas dibandingkan dengan sumber energi lainnya. Ruang tersebut perlu menjadi catatan penting dalam mempertimbangkan energi yang akan digunakan. Dalam buku tersebut, Bill Gates menyajikan data densitas energi yang merupakan seberapa energi yang akan didapatkan dari sejumlah lahan/laut yang tersedia.

Data berikut merupakan energi yang didapatkan dari satu meter persegi lagan/laut yang tersedia. Energi fosil sebesar 500-1000 watt; Nuklir 500-1000 watt; Solar 5-20 watt; Hydropower 5-50 watt; Angin 1-2 watt; dan Biomassa lainnya kurang dari 1 watt.

Dalam data tersebut terlihat bahwa energi solar menghasilkan energi lebih besar dibandingkan angin. Namun, hal tersebut tidak bisa serta merta menyatakan bahwa solar lebih baik dibandingkan energi angin. Data tersebut perlu menjadi perbincangan ketika mempertimbangkan sumber energi yang akan dipilih.

Kelima: Seberapa Besar Biaya yang Dikeluarkan?


Bill Gates menyatakan bahwa pada umumnya energi fosil terlihat lebih murah dibandingkan dengan energi terbarukan. Hal tersebut dikarenakan, energi fosil tidak mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan pada setiap degradasi lingkungan yang terjadi. Oleh karena itu, dalam bukunya, Bill Gates memperkenalkan istilah Green Premium.

Sepertinya akan lebih mudah apabila dijelaskan dalam sebuah contoh. Misal, bahan bakar jett di Amerika sebesar $2.22/gallon, kemudian advanced biofuel for jet yang lebih ramah lingkungan seharga dengan $5.35/gallon. Nah, Green Premium itu merupakan selisih kedua biaya tersebut, yaitu sebesar $3.13/gallon.

Apakah Green Premium bisa bernilai negatif? Tentu bisa, sudah ada beberapa contoh kasus yang menjadikan Green Premium tersebut bernilai negatif, atau dalam kata lain, produk yang ramah lingkungan memiliki biaya yang lebih murah dibandingkan dengan yang umum, namun kasus tersebut masih jarang ditemui.

Oleh karena itu, Bill Gates menyampaikan pesan bahwa riset inovasi perlu diperkuat ke arah untuk menjadikan Green Premium ini bernilai negatif. Dengan demikian, semua orang, khsusunya di negara-negara berkembang mampu untuk memilih energi yang lebih bersih.

Demikianlah pesan-pesan penting yang disampaikan oleh salah satu innovator dan investor terkaya di dunia. Dalam buku tersebut, terlihat betapa Bill Gates memberikan perhatian yang sangat mendalam terkait isu krisis iklim ini.

Dalam memperingati hari buku nasional ini, saya secara personal berharap perbincangan terkait isu krisis iklim menjadi hal yang lumrah dibicarakan oleh berbagai kalangan, sehingga kita semua bisa bergerak serentak untuk memberikan solusi yang terbaik untuk kita saat ini, dan kehidupan bumi dimasa mendatang.

sumber : https://www.kompasiana.com/dhitamutiaranabella7724/60a27b38d541df33fd49fe63/krisis-iklim-menurut-bill-gates-lima-pertanyaan-yang-perlu-ditanyakan?page=all#section2

 

Posting Komentar

0 Komentar