Membangun SDM Kreatif - Inovatif di Era Revolusi Industri 4.0, Society 5.0, dan Pandemi Covid-19 (Koleksi Pribadi)
SDM harus di-create dan dibangun untuk mampu berubah beradaptasi-sinergi merespon fenomena perkembangan IT masa depan yang semakin pesat. Perkembangan Revolusi Industri 1.0 ke Industri 4.0 secara garis besar, adalah sebagai berikut;
-Industri 1.0 ditandai dengan produksi oleh mesin bertenaga air dan uap,
-Industri 2.0 ditandai dengan produksi massal dengan rangkaian mesin bertenaga listrik,
-Industri 3.0 ditandai dengan penggunaan mekatronik dan sistem otomasi produksi, artificial power / Internet of Things (IoT), dan
-Industri 4.0 ditandai dengan berbasiskan system cyber-physical, artificial intelligence of things (AIoT). Di masa yang akan datang AI akan merger saling melengkapi menjadi AIoT.
”Tantangan dan peluang dampak dari Revolusi Industri 4.0 antara lain; otomasi industri semakin massif, komputer ber-roda, mobil tanpa pengemudi. Tesla bersama Google mengembangkan 'computer ber-roda', yaitu mobil tanpa sopir.
Taknologi ini menurunkan angka kematian dan cidera yang disebabkan oleh kecelakaan hampir 94%. Mobil listrik komponennya hanya 200-an sementara mobil BBM hampir 2000-an. Pasar asuransi kecelakaan mobil hanya sedikit, tinggal 20-25% saja.
Rem cerdas otonom mengurangi kecelakaan sebesar 25-45%. Taksi tanpa pengemudi. Uber memulai uji coba taksi tanpa pengemudi pada tahun 2017 yang lalu, sekitar 1,5 juta pengemudi taksi akan kehilangan pekerjaan, demikian juga dengan sopir pribadi.
Truk dan bus tanpa pengemudi. Daimler mendapat persetujuan untuk menjalankan truk tanpa pengemudi di jalan umum pada tahun 2015. Volvo akan dapat mengomersilkan truk tanpa pengemudi sebentar lagi.
Mobil tanpa pengemudi segera dikomersialisasikan secara penuh. Di AS 1,6 juta sopir truk akan kehilangan pekerjaannya. Navya dari Perancis mulai uji coba mengoperasikan bus tanpa sopir. Department store tutup.
Drone akan menggantikan petugas pengiriman. Uji coba drone milik Amazon terbang sejauh 5 mil (sekitar 8 km) untuk mengantarkan pesanan tahun 2017. Butuh waktu 13 menit dari pesanan hingga pengiriman. Apakah masih perlu Bahasa asing.
Setelah ditemukan alat translater beragam Bahasa. Bahkan dokter dan pengacara pun akan digantikan mesin. Firma hukum AS BakerHostetler menyewa AI yang disebut 'Rose' untuk menangani kasus-kasus kepailitan.
MD Anderson Cancer Centre memperkerjakan IBM AI Watson. Akurasinya sekitar 96%. Pembelajaran dengan moxed reality. Secara singkat dapat disibut rise of the machines. Sedang terjadi digital world war,” ujar Dr. Heri Setiawan, S.T., M.T., IPM, Dosen Tetap Prodi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi – UKMC dalam acara IT Corner (11/05/2021).
Teknologi digital menyebarkan ekonomi digital yang merupakan perpaduan antara ICT dan digital media and content. Stay @home economy juga berdampak pada the fall & the rise ekonomi.
Ada sekitar 47% pekerjaan yang berisiko untuk diotomatisasikan pada 20 tahun mendatang (World Economic Forum, 2016).
Ada 133 juta pekerjaan jenis baru dengan 10 besarnya adalah; analisis data & ilmuwan, AI dan spesialis mesin pembelajaran, manajer umum dan operasi, analisis dan pengembang aplikasi dan perangkat lunak, professional penjualan dan pemasaran, spesialis big data, spesialis transformasi digital, spesialis teknologi baru, spesialis pengembangan organisasional, dan layanan teknologi informasi.
Dan ada 75 juta jenis pekerjaan yang terdisrupsi. Sepuluh besar jenis pekerjaan yang akan hilang, yaitu; staf entry data, staf akuntan-pembukuan-pembayaran, sekretaris eksekutif dan administratsi, pabrik perakitan pabrik, pekerja layanan jasa dan klien informasi, manajer administrasi dan layanan bisnis, akuntan dan auditor, staf pencatat stok bahan baku, manajer umum dan operasi, dan staf layanan pos.
Sedangkan filosofis dan asal-usul Society 5.0 adalah inisiasi dari Japan Business Federation yang dimasukkan dalam rencana 5 tahunan untuk promosi Science and Technology (5th Science and technology Basic Plan).
Rencana ini dipergunakan oleh oleh pemerintah Jepang untuk mendorong science and technology innovation policy dengan membentuk Council for Science, Technology and Innovation.
Rencana dasar ini menjadi blueprint bagi pemerintah, akademisi, industri dan masyarakat untuk mengupayakan agar Jepang menjadi negara yang paling tepat untuk inovasi. Apa yang dimaksud dengan Society 5.0.
Masyarakat yang baru di mana inovasi science dan technology mengarahkan kehidupan masyarakat dalam mencapai keseimbangan di antara pertumbuhan ekonomi dan penyelesaian persoalan sosial Masyarakat yang super-smart dan makmur di mana cyber space dan physical space terintegrasi dengan erat.
Masyarakat yang kehidupannya berpusat pada manusia (human centered society) di mana setiap orang memiliki quality of life yang tinggi, serta hidup dengan nyaman dan penuh vitalitas.
Adaptasi atas disrupsi dari beragam sektor akibat Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 belum;ah tuntas, datanglah the deadly “Thanos” Covid-19. Sehingga semuanya harus mampu melakukan perubahan secara cepat, siap tau tidak siap. Ada 4 perubahan besar perilaku konsumen sebagai dampak dari pandemi Covid-19, yaitu; stay @ home, empathic society, go virtual, dan bottom of the pyramid.
Membangun SDM yang kreatif-inovatif dengan transformasi modal SDM Industri 4.0 dari high skilled technical (engineer) menuju SDM industri 4.0 dengan high skilled innovator (creator).
SDM dari mid skilled (technician) menuju SDM mid skilled (specialist) dan low skilled (operator) menuju low skilled operator (robot/mekatronika dan otomasi).
Upaya membangun dan kreasi SDM lainnya adalah dengan high skilled innovator dengan digital culture. Elemen digital culture, antara lain yaitu:
1) agility (kemampuan untuk terus bertranformasi dan bereksperimen. Agility merupakan kemampuan yang dibangun secara terus-menerus agar mampu merespon perubahan dengan tangkas, efektif, tepat waktu, dan berkelanjutan dalam menjalankan bisnis),
2) innovation (kemampuan untuk berinovasi),
3) creativity (kemampuan untuk berkreasi),
4) anticipatory (kemampuan untuk menganntisipasi dan bertindak cepat dalam keadaan mendesak),
5) experimental (kemauan untuk mencari dan mencoba sesuatu yang baru),
6) open mindset (tersedianya informasi dan kebebasan untuk berkomunikasi, dan
7) networking (pengembangan jaringan hubungan antara semua pemamgku kepentingan perusahaan).
SDM kreatif-inovatif yang responsif terhadap Revolusi Industri 4.0, Society 5.0 dan pandemi Covid-19 adalah SDM yang siap berubah ke era new normal new life style, SDM yang memiliki digital native dengan ciri;
1) kebebasan, menolak terkekang,
2) bermian, bukan hanya bekerja,
3) ekspresif, tidak hanya reseptif,
4) cepat, enggan menunggu,
5) mencari, bukan menunggu instruksi,
6) unggah, bukan hanya unduh,
7) interaktif, bukan komunikasi searah, dan
8) berkolaborasi, tidak hanya berkompetisi.
SDM juga harus memiliki cara beraktivitas yang berubah. Dari bekerja 9-5 menjadi bekerja setiap waktu, bekerja di kantor perusahaan ke bekerja di mana saja, menggunakan peralatan perusahaan ke menggunakan beragam alat, fokus pada input ke fokus pada output, tingkat jenjang organisasi ke membuat jenjang sendiri, kerja sesuai dengan rencana ke kerja kustomisasi, menyimpan informasi ke menyebarkan informasi, tanpa suara ke menjadi pemimpin, mengirim email ke mengirim teknologi kolaborasi, fokus pada pengetahuan ke fokus pada pembelajaran adaptif, dan pengajaran dan pembelajaran organisasional ke pengajaran dan pembelajaran secara demokratis. Skill penting dalam menghadapi era digital, yaitu:
a) commnunication skill, especially social media communication skills, b) ability to learn self-regulated, to get your job done, c) social intelligence, taking responsibility and building virtually, d) ability to collaborate, face to face as well as virtually, e) being flexible, in taking on tasks or solving problem, f) critical thinking skills to identity needs and find appropriate solutions apart from the standard, g) digital skill, embedded within the knowledge domain of the task in question, dan h) knowledge management, how to find, evaluate, analyze apply and share information, within a particular context (Webinar Series FT-UNLA, 2021)
SDM kreatif-inovatif juga harus responsif terhadap delapan area perubahan yang terjadi, yaitu; kemampuan komputasi, kecepatan komunikasi, kapasitas penyimpanan data, sensor, cetak 3 dimensi, kecerdasan buatan, neuro-bioteknologi dan nano-teknologi. Semua hal tersebut di atas “memaksa” perubahan gaya hidup, dan menjadi tantangan global-nasional,
Kemajuan sebuah negara juga salah satunya ditentukan oleh kualitas pendidikan. Perkembangan IT IT masa depan yang semakin pesat juga berdampak pada perubahan tata kelola sektor pendidikan.
Lanskap digital dan revolusi teknologi memerlukan strategi pendidikan baru. Dalam perspektif pendidikan tinggi guna menghasilkan dan membangun SDM yang kreatif-inovatif dibutuhkan perubahan ketatakelolaan universitas, menjadi university innovation (Christensen, CM, 2020) yang berciri sebagai berikut;
1) open up lesson,
2) think outside classroom box,
3) get personal,
4) tap into student’ digital expertise,
5) get real with projects,
6) help students to be teachers,
7) help teachers to be students,
8) measure what matters,
9) work with families, not just students, dan
10) empower students.
Perubahan mindset pendidikan kita dalam hal membentuk mental pegawai, semakin lama bersekolah malah semakin mudah menganggur, tidak mandiri, menghargai anak-anak pintar bukan anak-anak yang berani dan kreatif.
Padahal untuk membangun kemandirian yang dibutuhkan adalah keberanian melakukan kesalahan-kesalahan/kegagalan, perlu meng-install nyali.
Penyakit menular yang paling berbahaya di Indonesia adalah mentalitas pegawai (khususnya bercita-cita menjadi PNS/ASN) yang dibenihkan sejak di sekolah-sekolah hingga di pelosok pedesaan.
Mental pegawai mestinya berubah untuk berani hijrah ke mental merdeka, mandiri, sehat, dan produktif.
Dengan demikian mendorong prosentase jumlah entrepreneur Indonesia yang berujung pada peningkatan kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia. Semoga.
Penulis: Dr. Heri Setiawan, S.T., M.T., IPM
0 Komentar